Ragam
Ditengah Ancaman Kepunahan, Bahasa Daerah Bersemi Kembali di FTBI Maluku
AMBON,DM.COM,-Ditengah bahasa daerah di Provinsi Maluku, mengalami kemunduran, ancaman punah, dan kritis, Balai Bahasa Provinsi Maluku, kembali menggelar Bahasa Daerah Bersemi Kembali di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Maluku Tahun 2025.
FTBI yang digelar sejak 23 November 2025 hingga 30 November 2025 dan acara puncaknya di gelar di Gedung Pertunjukan Balai Bahasa Provinsi Maluku, Sabtu (29/11/2025).
FTBI yang digelar dengan mengusung Tema, “Dari Bibir Ibu ke Hati Anak, Bahasa Daerah Tumbuh di Rumah, Bersemi di Nusantara.”Tema ini dipilih untuk meneguhkan tekad dalam merawat keberlanjutan bahasa daerah dengan menekankan peran keluarga sebagai ruang pertama penanaman bahasa dan budaya,”kata Koordinator Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku Tahun 2025: David Rici Ricardo, S.S didampingi Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa, S.S., M.M, kepada awak media di Kantor Balai Bahasa Provinsi Maluku, Jumat (28/11/2025).
Ricardo mengaku, dari tutur lembut para ibu, benih kecintaan anak terhadap bahasa daerah mulai tumbuh, berkembang dan bersemi. “Setiap kata yang diucapkan di rumah menjadi fondasi yang memperkaya identitas dan jati diri anak, sekaligus meneguhkan keterikatan mereka dengan akar budaya Nusantara,”harapnya.
Menurutnya, Tema ini tidak sekadar simbolik, tetapi juga mengingatkan
kita bahwa kelestarian bahasa daerah bermula dari interaksi sederhana di rumah, dari cerita pengantar tidur, nyanyian rakyat, hingga percakapan sehari-hari.
“Dari sinilah kecintaan anak terhadap bahasa lahir, bertumbuh, dan kelak mewarnai kehidupan mereka, membentuk generasi yang menghargai warisan budaya sekaligus memperkuat ikatan kebangsaan,”bebernya.
“Mari, seluruh masyarakat Maluku, hadir dan menjadi saksi kemeriahan Festival Tunas
Bahasa Ibu Provinsi Maluku pada Sabtu, 29 November 2025, mulai pukul 19.00 WIT hingga selesai, di Gedung Pertunjukan Balai Bahasa Provinsi Maluku. Saksikan langsung kreativitas para peserta yang mengekspresikan kebanggaan mereka melalui bahasa daerah masing-masing,”lanjutnya..
Dia mengaku, Festival ini bukan
sekadar pertunjukan, ini adalah perayaan bahasa, budaya, dan semangat kebersamaan yang menyatukan kita semua. “Jangan lewatkan momen luar biasa ini untuk merasakan getaran kecintaan
terhadap bahasa dan identitas Maluku secara nyata!,”tandasnya.
Untuk itu, dia menegaskan, Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku bertujuan menguatkan penggunaan bahasa
daerah sekaligus menghidupkan kembali minat penutur untuk menggunakan bahasa masing-masing.
“Sebagai bagian dari upaya ini, Balai Bahasa Provinsi Maluku menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten, menampilkan hasil pembelajaran ekstrakurikuler melalui enam mata
lomba berbahasa daerah: menulis cerita pendek, menyanyi nyanyian rakyat, lawakan tunggal (stand up comedy), berpidato, menulis dan membaca puisi, serta mendongeng. Setiap lomba menghasilkan
pemenang FTBI tingkat kabupaten.
Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku menjadi wadah bagi siswa SD dan SMP untuk memperlihatkan capaian belajar bahasa daerah melalui penguatan enam bahasa, yakni bahasa Hitu, bahasa Seram (Seran), bahasa Elnama, Bahasa Tarangan Barat, bahasa Manombai (Ganabai), dan
bahasa Moa dari empat kabupaten pelaksana. Capaian tersebut diwujudkan dalam enam bentuk penampilan kreatif, menegaskan keberhasilan program revitalisasi bahasa di tingkat provinsi,”ujarnya.
Pelaksanaan FTBI Provinsi Maluku Tahun 2025 dirancang dalam format ekshibisi dan akan dimeriahkan oleh dua penyanyi asal Maluku, Ebeng Acom dan Gihon Marel, serta komika Ali Akbar. Konsep penyelenggaraan tahun ini dikemas lebih menarik dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu peserta tampil berdasarkan jenis kegiatan kreatif yang mereka ikuti di kabupaten, tahun ini seluruh tunas bahasa ibu dikolaborasikan dalam satu pertunjukan drama. Melalui konsep kolaboratif ini, para peserta tidak hanya menampilkan satu jenis kemampuan, tetapi turut mengeksplorasi berbagai unsur sastra kreatif dalam satu pertunjukan berjudul “Negeri Bahasa”.
Pertunjukan ini memadukan tuturan enam bahasa daerah yang direvitalisasi, bahasa Melayu Ambon, serta penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dalam pembawaan narasi cerita.
“Dengan demikian,pertunjukan ini tidak hanya menjadi suguhan seni, melainkan juga perayaan atas kekayaan dan keberagaman bahasa daerah di Negeri Raja-Raja,,”sebutnya.
Selain itu, Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku Tahun 2025 juga dihadiri langsung
oleh Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum., Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra juga Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra yang diwakili oleh Dr. Adi Budiwiyanto, M.Hum., Kepala Bidang Fasilitasi dan Advokasi Bahasa dan Sastra serta Ibu Ana Latuconsina, Anggota Komite III DPD RI. Ketiga tokoh ini akan menyaksikan secara langsung semangat dan antusiasme masyarakat Maluku dalam menikmati penampilan para peserta dari empat kabupaten.
“Festival ini menjadi wujud apresiasi Balai Bahasa Provinsi Maluku terhadap capaian berbagai pihak, mulai dari pemenang FTBI tingkat kabupaten, para guru, sampai dengan sekolah yang telah memberikan kontribusi nyata dalam melestarikan bahasa daerah melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah.
Dia menuturkan, Program Revitalisasi Bahasa Daerah yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Maluku telah dilaksanakan secara konsisten selama 4 tahun ini. Disebutkan, Pada tahun 2022, Balai Bahasa Provinsi
Maluku, merevitalisasi tiga bahasa daerah di tiga kabupaten, yakni bahasa Buru di Kabupaten Buru, bahasa Kei di Kabupaten Maluku Tenggara, dan bahasa Yamdena di Kabupaten Kepulauan Tanimbar,”bebernya.
Pada tahun 2023 lalu, lanjutnya, upaya revitalisasi diperluas menjadi lima bahasa daerah dengan menambahkan dua bahasa baru, yaitu bahasa Tarangan Barat di Kabupaten Kepulauan Aru dan bahasa Seram (Seran) di Kabupaten Seram Bagian Timur, di samping melanjutkan revitalisasi ketiga bahasa yang telah dimulai pada tahun sebelumnya.
” Pada tahun 2024, kelima bahasa daerah tersebut kembali direvitalisasi dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan.
Pada tahun 2025, Balai Bahasa Provinsi Maluku merevitalisasi enam bahasa daerah, yaitu bahasa Hitu di Kabupaten Maluku Tengah, bahasa Seram (Seran) dan bahasa Elnama di Kabupaten Seram Bagian Timur, bahasa Tarangan Barat dan bahasa Manombai (Ganabai) di Kabupaten
Kepulauan Aru, serta bahasa Moa di Kabupaten Maluku Barat Daya,”paparnya.
Menurutnya; Pelaksanaan program ini telah
mempertimbangkan karakteristik tiap-tiap daerah, mulai dari tingkat daya hidup bahasa yang umumnya berada pada kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis, hingga jumlah penuturnya yang terbatas serta sebaran wilayah tuturnya.
“Dalam menanggapi kondisi tersebut, Balai
Bahasa Provinsi Maluku menerapkan RBD Model C yang berbasis sekolah sebagai salah satu upaya dalam pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah,”jelasnya.
Pada tahun 2025, sebut dia, total sekolah yang menjadi target revitalisasi di empat kabupaten adalah 113 sekolah, yang terdiri atas 96 sekolah dasar (SD) dan 17 sekolah menengah pertama (SMP) dengan perincian sebagai berikut. Kabupaten Maluku Tengah untuk bahasa Hitu, jumlah SD adalah
20, sedangkan jumlah SMP adalah 5; Kabupaten Seram Bagian Timur untuk bahasa Seram (Seran) dan bahasa Elnama, jumlah SD adalah 27 dan jumlah SMP adalah 6; Kabupaten Kepulauan Aru untuk bahasa Tarangan Barat dan bahasa Manombai (Ganabai), jumlah SD adalah 32, sedangkan
jumlah SMP adalah 0; dan Kabupaten Maluku Barat Daya untuk bahasa Moa, jumlah SD adalah 17, sedangkan jumlah SMP adalah 6.
Aksi Revitalisasi Bahasa Daerah tersebut dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang sistematis. Adapun tahapannya sebagai berikut.
- Rapat Koordinasi antara pemerintah pusat (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan
UPT-nya) beserta pemerintah daerah yang menjadi target sasaran Revitalisasi Bahasa Daerah dilaksanakan pada bulan Juni 2025. - Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang bertujuan untuk menyusun rangka model
pembelajaran bahasa daerah pada bulan Juni 2025. - Bimbingan Teknis Pengajar Utama untuk Tunas Bahasa Ibu dilaksanakan pada bulan Juli—Agustus 2025.
- Pembelajaran Bahasa Daerah di sekolah secara ekstrakurikuler dilaksanakan pada bulan Agustus—Oktober 2025.
- Pemantauan dan Evaluasi Pembelajaran Revitalisasi Bahasa Daerah di sekolah-sekolah dilaksanakan pada bulan September—Oktober 2025.
- Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten dilaksanakan pada bulan Oktober—November 2025.
- Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku dilaksanakan pada Sabtu, 29 November 2025 di Gedung Pertunjukan Balai Bahasa Provinsi Maluku.
“Berdasarkan data Tim Kerja Pelindungan Balai Bahasa Provinsi Maluku, pengajar utama yang mengikuti Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2025 berjumlah 262 orang. Adapun perinciannya di tiap kabupaten sebagai berikut. Di Kabupaten Maluku Tengah, jumlah pengajar utama adalah 50
orang (SD: 40, SMP: 10); di Kabupaten Seram Bagian Timur, jumlah pengajar utama adalah 82 orang (SD: 68, SMP: 14); di Kabupaten Kepulauan Aru, jumlah pengajar utama adalah 80 orang (SD: 80, SMP: 0); dan di Kabupaten Maluku Barat Daya, jumlah pengajar utama adalah 50 orang
(SD: 36, SMP: 14). Dari 262 pengajar utama yang menjadi sasaran Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2025, kegiatan ini mengimbas pada 954 guru. Perinciannya adalah sebagai berikut. Di Kabupaten Maluku Tengah, jumlah guru terimbas 282 orang (SD: 195, SMP: 87); di Kabupaten Seram Bagian Timur, 251 orang (SD: 181, SMP: 70); di Kabupaten Kepulauan Aru, 234 orang (SD: 234, SMP: 0); dan di Kabupaten Maluku Barat Daya, 187 orang (SD: 138, SMP: 49).Selanjutnya, jumlah siswa SD dan SMP yang menjadi sasaran Revitalisasi Bahasa Daerah
Tahun 2025 adalah 5.112 orang. Adapun perinciannya di tiap kabupaten sebagai berikut,”rincinya.
Di Kabupaten Maluku Tengah, jumlah siswa sasaran adalah 1.012 orang (SD: 804, SMP: 208); di Kabupaten Seram Bagian Timur, jumlah siswa sasaran adalah 1.618 orang (SD: 1.204, SMP: 414); di Kabupaten Kepulauan Aru, jumlah siswa sasaran adalah 1.516 orang (SD: 1.516, SMP: 0); dan di
Kabupaten Maluku Barat Daya, jumlah siswa sasaran adalah 966 orang (SD: 705, SMP: 261).
” Dari 5.112 siswa sasaran, kegiatan ini mengimbas pada 8.770 orang. Adapun perinciannya di tiap
kabupaten sebagai berikut. Di Kabupaten Maluku Tengah, jumlah pengimbasan oleh siswa adalah 1.995 orang (SD: 1.609, SMP: 386); di Kabupaten Seram Bagian Timur, 2.124 orang (SD: 1.700, SMP: 424); di Kabupaten Kepulauan Aru, 2.702 orang (SD: 2.702, SMP: 0); dan di Kabupaten
Maluku Barat Daya, 1.949 orang (SD: 1.413, SMP: 536),”paparnya.
Untuk itu, dia menegaskan, Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku bertujuan menguatkan penggunaan bahasa
daerah sekaligus menghidupkan kembali minat penutur untuk menggunakan bahasa masing-masing.
“Sebagai bagian dari upaya ini, Balai Bahasa Provinsi Maluku menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten, menampilkan hasil pembelajaran ekstrakurikuler melalui enam mata
lomba berbahasa daerah: menulis cerita pendek, menyanyi nyanyian rakyat, lawakan tunggal (stand up comedy), berpidato, menulis dan membaca puisi, serta mendongeng. Setiap lomba menghasilkan
pemenang FTBI tingkat kabupaten.
Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku menjadi wadah bagi siswa SD dan SMP untuk memperlihatkan capaian belajar bahasa daerah melalui penguatan enam bahasa, yakni bahasa Hitu, bahasa Seram (Seran), bahasa Elnama, Bahasa Tarangan Barat, bahasa Manombai (Ganabai), dan
bahasa Moa dari empat kabupaten pelaksana. Capaian tersebut diwujudkan dalam enam bentuk penampilan kreatif, menegaskan keberhasilan program revitalisasi bahasa di tingkat provinsi,”ujarnya.
” Momentum ini tidak hanya merayakan prestasi peserta, tetapi juga menegaskan
pentingnya menjaga dan menghidupkan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya Maluku. Kami mengucap76kan terima kasih atas dukungan seluruh pihak sehingga pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di Maluku berhasil. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi tinggi kepada kepala daerah, OPD, TP PKK, kepala sekolah, guru utama, dan siswa di Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Kepulauan Aru, dan Kabupaten Maluku Barat Daya yang menjadi
tempat Revitalisasi Bahasa Daerah di Maluku berlangsung mulai dari bulan Juni hingga saat ini. Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah meliput pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi ini,”pungkasnya.(DM-04)