Parlemen
Naikan Tiket Kapal Cepat Tulehu-Amahai, DPRD Maluku Segera Panggil Bos Siong

AMBON,DM.COM,-Kebijakan bos PT Pelayaran Dharma Indah, Jhony de Queljue akrab disapa Siong, menaikan tiket kapal cepat dari Tulehu ke Amahai pulang pergi, meresahkan warga di Kabupaten Maluku Tengah.Sebab, kenaikan tiket kapal cepat sangat memberatkan.
Kenaikan tiket kapal cepat ini seiring dengan adanya penambahan satu armada baruyaitu KM Expres Cantika 08 yang memiliki berbagai fasilitas premium seperti ruang kelas VIP berkapasitas 252, VVIP 124 penumpang.
“Kami akan undang yang bersangkutan (bos PT Pelayaran Dharma Indah) atau turun langsung ke lapangan,”kata anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Rofik Afifudin, kepada awak media, Selasa (4/2/2025).
Adapun tarif yang ditetapkan untuk kapal yang memiliki bobot 392 gross tonage, untuk kelas VIP Rp330 ribu, sedangkan kelas VVIP Rp355 ribu.
Meski begitu, Afifudin mengaku, pihaknya telah mendapat informasi kenaikan tiket kapal cepat. Hanya saja, ia belum mengambil sikap, dikarenakan belum mengetahui pasti kenaikan tarif dikarenakan faktor apa saja.
Sebab, politikus PPP ini menilai kenaikan harga tarif kapal cepat, disebabkan karena adanya monopoli dalam pelayaran, khususnya rute Amahai-Tulehu PP.
“Saya kira sudah mulai ada jejak monopoli disana, itu yang kemudian pengusaha tersebut semena-mena dalam penetapan harga, waktu bahkan penjualan tiket diluar pelabuhan. Itu yang tidak boleh terjadi, kami sudah identifikasi,”ungkapnya.
Terlepas hal tersebut, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan PT Pelayaran Dharma Indah, sehingga ada kebijakan dalam meringankan beban masyarakat.
“Intinya apakah waktu dia keluar bersamaan tidak dengan kapal reguler. Nanti kita lihat, sekalipun VVIP dan VIP sebagainya tapi itu terlalu mahal. berapa sih daya beli, kemampuan masyarakat. Apakah kapal hanya dinikmati oleh orang-orang elit beruang saja.
” Pointnya kalau dia merubah waktu biasa operasinya itu tidak bisa, tetapi kalau misalnya waktu tempuh biasa yang kapal reguler/ekonomi dia tetap jalan, ya terserah. Karena kalau dia rubah maka masyarakat tidak punya pilihan, dia harus tetap naik kapal yang mahal itu,”pungkasnya.(DM-04)
