Pendidikan
Dikukuhkan Guru Besar Unpatti, Ini Pidato Lopulalan Soal Perikanan Tradisional & Tantangan Masa Kini


AMBON,DM.COM,-Prof Dr Yoisye Lopulalan, SPi, M.Si, bersama empat Profesor lainya dikukuhkan sebagai Guru Besar di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Selasa (14/1/2025).

“Atas kesempatan yang diberikan, saya menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pimpinan Universitas
Pattimura beserta jajarannya, serta Pimpinan Fakultas dan jajarannya,”kata Lopulalan, ketika menyampaikan pidato pengukuhan.
Lopulalan mengaku, pidato pengukuhan dirinya ebahai Guru Besar berjudul, “Perikanan Tradisional
dalam Tantangan Perikanan Masa Kini.”
Lopulalan yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Sosial dan Ekonomi Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti menjelaskan, kemajuan teknologi adalah jalan baru yang harus dirajut dengan kearifan tradisional.
“Tradisi memberi akar, teknologi memberi sayap. Bersama mereka, kita melaut lebih jauh. Nelayan yang bijak tidak hanya membaca ombak, tetapi juga data,”ingatnya.
Lebih jauh dikatakan, masa depan perikanan ada pada mereka yang mampu memadukan warisan budaya dengan kecanggihan teknologi.
“Dari layar bambu ke kapal baja, dari pancing ke sonar, transformasi adalah
pelayaran menuju masa depan yang lebih cerah,”sebutnya.
Apalagi, ingat Lopulalan,zPerikanan tradisional berakar pada kearifan lokal, tetapi masa depannya tumbuh dengan inovasi teknologi.”Nelayan yang tangguh bukan hanya yang mampu menghadapi badai, tetapi juga perubahan zaman,”ingatnya.
Diakui, ada beberapa kata bijak di atas menjadi acuan dalam membahas
perikanan tradisional dalam tantangan perikanan masa kini. Permasalahan
pembangunan perikanan sangat kompleks dan rumit karena tidak hanya
menyangkut aspek perikanan semata, tetapi juga terkait dengan aspek
pendukung lainnya yang terkadang justru dominan, seperti sarana dan
prasarana, keuangan (finansial), sumber daya manusia, serta
pengembangan ilmu dan teknologi perikanan.
Selama ini, lanjut dia, perikanan di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok usaha. Pertama, perikanan modern, yang ditandai oleh pemakaian teknologi canggih, armada penangkapan besar dengan alat tangkap yang efektif, waktu operasi panjang di daerah penangkapan yang jauh, serta produksi dan produktivitas yang tinggi dengan orientasi pasar yang luas.
Kedua, Perikanan tradisional, yang ditandai oleh kesederhanaan seperti
armada kecil, daerah penangkapan terbatas, alat tangkap yang kurang
produktif, kemampuan nelayan yang rendah, serta orientasi pada
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pasar domestik.
“Kebijakan pemerintah sering kali tersegmentasi ke dalam dua
kategori tersebut. Pengembangan perikanan modern diarahkan untuk
memacu produksi demi meningkatkan pendapatan nasional,”jelasnya.
Sedangkan kebijakan perikanan tradisional difokuskan pada peningkatan
kesejahteraan nelayan agar tidak berada dalam kategori masyarakat miskin
atau termarjinalkan.
Namun, peningkatan kapasitas nelayan tradisional tidak akan
tercapai tanpa transformasi struktural yang memberikan akses kepada
nelayan tradisional terhadap komponen perikanan modern, seperti armada
dan alat tangkap yang lebih baik. Hal ini sering kali menyebabkan
kesenjangan antara kedua kelompok, yang pada akhirnya melestarikan
stigma negatif terhadap nelayan tradisional.
Selain Lopulalan, empat Profesor yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Unpatti, yakni Prof Wardis Girsang, Prof Semuel Tuhumury, Prof Karolis Anaktototy dan Prof Barzah Latupono.(DM-01)
