Kesehatan
54 Kasus Baru, 1.669 Orang Terpapar Covid-19

DINAMIKAMALUKU, AMBON-Penyebaran pandemi Covid-19 di Maluku, terus meningkat tajam. Kota Ambon, dilaporkan menempati posisi teratas penyumbang pasien virus mematikan itu.
Sesuai data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, yang dirilis Minggu (23/8) terdapat penambahan 54 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Maluku, sehingga total kasus mencapai angka 1.669 kasus dari sebelumnya 1.615 kasus.
Sebanyak 54 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, yakni 35 orang di kota Ambon, 1 orang dari kabupaten Maluku Tengah (Malteng), 5 orang dari kabupaten Maluku Tenggara (Malra), dan 13 orang dari Kota Tual.
Sementara pasien Covid-19 dalam perawatan terdapat penambahan 54 kasus, sehingga menjadi 641 kasus dari 587 kasus.
Sedangkan total kesembuhan mencapai 997 kasus. Dan meninggal 31 kasus.
PDP turun satu kasus sehingga berjumlah 80 kasus dari sebelumnya 81 kasus. Dengan rincian 77 orang dari Kota Ambon dan 3 orang dari Kabupaten
Maluku Tengah (Malteng). Sedangkan ODP 395 kasus dengan
rincian 384 orang dari Kota Ambon dan 11 orang dari Kabupaten
Maluku Tengah (Malteng).
PENGARUHI EKONOMI
Sementara itu, Wakil Wali Kota Ambon, Syarief Hadler, mengaku wabah Covid-19 yang saat ini masih melanda Maluku dan khususnya Kota Ambon, selain mempengaruhi aspek kesehatan, berpengaruh pada aspek ekonomi.
Pasalnya, roda perekonomian di kota ini semakin menurun. Meski begitu, Pemkot Ambon, terus berupaya memperhatikan masyarakat lewat jaring pengaman sosial berupa pembagian sembako maupun bantuan tunai lainnya.
“Hingga kini lebih dari 2 per 3 jumlah penduduk atau sekitar 50 ribu jiwa yang dibantu oleh pemkot. Namun masih saja masyarakat tidak mematuhi anjuran pemerintah,” tandas Hadler, Sabtu (22/8)
Berpengaruhnya aspek ekonomi akibat pandemi ini, bukan saja dirasakan di Maluku dan Indonesia saja, namun seluruh dunia merasakan hal yang sama.
“Pemkot telah berupaya untuk melakukan sosialisasi, eduksi serta meyakinkan masyarakat, bahwa covid bukanlah rekayasa, bukanlah ajang bisnis, namun virus ini dapat mengancam siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial,”ingatnya. (DM-01)
