Connect with us

Politik

Debat Pilkada SBT “Panas” FAHAM Kuasai Panggung

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Debat pilkada Seram Bagian Timur (SBT), berlangusung panas. Para pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati saling serang satu sama yang lain.

Ini setelah debat pilkada yang dipandu akademisi Unpati, Stevin Melay, di salah satu aula di kota Bula, ibukota SBT yang disiarkan secara langsung lembaga penyiaran publik, Selasa (17/11) berlangsung alot dan panas ketika sesi tanya jawab dari lima sesi dari debat pilkada SBT.

Para paslon yang saling serang yakni, Mukti Keliobas-Idrus Rumalutur (ADII), Fachri Alkatiry-Arobi Kelian (FAHAM), dan Rohani Vanath-Ramli Mahu (NINA RAMA).

Mukti Keliobas, yang juga bupati SBT misalnya, ketika menanggapi pertanyaan Alkatiry, yang juga wakil bupati SBT mengaku, kewenangan yang diberikan regulasi kepada wakil bupati tidak dilaksanakan.” Kewenangan tidak diberikan kepada beliau tidak laksanakan.
Dalam undang-undang diatur namanya wakil bupati kewenanganya diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda. Hari ini keluar dan menyerang tidak kalau tidak ada kewenangan,”ingatnya.

Begitu juga ketika NINA RAMAH bertanya kepada ADIL, sempat memanas. Ini setelah Ramli Mahu, menanyakan kepada Idrus Rumalurur yang berpasangan dengan Keliobas.”Saya tanyak Pak Idrus. Kebetulan nasib kita sebagai calom wakil bupati. Ada peryataan dari pak Keloibas lewat video yang viral, bahwa wakil bupati akan dicekik leher dan tutup kran sama seperti wakil bupati SBT saat ini. Apakah itu betul pak Idrus, “tanya Mahu.

Keliobas kemudian dipersilahkan menjawab. Kata Keliobas, wakil bupati tugasnya bantu bupati diatur dalam UU.”Jadi ada kewenangan bupati dan wakil bupati,”tandasnya.

Rumalutur melanjutkan, video yang viral bisa direkayasa.”Jika kami terpilih, saya bantu Pak Mukti secara maksimal. Itu video yang beredar hoaks, “tegasnya.

Mahu kemudian menanggap jawaban ADIL. Dia berharap, kedepan wakil bupati difungsikan sesuai tupoksi dalam aturan.”
Jangan sampai wakil bupati hanya ban serep. Wakil bupati bantu bupati selesiakan persoalan yang terjadi,”harapnya.

Keliobas kemudian menimpali Mahu. Dia menegaskan, kedepan wakil bupati tidak hanya jadi pelengkap dalam pemerintahan. ” Bupati dan wakil bupati itu suami dan isteri dalam pemerintahan. Jadi saling mengisi. Kadang kita terpilih tejadi kepincangan. Jangan ciptakan kebrorokan bupatii. Jangan sampai terjadi gontok gontokan. Ini potret dan pengalaman yang tidak boleh terjadi. Kita rukun sampai periode selesai,”jelasnya.

Saling serang antara paslon terus terjadi. NINA RAMA kembali bertanya dan FAHAM menjawab. Vanath kemudian bertanya kepada Alkatiry. ” Apa kontribusi Pak Fachri selama lima tahun bagi masyarakat SBT, terutama di Siwalalat dan Werinama. Begitu juga dengan pendopo Pendopo wakil bupati selam ini tidak ditempati. Pertumbuhan ekonomi turun drastir. Ratusan miliar dikembalikan ke pusat. APBD SBT terjun bebas,”kata isteri mantan bupati SBT Abdullah Vanath.

Alkatiry kemudian menanggapi pertanyaan Vanath. Dia mengaku, apa yang dia lakulan sebagai wakil bupati satu periode bantu bupati ada plus mimis.”Itu prestasi kami berdua. Tapi, perlu diingat bahwa sesuai hasil survei masyarakat SBT lebih puas pelayanan wakil bupati ketimbang bupati,”terangnya.

Alkatiry mengakui, pendopo wakil bupati adalah aset daerah karena dibangun oleh Pemda SBT.”Kenapa saya tidak tempati. Ada kebutuhan teknis belum dipenuhi seperti air bersih tidak tersedia. Itu kendala tidak ditempati. Kalau terjadi penurunan ekomomi saya minta diberikan kewenangan tapi tidak diberikan,”ingat Alkatiry.

