Parlemen
Keracunan Massal MBG, Watubun Minta Presiden Prabowo Turun Tangan Evaluasi

AMBON,DM.COM,-Program Makan Bergizi Gratis atau MBG, adalah salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Setidaknya, dengan program ini, mengatasi masalah gizi buruk, stunting, serta mengatasi ketidakmerataan akses pangan dikalangan anak sekolah.
Namun, mirisnya implementasi MBG bukan menjadi kebanggaan, namun justeru menjadi malapetaka dikalangan siswa di sejumlah daerah di Indonesia.
Buktinya, sejak diluncurkan medio Januari 2025 hingga medio September 2025, tercatat sekitar 5.360 siswa di sejumlah provinsi menjadi korban keracunan MBG yang biasa dibanggakan Presiden Prabowo.
Tak hanya itu, di Provinsi Maluku, misalnya setelah puluhan siswa mengalami keracunan di Kabupaten Maluku Barat Daya, hal yang sama dialami oleh sejumlah siswa di Kota Tual. Terakhir, sejumlah siswa di Desa Passo, Kota Ambon, juga mengalami hal yang sama karena makanan yang disajikan diduga tidak lagi higienis.
Terhadap masalah itu, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur George Watubun, angkat bicara terkait seringnya siswa mengalami keracunan MBG. Ketua DPD PDIP Provinsi Maluku ini justeru meminta Presiden Prabowo, tidak tinggal diam menyikapi persoalan ini.
“Saya meminta Presiden Prabowo Subianto agar segera mengambil langkah revolusioner mengevaluasi dan memperbaiki implementasi program MBG,”tegas Watubun, kepada awak media di kantor DPRD Provinsi Maluku, Senin (22/9/2025).
Dia mengaku, selama ini lebih dari 5 ribu siswa mengalami keracunan. “Itu sangat fatal bagi pembangunan bangsa. Makanan ini harus sehat memenuhi 5 sehat 5 sempurna. Supaya generasi ini menjadi generasi yang cerdas dan hebat-hebat,”harapnya.
Ia membayangkan, jika siswa kena racun sekolah atau orang tua mewanti-want anaknya agar tidak boleh lagi makan makanan bergizi. “Bayangkan begitu kamuflase makanan bergizi itu. Programnya bagus, tapi implementasinya tidak bagus,”kesalnya.
Wakil rakyat dari dapil Tual, Malra, dan Aru ini curiga pihak yang menangani dapur tangani di berbagai wilayah, sehingga tidak memperhatikan kualitas makanan, akibatnya yang menjadi korban adalah anak-anak. “Saya minta Presiden evaluasi program ini dari aspek penyaluranya. Kalau Presiden mempertahankan karena visinya, tapi jangan karena visinya dibelokan menjadi racun,”pungkasnya.(DM-04)
