Connect with us

Politik

Lagi, Tim Kampanye CRISTAL Dikecam, Siamiloy : Jangan Terbarkan Kebencian

Published

on

AMBON,DM.COM,-Tim kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Hendrik Cristian-Hengki Pelata, kembali dikecam.

Sebelumnya, salah satu tim kampanye Paslon nomor urut satu, Ismail Lakuteru, dikecam soal orasinya di Dusun Siota, Kecamatan Moa soal orang Moa tidak diperhatikan termasuk dirinya, padahal Lakuteru pengusaha BBM itu menjual Pertalite dan Pertamax dengan harga selangit, sehingga Pemda setempat memberikan ijin kepada pengusaha lain yang menjual BBM dengan harga murah.

Kali ini, kampanye Cristian-Pelata di Desa Tounwawan, Kecamatan Moa, beberapa waktu lalu, menuai kecaman dari salah satu tokoh masyarakat Tounwawan, Herman Similoy.

Sebab, dalam kampanye itu mereka membawa nama mantan Sekda MBD, Alfons Siamiloy, yang juga putra Tounwawan. Alfons saat ini mendekam di penjara karena divonis bersalah melakukan tindak pidana korupsi SPPD fiktif di Pemkab MBD.

“Saya meminta agar para Jurkam dari pasangan calon nomor urut 1 berhenti membawa nama Alfons Siamiloy dalam materi kampanye. Kami keluarga sangat keberatan atas tindakan ini, “kata Siamiloy, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (5/10/2024), seraya mengaku, pihak keluarga mendengar dan menonton video kampanye di Tounwawan, 27 September 2024 lalu.

Dia mengaku,,rekaman video itu sejumlah Jurkam seperti Adolf Saleki, Semuel Letelai, Wesli Yokteri, Ismael Lakuteru, lebih banyak membicarakan Alfons Siamiloy. “Mestinya, menawarkan program kerja, visi, atau misi calon Bupati dan Wakil Bupati. Jangan menonjolkan dendam pribadi dan tidak beretika,”ingatnya.

“Kampanye harusnya fokus pada visi dan misi, bukan menyebarkan kebencian dan dendam pribadi. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Para jurkam tampil arogan dan tidak menunjukkan contoh yang baik di depan masyarakat Desa Tounwawan,” ujar Herman.

Ia juga meminta pasangan calon Hendrik Christian dan Hengky Pelata untuk memberikan pemahaman kepada tim kampanye mereka mengenai etika kampanye yang sesuai regulasi.

Sementara itu, seorang keluarga dekat Alfons Siamiloy yang enggan disebut namanya mengungkapkan kegeramannya terhadap gaya kampanye yang dianggap tidak bermoral dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.

“Kami di Desa Tounwawan hidup dengan kebersamaan, meskipun dengan keterbatasan. Kami berharap kampanye bisa menjadi sarana edukasi politik, bukan tempat untuk menyebarkan kebencian. Jangan bawa isu dendam dan iri hati ke desa kami yang selalu menjunjung tinggi persaudaraan dan adat istiadat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat Desa Tounwawan hidup dalam nilai-nilai adat istiadat yang penuh etika dan kedamaian, atau yang biasa disebut Syoli Lieta, dan berharap kampanye yang dilaksanakan ke depannya bisa lebih bermartabat.“Jangan datang dan menebar kebencian di desa yang penuh dengan nilai persaudaraan ini,” pungkasnya.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *