Ragam
Mubes II IKAPATI Tegaskan Peran Alumni Menyongsong Indonesia Emas 2045
AMBON,DM.COM,-Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Pattimura (DPP IKAPATI) menggelar Musyawarah Besar (Mubes) II di Hotel Santika Ambon, Sabtu (8/11/2025).
Momentum konsolidasi internal organisasi alumni terbesar di Provinsi Maluku itu, dihadiri sejumlah tokoh nasional di antaranya Menteri Pertanian RI (diwakili oleh Direktur Hilirisasi Perkebunan, Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian), Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, serta Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath.
Hadir pula para Bupati, Wakil Bupati dan wali kota, serta Wakil Walikota se-Maluku, pimpinan DPRD, pimpinan perguruan tinggi, serta pengurus DPC IKAPATI dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Panitia Mubes II IKAPATI, Dr. Hanok Mandaku, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini mengusung tema “Meneguhkan Peran Inovasi sebagai qKatalisator SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045.”
Mandaku menegaskan, Mubes kali ini bukan sekadar forum pemilihan ketua baru, tetapi juga wadah konsolidasi gagasan agar alumni Unpatti dapat berkontribusi lebih besar bagi pembangunan daerah dan nasional.
Dia mengatakan, Mubes bukan tentang siapa yang akan memimpin, tetapi bagaimana seluruh alumni bersehati dan bersepakat untuk kemajuan organisasi dan almamater.
Selain persidangan, Mubes juga dirangkaikan dengan pameran produk UMKM alumni serta sejumlah kegiatan pra-Mubes seperti jalan sehat dan seminar bertema “Berdaya Bersama Inovasi Mewujudkan Kemandirian Ekonomi melalui Koperasi dan UMKM.”
Sementara itu, Ketua Umum IKAPATI, Dr Muhammat Marasabessy, ST, SP, M.Tech menyampaikan terima kasih kepada seluruh alumni dan panitia yang telah mempersiapkan kegiatan dengan baik. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai ketua.
“Saya sempat berpikir, mungkin bukan hanya karena MUBES II IKAPATTI, tapi karena Tuhan sedang tersenyum melihat anak-anak Pattimura akhirnya berkumpul lagi,”sebutnya.
Mantan Kadis PUPR Provinsi Maluku imi mengaku, peserta Mubes ada yang datang dari Batam, dari Jakarta, bahkan dari Maluku Utara.
“Kita berkumpul bukan karena tugas, bukan karena paksaan, tapi karena rasa cinta-cinta kepada almamater, cinta kepada Maluku, cinta kepada persaudaraan kita sesama alumni,”terangnya.
“Jadi kalau hari ini kita bicara Mubes, sesungguhnya kita sedang menyusun sejarah kecil tentang bagaimana alumni Universitas Pattimura berdiri tegak untuk membawa perubahan,”katanya.
Mantan Penjabat Bupati Maluku Tengah ini mengaku, Mubes kali ini menandai kebangkitan semangat alumni Unpatti dari berbagai penjuru negeri, kembali ke rumah besar untuk bermusyawarah, menyatukan visi, dan menatap masa depan bersama.
“Dengan penuh rasa hormat, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Menteri Pertanian RI, yang juga Koordinator Presidium HIMPUNI, dalam hal ini di wakil oleh pak Direktur Hilirisasi Perkebunan, pemerintah Daerah Provinsi Maluku serta seluruh tamu kehormatan yang telah hadir di tengah-tengah kita.
Terima kasih juga kepada panitia pelaksana yang telah bekerja tanpa lelah, penuh tanggung jawab, hingga MUBES ini dapat terlaksana dengan baik dan bermartabat,”jelasnya.
Dikatakan, Mubes II IKAPATTI kali ini adalah puncak tertinggi demokrasi organisasi alumni.”Di sinilah seluruh elemen IKAPATTI bersuara, berdiskusi, dan bermusyawarah untuk menentukan arah perjuangan dan kepemimpinan ke depan,”tandas mantan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku itu.
Namun, mantan Pejabat di Kementerian PUPR itu menesgaskan, Mubes bukan sekadar memilih ketua atau pengurus baru. “Lebih dari itu, MUBES adalah ruang refleksi, tempat kita bercermin atas perjalanan yang telah kita lalui, dan menetapkan langkah yang lebih kuat untuk masa depan,”ingatnya.
Marasabessy akrab disapa Pak Matt ini berharap forum ini berjalan dengan tertib, jujur, demokratis, transparan, dan berorientasi pada kemajuan organisasi serta almamater tercinta — Universitas Pattimura.
“Empat tahun perjalanan kepengurusan yang lalu adalah masa penuh ujian.
Kita memulainya di tengah badai pandemi Covid-19. Banyak hal terbatas, tapi semangat kita tidak pernah padam,”bebernya.
“Alhamdulillah, dari situ kita belajar untuk beradaptasi. Kita membangun jejaring alumni lintas daerah — dari Ambon hingga Batam, dari Jakarta hingga Maluku Utara.
Kita melaksanakan berbagai kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat, menanamkan nilai bahwa alumni Unpatti hadir untuk memberi manfaat. Kita mendorong peningkatan SDM dan infrastruktur universitas, agar lulusan Unpatti semakin siap bersaing di tingkat nasional maupun global,”paparnya.
Tak hanya itu, dia mengkaui, pihaknya berupaya aktif dalam isu-isu strategis pembangunan Maluku — di bidang kemaritiman, pendidikan, dan ekonomi daerah.
“Namun saya tidak menutup mata — masih banyak tantangan dan kekurangan yang harus kita benahi. Konsolidasi data alumni, pemerataan peran antar wilayah, dan komunikasi organisasi masih perlu kita kuatkan bersama. Inilah PR besar yang harus kita jawab bersama dalam periode ke depan,”harapnya.
Meski begitu, ia mengajak semua jadikan MUBES II ini sebagai ajang adu gagasan, bukan adu kepentingan. Ajang menyatukan tekad, bukan memperlebar jarak.
“Tinggalkan sekat fakultas, tinggalkan perbedaan pandangan. Kita semua disatukan oleh satu almamater, satu semangat, satu darah Pattimura!,”serunya.
Dia mengigatkan, jabatan bukan tujuan, tetapi amanah untuk mengabdi. Kepemimpinan di IKAPATTI adalah panggilan untuk melayani, bukan untuk dilayani.
“Saya berharap hasil MUBES ini — baik rekomendasi maupun keputusan strategisnya — dapat memperkuat kontribusi IKAPATTI, tidak hanya bagi Universitas Pattimura, tetapi juga untuk kemajuan Maluku dan Indonesia,”tegasnya.
“Saya berdiri di sini bukan untuk berpamitan, tetapi untuk meneguhkan komitmen: bahwa di mana pun saya berada, saya tetap bagian dari keluarga besar ini. Saya akan terus bersama-sama berjuang, mengabdi, dan mendukung IKAPATTI dengan segala kemampuan yang saya punya,”lanjutnya.
Untuk itu, dirinya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus, panitia, dan rekan-rekan alumni yang selama ini telah berjalan bersama saya. Terutama dan sangat utama kepada Rektor Universitas Pattimura, Bapak Prof. Dr. Freddy Leiwakabessy, M.Pd, yang telah banyak membantu program IKAPATTI semenjak beliau menjabat sebagai wakil rektor dalam membantu membenahi dan membentuk cabang-cabang baik, di internal Universitas, Kabupaten kota bahkan di beberapa provinsi: DKI Jakarta, Batam dan Ternate serta serta kegiatan lain.
“Selain itu, secara khusus saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Gubernur Maluku, Bapak Hendrik Lewerissa, SH, LLM. Sejak beliau masih di Senayan sebagai anggota DPR RI, sampai hari ini memimpin Maluku, beliau tidak pernah absen memberi dukungan dan arahan bagi IKAPATTI. Dukungan beliau bukan hanya dalam bentuk bantuan, tapi juga semangat dan kepercayaan yang membuat kami terus melangkah. Untuk itu, atas nama seluruh alumni Universitas Pattimura, kami menyampaikan penghargaan yang tulus dan rasa hormat yang mendalam kepada Bapak Gubernur,”bebernya.
Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy menegaskan bahwa IKAPATI memiliki dasar hukum yang kuat melalui Permendikti Nomor 20 Tahun 2020 yang mengatur organisasi alumni perguruan tinggi.
Ia menilai, kiprah IKAPATI selama ini sangat positif dalam mendukung program pengembangan universitas dan pemberdayaan alumni.
Rektor juga mengapresiasi kerja keras pengurus periode 2021–2025 yang telah melakukan konsolidasi organisasi dan pembentukan DPC di berbagai daerah. Ia menyebut, IKAPATI turut menggagas sejumlah proyek strategis di Universitas Pattimura seperti pembangunan sport center, rumah sakit pendidikan, sistem penyediaan air minum, hingga perumahan dosen.
Leiwakabessy berharap kepengurusan baru IKAPATI dapat melanjutkan semangat kolaborasi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath dalam pidatonya menyoroti pentingnya sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan, sebagai kunci utama untuk mengangkat Maluku dari status provinsi termiskin ke-8 di Indonesia.
Menurutnya, sektor kelautan memang penting, tetapi padat modal dan tidak produktif sepanjang tahun. Sebaliknya, sektor perkebunan seperti kakao memiliki potensi besar karena bisa produktif secara berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Maluku saat ini tengah menyiapkan program Kebun Rakyat Kakao seluas 5.000 hektar dengan dukungan anggaran APBN dan APBD. Program ini diharapkan mampu menciptakan perputaran uang hingga Rp1,3 triliun per tahun di pedesaan.
Vanath juga menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat terhadap profesi petani, yang selama ini dianggap kurang bergengsi. Ia mengatakan, menjadi petani bukanlah profesi rendah, melainkan masa depan ekonomi rakyat Maluku.
Mubes II IKAPATI diakhiri dengan agenda pemilihan ketua umum periode 2025–2029 serta penetapan rekomendasi strategis bagi organisasi. Para peserta juga dijadwalkan mengikuti kegiatan nostalgia kampus di Universitas Pattimura pada Minggu (9/11/2025).
Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kebersamaan antaralumni Pattimura, dengan harapan besar agar IKAPATI terus menjadi motor penggerak SDM unggul dari Timur Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.(DM-04)