Connect with us

Politik

Afifudin Tak Setuju Pemkot Berlakukan “Pedulilindungi”

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Rencana Pemerintah Kota Ambon, berlakukan aplikasi “Pedulilindungi” untuk masuk Kota Ambon atau mengunjungi pasar moderen, dinilai tidak tepat. Mestinya yang diberlakukan adalah sekolah tatap muka.

“Itu tidak tepat. “Pedulilindungi” ini khan di wilayah yang penyebaran Covid-19 sangat tinggi,”kata anggota DPRD Provinsi Maluku, Rovik Afifudin, kepada wartawan, Kamis (23/9/2021).

Untuk Kota Ambon, kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Kota Ambon, tidak dibutuhkan karena penyebaran Covid-19 tidak merata. “Sebaiknya berpikir lain yang lebih produktif. Jangan sampai masyarakat terkekang dengan kebijakan-kebijakan yang plagiat. Itu tidak penting bagi kota Ambon,”ingatnya.

Apalagi ingat dia, sarana dan prasarana di pusat perbelanjaan juga tidak maksimal.”Apalagi masyarakat unduh aplikasi “pedulilindungi” itu berbayar. Yang berikut bagaimana nasib para pedagang di mal itu. Di Jakarta saja itu pengunjung turun drastis,”terangnya.

Mestinya, lanjut Sekretaris DPW PPP Provinsi Maluku, yang penting adalah buka sekolah, ketimbang bicara “Pedulilindungi”.”Pedulilindung ini boleh dikatakan plagiat yang meniru DKI Jakarta. Mungkin daerah besar lain belum ada aplikasi seperti itu,”tandasnya.

Menurut dia, skema sekolah tetap muka mesti dipikirkan karena Kota Ambon, masuk kategori Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.”Itu yang dipikirkan. Karena anak-anak kita terancam pendidikannya. Saya berharap PPKM level 2 ini memerintahkan agar sekolah tatap muka dilakukan,”harapnya.

Dia mengaku, sejumlah sekolah suasta sudah mulai tatap muka meski belum maksimal.”Mereka pakai pakaian biasa sudah masuk sekolah. Jangan sampai guru kita jadi malas. Kasihan guru kita. Jadi itu lebih penting ketimbang bicara “Pedulilindungi,”pungkasnya.(DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *