Connect with us

Ragam

Banjir di Waiheru, Kadis PUPR Maluku : Penyebabnya Sungai & Drainase Tak Mampu Tampung Debit Air

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan, mengakibatkan sejumlah titik di Kota Ambon, terjadi genangan air dan banjir. Salah satunya, di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala.

Disana sungai Cokro dan drainase didaerah itu kecil, sehingga tidak menampung debit air ketika curah hujan tinggi. Akibatnya, terjadi genangan dan banjir meluap di jalan Laksda Leo Wattimena, sehingga mengakibatkan puluhan rumah tergenang dan terdampak banjir.

Kadis PUPR Provinsi Maluku, DR Muhamat Marasabessy, ST. M. Tech mengatakan, penyebab banjir karena belum dibangun drainase dan normalisasi sungai Cokro, Waiheru. “Kapasitas sungai Cokro kecil, sehingga curah hujan tinggi, tidak mampu tampung debit air hujan, sehingga meluap dan terjadi banjir,”kata Marasabessy, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, ketika meninjau lokasi banjir, Minggu (4/7/2021).

Orang pertama di Dinas PUPR Provinsi Maluku itu didampingi Sekretaris Dinas PUPR Provinsi Maluku, Affandi Hasanussy, anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Ayu Hasanussy, tim teknis PUPR Maluku, bersama pejabat Kades Waiheru, Babinkamtibnas, dan tokoh masyarakat setempat.” Disini memang drainase kecil dan sejumlah ruas jalan belum dibangun drainase didaerah itu, sehingga tidak mampu tampung debit air hujan, jika curah hujan tinggi,”jelasnya.

Untuk itu, terang dia, butuh penanganan tangani sungai tersebut, karena deker kecil, mengakibatkan aliran air tidak berjalan lancar.”Banyak pohon tumbang mengakibatkan banjir. Ada pemukiman warga di bagian kiri dan kanan sungai, sehingga perlu pembenahan dari Balai Wilayah Sungai,”papar Pak Mat, sapaan Marasabessy.

Untuk mengatasi agar tidak lagi terjadi banjir kedepan, lanjut mantan Kepala Balai Wilayah Sungai itu, aliran air penyumbang banjir harus dialihkan atau dibagi ke sungai Waitomu, agar tidak lagi terjadi banjir di wilayah Cokro.” Pemukiman rumah warga yang tidak tertata dibagian hulu mengakibatkan banjir karena kurangnya serapan air dan penghijauan,”bebernya.

Mantan pejabat di Kementerian PUPR ini mengaku, dirinya telah bangun koordinasi dengan Balai jalan dan jembatan, balai wilayah sungai, serta Dinas PUPR Kota Ambon, agar menangani infrastruktur yang mengakibatkan banjir sesuai kewenangan masing-masing.

Tak hanya itu, tim survei dalam hal ini Kadis PUPR Maluku, Sekretaris Dinas PUPR Maluku, tim teknis PUPR Maluku, pejabat Kades Waiheru, tokoh masyarakat, dan Babinkamtibmas ke hulu sungai.” Disana banyak yang harus dibenahi. Areal air sudah diambil oleh masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan jaga kebersihan sungai agar tidak lagi terjadi banjir. Masyarakat dihimbau agar tidak buang sampah sembarangan di sungai agar tidak terjadi penyumbatan. Penataan sepadan sungai bibir sungai harus dilakukan,”paparnya.

Jika tidak diantisipasi dengan baik, tambah dia, jika curah hujan hingga 5 jam, dan dibarengi air pasang, air meluap dan terjadi genangan serta banjir karena aliran air tidak mengalir secara baik karena tersumbat.

Dia juga menambahkan, Gubernur Maluku Murad Ismail, memberikan arahab kepada tim yang turun dilokasi banjir agar membantu warga terkena dampak banjir. “Pak Gubernur memerintahkan kami untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan, agar kedepan tidak lagi terjadi banjir. Kami segera lapor ke beliau agar segera mendapat penanganan. Tadi kami memberikan bantuan sesuai permintaan Pak Gubernur berupa makan dan bantuan lain, “pungkasnya.(DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *