Pendidikan
Rektor Unpatti : Saat Ini Kita Miliki 90 Guru Besar Aktif

AMBON, DM.COM,-Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd mengatakan, saat ini perguruan tinggi yang dipimpinya memiliki 90 guru besar aktif dari total 116 guru besar yang pernah dihasilkan.
“Termasuk yang telah pensiun maupun meninggal dunia. Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan lahirnya guru besar baru di berbagai bidang kepakaran,”kata Rektor, ketika mengukuhkan lima Guru Besar di auditorium Unpatti, Senin (11/8/2025).
Untuk itu, Rektor berharap, para guru besar diminta untuk menunjukkan keahlian sesuai bidang masing-masing, sehingga kontribusinya dapat dirasakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan universitas.
Rektor menegaskan bahwa kelima guru besar yang baru dikukuhkan diharuskan terus meningkatkan kualitas diri serta memberikan kontribusi aktif sesuai bidang kepakaran masing-masing, guna mendukung pengembangan institusi secara berkelanjutan.
Karenanya, Rektor berharap, pengukuhan tersebut tidak hanya dimaknai sebagai pemberian gelar, tetapi juga sebagai tanggung jawab moral dan intelektual untuk terus mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan dan penelitian.
Untuk diletahui pengukuhan lima guru besar mengacu pada Surat Keputusan Nomor : 3189/M/KPT.KP/2025 Tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains Dan Teknologi.
Adapun Kelima Profesor yang dikukuhkan dalam acara tersebut yaitu Prof. Dr. Ir. Beni Setha, M.Si, Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Teknologi Pasca Panen Hasil Perikanan, Prof. Dr. Frederika S. Pello, M.Si Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Produktivitas Peraiaran Prof. Dr. Anderson Leonardo Palinussa, S.Pd, M.Pd Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Pendidikan Matematika Dalam Bidang Pendidikan Matematika Realistik, Prof. Dr. Dientje Rumerung, M.S Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Ekonomi Pembangunan Kewilayahan, Prof. Dr.Maria Nindatu, M.Kes Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Parasitologi.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Beni Setha Setha menyoroti pentingnya teknologi biointervensi berbasis senyawa bioaktif daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) untuk mencegah keracunan histamin pada ikan keluarga Scombridae seperti tuna, tongkol, dan cakalang.
Sementara itu, Prof. Frederika S. Pello dalam bidang produktivitas perairan menegaskan bahwa produksi perikanan yang berkelanjutan sangat bergantung pada keberadaan fitoplankton sebagai produsen primer dalam ekosistem laut, di mana keragaman dan kelimpahan fitoplankton mencerminkan tingkat kekayaan hayati dan produktivitas suatu perairan.
Selanjutnya, Prof. Anderson Leonardo Palinussa pada bidang pendidikan matematika realistis atau Realistic Mathematics Education (RME) memaparkan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa, khususnya di sekolah-sekolah pedesaan seperti di wilayah Maluku.
Kemudian, Prof. Dientje Rumerung dalam bidang ekonomi pembangunan kewilayahan menyoroti bahwa revitalisasi ekonomi wilayah merupakan mesin pendorong utama peningkatan daya saing daerah. Upaya revitalisasi yang komprehensif, sebagaimana diilustrasikan dalam Model Diamond Porter, secara sistematik memperkuat fondasi daya saing yang pada akhirnya menjadi jaminan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Adapun Prof. Maria Nindatu dalam bidang parasitologi menekankan pentingnya upaya eliminasi penyakit malaria di daerah kepulauan Maluku sebagai langkah menuju target bebas malaria pada tahun 2030.(DM-04)
