Pemkab Malteng
Hadiri Rakor KDRSP & DP 2026, Bupati Zulkarnain Paparkan Kondisi Pendidikan di Malteng
AMBON,DM.COM,-Bupati Maluku Tengah (Malteng), Zulkarnain Awat Amir,
menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran (KDSP dan DP) Tahun Anggaran 2026.
Rakor berlangsung di Tangerang Provinsi Banten, Kamis 13 November 2025 dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Wakil Menteri Fajar Riza Ul Haq, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, serta para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemendikdasmen.
Rakor yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama seluruh Kepala Daerah se Indonesia itu mengusung tema “Sinergi Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” dalam rangka Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran Tahun Anggaran 2026.
Poin penting yang dibahas dalam kegiatan tersebut, yaitu program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran merupakan prioritas nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan sekolah menjadi aman, layak, dan bermutu untuk semua, dengan target penyelesaian bertahap hingga akhir tahun 2025 dan berlanjut ke perencanaan anggaran tahun 2026.
Sejalan dengan program pendidikan jarak jauh yang telah di gagas oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk sekolah-sekolah di wilayah 3T, Digitalisasi Pembelajaran juga diperlukan dalam upaya untuk menjangkau dan memberikan layanan pendidikan jarak jauh kepada semua anak.
Bupati Zulkarnain mengatakan, selama delapan dekade, akses pendidikan di Maluku Tengah terhambat oleh kondisi alam. “Dengan 95 persen wilayah berupa laut dan pulau-pulau kecil. Banyak sekolah di daerah pegunungan dan kepulauan terputus dari koneksi informasi dan teknologi modern,”kata Bupati.
Akibatnya, beber dia, para Kepala sekolah dan guru mengalami kesulitan berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat.” Mereka juga jarang mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kompetensi mengajar. Akibatnya, anak-anak terpaksa belajar dalam keterbatasan, tanpa materi pembelajaran yang bermutu dan tanpa kesempatan untuk terhubung dengan dunia luar,”terangnya.
Namun, ingat Bupati, situasi itu mulai berubah. Sebanyak 30 sekolah terpencil, kini telah terhubung dengan jaringan Starlink, internet satelit berkecepatan tinggi, yang membuka akses baru bagi dunia pendidikan di daerah tersebut.
“Sambungan ini memberikan manfaat langsung bagi lebih dari 1.500 siswa dan ratusan guru, memungkinkan mereka mengikuti pembelajaran secara digital, pelatihan daring bagi guru, serta melakukan kolaborasi antar sekolah. Akses Starlink ini akhirnya mewujudkan hal-hal yang selama 80 tahun sebelumnya dianggap mustahil,”jelasnya.
Bupati Zulkarnain juga mengatakan, transformasi pendidikan di Maluku Tengah ditopang oleh dua pilar utama, yaitu teknologi dan penguatan sumber daya manusia. Melalui dukungan internet satelit dan genset, sekolah yang sebelumnya terisolasi berubah menjadi gerbang ilmu tanpa batas.
“Dengan dukungan ini, ruang kelas yang dulu terisolasi kini menjadi jendela dunia bagi anak-anak Maluku Tengah di wilayah 3T,” ujarnya.
Namun, Zulkarnain menegaskan bahwa teknologi saja tidak cukup. Pilar pendukung utama lainnya adalah peningkatan kapasitas guru melalui pengembangan kompetensi berkelanjutan (PKB) berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG).
“Komitmen pemerintah kabupaten diwujudkan dengan mengatur kewajiban mengikuti hari belajar bagi guru dan kepala sekolah sebagaimana dalam Surat Edaran Mendikdasmen Nomor 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025 tentang “Hari Belajar Guru”, yang sejalan dengan Instruksi Bupati Nomor 420/04/INS Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Pendidik/Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar, agar perubahan dapat berjalan konsisten dan terstruktur,” tegas Zulkarnain.
Karenanya, untuk memastikan pelaksanaan Digitalisasi Pembelajaran, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan membangun Studio Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di ibu kota kabupaten, Masohi. Studio ini memungkinkan guru-guru terbaik dari daerah perkotaan mengajar siswa di pulau-pulau terpencil secara daring, dengan tetap didampingi guru lokal.
“Model PJJ ini diharapkan dapat menjadi contoh efektif bagi penerapan Digitalisasi Pembelajaran untuk pendidikan jarak jauh di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T),”pungkasnya.(DM-04)