Vanath kemudian menanggapi pernyataan Alkatiry. Mantan anggota DPR RI ini menegaskan, sesuai tupoksi bupati dan wakil bupati ada anggaran. Tapi akses jalan dari Siwalalat ke Werinama tidak dinangun.”Bagaimana peduli bapak selama ini. Pendopo itu dibangun sekitar 200 juta. Harus ditempati,”harapnya.

Alkatiry dipersilahkan menjawab tanggapan Vanath. Alkatiry justeru menyebut Vanath, keliru karena bupati dan wakil bupati tidak ada amggaran bangun infrastriktur.”Ibu keliru. Ibu Ani (Vanath) harus belajar sistim anggaran daerah. Itu ada di APBD. Kalau pendopo wakil bupati saya usul dijadikan mes bagi tamu Pemda SBT,”usul dia.

Paslon ADIL kemudian dipersilahkan bertanya kepada paslom FAHAM. Rumalutur menanyakan, soal mengatasi inflasi
di bumi Ita Wotu Nusa.Alkatiry mengatakan, didaerah ada tim penanggulangan inflasi daerah.” Itu dipimpim bupati. Apakah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dilaksanakan atau tidak berfungsi.”Inflasi di SBT tinggi karena TPID dipimpin bupati,”ingat Alkatiry.

Rumalutur kemidian memanggapi jawaban Alkatiry. Dia berharap, tidak masuk di inflasi, namun fokis ke indeks ekonimi. ” Saya ingin terstruktur soal disparitas indeks baru kita masuk ke inflasi,”ingatnya.

Alkatiry menegaskan, kemampuan daya beli masyarakat menurun.” Ini catatan pemerintahan. Kegiatam ekomomi berkembang cepat tergantung penanggungjawab TPID yang dipimpin kepala daerah,”benernya.

Menariknya, ADIL mauoun FAHAM sepertinya atur skenario agar bertanya kepada NINA RAMA soal singkatan yang diperidiksi tidak bisa dijawab paslon dari jalur independen itu. Buktinya ketika Rumalutur menanyakan TPT atau Tingkat Pengangguran Terbuka kepada NINA RAMA, mereka tidak menjawab sesuai subtansi pertanyaan. “Sesuai data BPS 5 tahun terakhir Pemda SBT berhasil tekan TPT diurutan ke 5,”kata Rumalutur.

Mahu mengatakan, ketika dirinya terpilih melakukan peningkatan TPT.”Kita sinergi dengan OPD tingkatkan TPT,”kata Mahu.

Vanath melanjutkan, jika mereka terpilih dibantu OPD menggenjot agar TPT naikTojami.” Bagaiamana kita bersama-sama OPD genjot TPT naik,”sebut Vanath.

Keliobas menegaskan, TPT adalah singkatan dari Tingkat Pengangguran Terbuka.” Bukan tingkatkan penganguran terbuka tapi dikurangi. Didorong tenaga kerja untuk dapat lapangan kerja. 2015 sampai 2019 terjadi bursa lapangan kerja,”tuturnya.

Vanath tidak malu di hadapan publik Maluku khususnya di SBT. Dia menegaskan. “Makanya saya tadi bilang. Bupati bamtu para OPD. atasi pegangguran. Saya tidak setuju kalau banyak warga SBT dapat kerja. Ketika saya keliling desa-desa banyak sarjana dan sam ngangur. Itu berarti angka pengangguran tinggi,”tandasnya.

Jebakan kepada NINA RAMA juga datang dari FAHAM. Ketika Kelian bertanya kepada paslon itu soal TPKD. “Apa yang dilakukanNINA RAMA tekan TPKD?”tanya Kelian.

Vanath kemudian menyerang FAHAM.”Saya tidak paham TPKD. Kalau tanya itu jangan pakai singkatan. Harus jelas. Debat ini disaksikan masyarakat SBT di pedesaan. Tanya sesuatu harus jelas jangan disingkat. Tapi kami berkomitmen turunkan angka kismiskinan”sebutnya.

Sementara itu sesi lain debat pilkada SBT dengan thema : kemajuan daerah dan pelayanan publik, paslon ADIL ketika menjawab pertanyaan moderator kadang belum selesai menjawab waktu yang disiapkan selesai. Begitu juga dengan paslon NINA RAMA, menjawab pertanyaan kadang tidak sesuai yang diiginkan. Sedangkan paslon FAHAM secara terstruktur dan subtantif menjawab pertanyaan dari para panelis yang dibacakan moderator debat secara baik dan tepat waktu dan menguasai panggung debat . Para panelis dari Unpatti Ambon, yakni Amir Kotaromalus, Efie Baadila, Ruslan Tawary, dan Erli Leiwakabessy. (DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *