Connect with us

Politik

Ini Sejumlah Permasalahan & Isu Strategis Paslon 2M Bangun Maluku Maju

Published

on

AMBON,DM.COM,-Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Murad Ismail-Michael Wattimena, telah mendeteksi sejumlah permasalahan dan isu strategis yang akan di selesaikan, jika Murad dan Michael yang diakronim 2M itu terpilih nemimpin Maluku, lima tahun kedepan.

Sejumlah permasalahan dan isu strategis ini dapat diselesaikan sesuai visi
“Maluku Maju, Berbudaya, Berdaya Saing, Inklusif dan Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya Kepulauan.” Sementara misi,
Maluku Bakukele Maju Bertransformasi 2025 – 2029.”

Sejumlah Permasalahan yang dideteksi Paslon nomor urut 2 ini, yakni Pembangunan sosial,,Pembangunan ekonomi hijau/biru, TIK, IPTEK dan Inovasi, Kemandirian pangan lokal, Lingkungan hidup dan kebencanaan, Tata Kelola dan kepemimpinan, Kondusifitas keamanan dan ketahanan sosial budaya, Sarana-prasarana/infrastruktur, dan Keberlanjutan dan kesinambungan pembangunan.

Lantas, apa yang dilakukan terkait pembangunan sosial Paslon 2M yang diusing koalisi Parpol yang dinamakan “Maluku Maju” itu adalah
Pembangunan bidang kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial.

“Kedepanan akan menjadi perhatian penting. Nilai daya saing Sumber Daya Manusia perlu ditingkatkan semaksimal mungkin agar berbagai potensi sumber daya alam yang miliki daerah ini dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga tingkat pendapat per kapita masyarakat Maluku dapat ditingkatkan menjadi diatas upper midlle income,”kata 2M, melalui visi dan misi yang diterima DINAMIKAMALUKU.COM, Minggu (6/10/2024).

Pembangunan sosial juga bagian dari usaha untuk menaikan usia harapan hidup, menurunkan angka kematian anak dan
ibu serta mendurong angka partisipasi pendidikan dan layanan pendidikan, kesehatan dan sosial yang berkualitas perlu mendapat perhatian.

“Selain itu, angka kemiskinan dan stunting yang masih tinggi perlu mendapat perhatian melalui kegiatan perlindungan sosial yang konprehensif dan adaptif serta
jangkauannya perlu diperluas ke seluruh pelosok daerah. Pembangunan sosial perlu dilaksanakan dalam bentuk transformasi sosial,”jelas 2M.

Terkait, Pembangunan Ekonomi Hijau/Biru, disebut Selaras dengan pembangunan nasional yang telah dicanangkan dalam RPJPN 2025 –
2045 bahwa kedepan pembangunan ekonomi hijau perlu mendapat perhatian penting.

“Untuk Maluku, menggalakan pembangunan ekonomi hijau dan biru menjadi satu keharusan, karena saat ini pendekatan tersebut masih sangat terbatas, sehingga jika tidak dilakukan secara dini akan berpotensi merusak sumber daya alam darat dan laut
serta ekosistem secara keseluruhan,”sebut 2M.

Soal, TIK, IPTEK dan Inovasi, 2M mengakui, bahwa permasalahan teknologi informasi dan komunikasi di Provinsi Maluku, masih perlu terus mendapat perhatian. Masih terdapat cukup banyak area perdesaan yang masih sulit mendapat akses TIK.

Selain itu, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendorong pembangunan ekonomi masih sangat terbatas sehingga hal ini juga berpengaruh pada penguatan daya saing daerah.

“Kedepan hilirasis SDA pertanian/perkebunan, kelautan dan pemanfaatan potensi pariwisata perlu diintensifkan agar nilai tambah yang diperoleh bisa maksimal. Pengembangan since
park dan techno park didukungan dengan pemanfaatan IPTEK disektor ini perlu
dilakukan,”papar 2M.

Tak hanya itu, Paslon yang diusung PAN, Demokrat, PKB, PKS, Golkar, Ummat, dan PBB, Kemandirian Pangan Lokal
Berdasarkan data yang tersaji bahwa privalensi ketidak cukupan pangan
Maluku cukup tinggi, yaitu seputar 30 persen.

“Ini menjadi permasalahan yang perlu
diselesaikan kedepan melalui pendekatan peningkatan produksi pangan lokal. TPID
akan menjadi bagian terdepan dalam merumuskan langka-langka peningkatan neraca pangan yang komprehensif, mulai dari koordinasi dan komunikasi untuk sub sistem produksi, sub sistem stok, neraca kebutuhan, sub sistem distribusi, sub sistem. Kerjasama Antar Daerah, satgas pangan, operasi pasar dan lainnya,”papar 2M.

Persoalan lingkungan Hidup dan Kebencanaan menjadi perhatian serous 2M. Sebab, Lingkungan hidup masih menjadi permasalahan yang perlu terus dibenahi, erosi, lonsor, kerusakan ekosistem darat dan laut masih terus terjadi.

“Pencemaran lingkungan akibat sampah dan limba juga masih tinggi, diperlukan penanganan yang konprehensif dengan melibatkan semua stakeholder dan semua lapisan masyarakat. Selain itu Maluku termasuk wilayah yang dikategorikan rawan bencana gempah bumi, abrasi pantai dan lainnya. Untuk itu, kedepan ini perlu mendapat perhatian penting,”jelas 2M.

Begitu juga dengan Tata Kelola dan Kepemimpinan. Sebab, Pelaksanaan Good Givernment di Pemda Provinsi Maluku belum berjalan secara
maksimal. Untuk itu, 2M menilai, tata kelola pemerintahan perlu terus diperkuat.

“Pemanfaatan teknonogi digitalisasi untuk memperkuat jalannya roda pemerintahan perlu dimasifkan. Untuk itu berbagai sistem aplikasi yang diperlukan akan disiapkan secara optimal, berbagai regulasi akan dinormalisasikan serta pimpinan instansi/lembaga perlu ditingkatkan responsifnya serta kelicahan dalam berdiplomasi,”beber 2M.

Tak hanya itu, Kondusifitas Keamanan, Ketahanan Sosial dan Budaya
Keamanan Maluku, 2M memandang, masih perlu mendapat perhatian untuk dijaga dengan baik,sehingga bisa tercipat iklim yang kondusif untuk menumbuhkan ekosistem ekonomi diberbagai aspek, terutama investasi dibidang perikanan, perkebunan, pariwisata dan pertambangan serta sektor jasa.

” Ketahanan sosial masih perlu terus ditingkatkan dan pemanfaatan budaya lokal dalam berbagai aspek pembangunan perlu dilakukan,”terang 2M.

Soal, Sarana-Prasarana/Infrastruktur
Maluku masih membutuhkan sarana-prasarana/infrastruktur di bidang sosial dan ekonomi. Peningkatan kualitas layanan sosial perlu didukung dengan ketersedian infrastruktur yang juga berkualitas, demikian halnya untuk layanan dibidang ekonomi.

“Kebutuhan fnfrastruktur untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas wilayah masih sangat dibutukan, sentra-sentra produksi perlu mendapat perhatian, demikian pula akses untuk daerah yang tergolong 3 T serta usaha untuk menurunkan cost distribusi yang didaerah Maluku masih tergolong tinggi,”tandas 2M.

Sementara, Keberlanjutan dan Kesinambungan Pembangunan
Pembangunan Maluku harus berkelanjutan dan berkesinambungan, setiap investasi pembangunan yang telah dilakukan perlu dilanjutkan.

“Untuk itu kerjasama dengan
daerah Kabupaten/Kota perlu ditingkatkan. Usaha untuk menintegrasikan dan mensinkronkan pembangunan dengan dukungan sharing pembiayaan perlu dilakukan melalui mekanisme koordinasi dan komunikasi serta diimplementasikan dalam
kegiatan perencanaan dan penganggaran yang secara reguler mekamnismenya sudah tersedia,”ujar 2M.

Untuk itu, lanjut 2M, berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka melalui analisis yang mendalam
diperoleh isu strategis pembangunan Maluku yang perlu ditangani kedepan, terutama periode 5 tahun, 2025 – 2029 .

“Sedangkan isu strategis adalah, Tingkat perekonomian daerah rendah, SDM berdaya saaing terbatas, Infrastruktur dan literasi digital rendah, Pelestarian budaya belum optimal dan potensi instabilitas sosial, Masih rendahnya tingkat kemandirian pangan daerah, IPTEKIN dan riset lemah, Kemitraan dalam pembangunan belum optimal, dan Resiko bencana, ancaman perubahan iklim dan kerentanan daya dukung wilayah,”rinci 2M.

Soal, Tingkat perekonomian daerah masih rendah, demikian pula SDM berdaya saing
terbatas, untuk itu isu ini perlu diselesaikan melalui pelaksanaan transformasi ekonomi yang didukung pelaksanaan transformasi sosial yang merata dan adaptif,”tegas 2M.

Penyelesaian kedua isu tersebut perlu diperkuat melalui penyelesaian isu infrastruktur dan literasi digital yang masih tergolong rendah. Pelaksanaannya kedepan perlu dilandaskan pada usaha untuk mewujudkan pembangunan wilayah yang merata dan berkeadilan.

“Isu pelestarian budaya belum optimal dan potensi intabilitas sosial serta isu masih
rendahnya tingkat kemandirian pangan daerah perlu terus di perkuat karena
penyelesaian isu ini akan memperkuat landasan transformasi pembangunan Maluku, yaitu terkait dengan usaha untuk mewujudkan ketahan sosial, budaya dan ekologi,”tekan 2M.

Terkait Isu IPTEKIN dan riset lemah serta isu kemitraan dalam pembangunan, 2M mengakui, belum optimal merupakan isu penting yang juga perlu diselesaikan karena isu tersebut selain sangat
berpengaruh dalam mendukung pembangunan hilirisasi sumber daya alam, juga secara keseluruhan mempengaruhi kegiatan kerjasama investasi dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah.

“Disadari bahwa Maluku merupakan daerah yang tergolong rawan bencana alam, untuk itu, isu resiko bencana, ancaman perubahan iklim dan kerentanan daya dukung wilayah menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan penanganannya. Penyelesaian isu-isu ini menjadi landasan penting untuk mewujudkan ketahan ekologi
yang menjamin kerangka pelaksanaan pembangunan Maluku yang
berkesinambungan,”pungkas 2M.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *