Connect with us

Hukum

4 Pelaku Bawa & Buat Senpi Rakitan Dibekuk di Dua Lokasi, Polisi Dalami Pemesan

Published

on

AMBON,DM.COM,-Aparat Kepolisian berhasil menangkap pembawa dan pembuat Senjata api (Senpi) rakitan didua lokasi berbeda di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dan Kota Ambon.

Pembawa Senpi dan aminisi ditangkap di Negeri Salifuru, Kecamatan Waipia, Kabupaten Malteng, 5 Juni 2025.

Sementara pembuat Senpi rakitan ditangkap Polisi di Hatiwe Besar, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, 30 Mei 2025.

Para pembawa Senpi Rakitan sebanyak tiga orang berhasil ditangkap Aparat Kepolisian Resor Malteng dengan membawa Senpi dan amunisi.

Mereka yang dibekuk berinisial B.M (54), pegawai Taman Nasional Manusela, beserta dua petani berinisial R.S (51) dan S.M (44). Tiga warga negeri Masihulan ini diamankan setelah tim penyelidik menghentikan mobil Avanza DE 1848 B di Negeri Sifluru Kecamatah Waipia, Kabupaten Maluku Tengah.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. Areis Aminnulla, S.I.K., M.H, mengungkapkan, penggerebekan terhadap ketiga pelaku berawal saat Kapolres Maluku Tengah, AKBP. Hardi M.K, S.I.K., M.H mendapatkan informasi dari masyarakat.

“Informasi yang didapatkan bahwa akan dilakukan pengiriman senapan dan amunisi menggunakan mobil avanza warna silfer pada hari Kamis, 5 Juni 2025,” kata Kombes Areis, melalui keterangan tertulis yang diterima DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (21/6/2025).

Mendapatkan info itu, Kapolres langsung memerintahkan Kasat Reskrim, Rendie Rienaldy, S.I.K., M.H untuk melakukan penyelidikan.

“Dan pada pukul 18.30 Wit tepatnya di Negeri Sifluru tim memberhentikan kendaraan yang dicurigai berdasarkan informasi yang diperoleh,” ungkapnya.

Saat mobil diberhentikan, tim Reskrim Polres Malteng kemudian melakukan pemeriksaan dan penggeledahan. Ditemukan lima penumpang di dalam mobil termasuk sopirnya. Mereka kemudian diarahkan ke Markas Polsek Waipia untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Hasil pemeriksaan diperoleh fakta bahwa ketiga (3) pelaku tersebut membawa senjata api dan amunisi,” ungkapnya.

Ketiga warga itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951 Jo Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal 56 KUHP.

“Ketiga tersangka saat ini telah diamankan di rutan Polda Maluku, Karena kasus tersebut dilimpahkan penyidikannya ke Ditreskrimum Polda Maluku dan saat Tim penyidik sementara melengkapi berkas perkara tersebut,” jelasnya.

Selain para tersangka, tim penyidik juga mengamankan sejumlah barang bukti dari tangan mereka. Di antaranya:

  1. 1 unit mobil avansa nomor polisi DE 1848 B
  2. 2 pucuk senjata api rakitan.
  3. 1 pucuk senjata tabung lengkap dengan tele merk monser warna hitam.
  4. 1 buah STNK atas nama tersangka S.M.
  5. 1 buah pompa tabung.
  6. 36 butir amunisi.
  7. 1 butir selongsong amunisi.
  8. 27 butir amunisi senjata tabung.
  9. 1 buah handphone merk vivo.

Sementara itu, pembuat Senpi rakitan ditangkap aparat Kepolisian dari Direktorat Reskrimum Polda Maluku bekerjasama dengan Densus 88 Anti Teror Polri berhasil menangkap pembuat senjata api (senpi) rakitan berinisial MSP, 44 Tahun.

Warga Desa Rumahkay, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) ini diringkus di tempat domisili sementara yang berada di Negeri Hative Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Saat penggerebekan, tim berhasil mengamankan senpi organik dan senpi rakitan beserta ratusan butir amunis dan barang bukti lainnya.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. Areis Aminnulla, S.IK., M.H, mengungkapkan, pengungkapan kasus dugaan menguasai senpi dan peluru organik atau pembuatan senpi rakitan ini berawal setelah tim Ditreskrimum Polda Maluku mendapatkan informasi terkait aktivitas tersebut.

“Jadi ketika anggota mendapatkan informasi kalau tersangka sedang membuat senpi, tim lalu melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap yang bersangkutan pada 30 Mei 2025,” ungkap Kombes Areis, Senin (16/5/2025).

Berdasarkan pemeriksaan, terlapor mengakui telah menerima pembayaran pemesanan senpi rakitan melalui transfer bank sebesar Rp14 juta.

“Terlapor mengaku telah menerima pesanan untuk membuat senpi rakitan laras panjang sebanyak empat (4) pucuk,” katanya.

Menurut MSP, kata Kombes Areis, senpi pesanan yang dibuat belum sempat dikirim kepada pembeli. “Senpi rakitan pesanan tersebut belum ada yang diserahkan kepada pemesan,” ujarnya.

MSP telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia disangkakan dengan Pasal 1 ayat 1 UU Darurat No 12 tahun 1951 jo Pasal 55 jo 56 KUHP.

“Yang bersangkutan sudah diamankan di rutan Polda Maluku. Kasus ini masih terus dikembangkan. Dan saat ini berkas perkara Tersangka sementara dirampungkan,” tutup Kombes Areis.

Barang bukti yang berhasil diamankan yaitu:

  1. 119 butir amunisi
  2. 5 pucuk Senpi Rakitan
  3. 10 buah magazine
  4. 4 bh popor rakitan
  5. 1 box tempat peluru.(DM-04)
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *