Ragam
Buruh Pelabuhan Saumlaki Mogok, Ini Tuntutan Mereka
AMBON,DM.COM,-Para buruh bongkar muat di pelabuhan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, melakukan aksi mogok kerja bongkar muat di pelabuhan, Kamis (21/9/2023).
Selain para anggota buruh mogok, seluruh pengurus TKBM telah memutuskan untuk melakukan aksi mogok. Para buruh di pelabuhan menuntut agar upah mereka harus di naikan mengingat semenjak 2018 lalu, namun sampai saat ini kesepakatan yang sudah di buat bersama para pengusaha dan pengguna jasa belum juga di naikan.
Apalagi saat ini harga barang di pasaran makin hari makin meningkat belum lagi harga beras yang makin melonjak yang awalnya beras 50 kilo gram di bandrol dengan Rp 500 ribu kini sudah naik menjadi Rp 590.000, belum lagi bahan-bahan pokok lainnya yang makin hari makin melonjak di pasaran.
Untuk itu para buruh telah memutuskan untuk melakukan aksi mogok ini sampai ada kesepakatan kenaikan harga upah bongkar muat.
Menurut salah satu anggota buruh, Yohanis Buarleli kepada media ini mengatakan, bahwa mogok kerja ini pihaknya lakukan karena sudah sekian lama dirinya dengan teman-teman sudah stengah mati kerja hanya untuk penuhi kebutuhan keluarga.
” Tapi sampai saat ini harga barang di pasaran makin hari makin melonjak, tetapi upah kami yang di pelabuhan ini tidak pernah di perhatikan padahal pekerjaan kami ini sangat beresiko, malah kalau tidak hati hati nyawa kami taruhannya. Untuk itu kami meminta pihak pemerinta daerah maupun pihak DPRD tolong untuk perjuangkan nasib kami ini.,”harapnya, kepada DINAMIKAMALUKU.COM melalui saluran telepon selulernya, Jumat (22/9/2023)
Wakil Ketua TKBM Saumlaki, Yohanis Somarwain kepada media ini mengatakan, bahwa keputusan mogok kerja ini merupakan kesepakatan pada burh dan segenap pengurus maupun semua anggota TKBM yang ada di pelabuhan.
“Sebenarnya pada bulan agustus kemarin kami bersama para pengurus Buruh baik buruh pelabuhan, buruh pertokoan, para sopir dan segenap pengusrus DPC KSBSI Kepulauan Tanimbar sudah melakukan pertemuan dengan para pimpinan di kantor DPRD dan sudah membahas hal ini untuk secepatnya DPRD bisa secepatnya merespon keluhan dan aksi kami. Semua ini kami perjuangkan demi nasib kami para kaum buruh. Serta pemberitahuan lewat surat pun sudah kami layangkan kepada pihak pihak yang berkepentingan,”jelasnya.
“Kami sangat berharap agar pihak DPRD maupun pemerintah daerah dapat secepatnya merespon dan menanggapi aksi kami ini, kami akan melakukan mogok kerja bongkar muat dalam bentuk apapun sampai tuntutan kami terjawab baru kami melakukan kegiatan kerja bongkar muat kembali?”ingatnya.
Saat di confirmasi oleh media ini Ketua DPC KSBSI Kepulauan Tanimbar, Gilang Kelyombar mengatakan bahwa, aksi ini sudah menjadi keputusan bersama baik itu kami KSBSI maupun dengan PK TKBM, serta usulan ini sudah kami sampaikan kepada Pimpinan DPRD kepulauan tanimbar.
” Padahal kalau di lihat pekerjaan yang paling beresiko itu ada di pelabuhan tapi sudah sekian lama baik pemerintah daerah maupun DPRD seakan membiarkan praktek praktek ini di lakukan oleh para pengguna jasa maupun para pengusaha di tanimbar ini bebas menaikan harga barang semau mereka.,”kata Gilang, Jumat (22/9/2023)
Sementara itu, banyak pihak yang mengatakan upah buruh di Ranimbar itu sangat mahal tapi faktanya itu jauh dari apa yang terjadi selama ini. Kalau kita bulatkan penghasilan anggota TKBM di pelabuhan itu dalam satu bulan itu selama ini tidak sampai seperdua upah UMP maupun UMR yang berlaku saat ini itu fakta yang terjadi sudah sekian lama ini
” Untuk itu kami berharap dengan aksi mogok ini pemerintah daerah maupun DPRD dapat memperhatikan nasib para kaum buruh baik itu buruh di pelabuhan maupun para buruh yang ada di darat termasuk tenaga kerja di pertokoan, para sopir, para pegawai hotel buruh lainnya,”pungkas mereka.(DM-01)