Connect with us

Ragam

Ditolak Naik KM Sabuk Nusantara 104 di Kupang, Ratusan Warga MBD Terlantar di Atapupu

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Keberangkatan KM Sabuk Nusantara 104 dari Pelabuhan Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, ke Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, sangat mengecewakan calon penumpang kapal milik PT PELNI itu.

Pasalnya, KM Sabuk Nusantara 104, yang berangkat dari Pelabuhan Tenau, Kupang, Sabtu (14/8/2021), secara diam-diam dan tidak membawa penumpang. Kapal yang didatangkan untuk menghubungkan pulau-pulau di NTT dan Maluku itu dengan konsep tol laut hanya menyangkut barang dan sembilan bahan pokok ke sejumlah wilayah di MBD. Alasanya, ada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena merebaknya Covid-19.

Akibatnya, puluhan calon penumpang asal MBD yang sementara mengunjungi anaknya kuliah, berbelanja, dan berobat di Kupang yang tertahan selama hampir sebulan, memutuskan menempuh jalan darat selama 7 jam hingga ke Atapupu,Kabupaten Atambua, untuk menumpang Kapal Feri Pulau Sabu. Namun, sesampainya disana kapal tersebut mesinya rusak.


“Katong su susah zeng tau sapa yang bisa Lia…Teluk Gurita jadi saksi bisu…. Pulau Sabu jadi Hotel apung… Akankan derita ini akan berakhir…. Sampe kapan kami harus begini… Semua terserah padamu biarlah ” 2024″ yang jawab,”Kata Deny Hanson, salah satu warga MBD yang ikut terlantar di Atapupu.

Warga MBD Tdur Brdesakan di Kapal Ferry Pulau sabu
Kapal Ferry Pulau Sabu

Akibatnya, warga MBD terlantar, karena tidak ada lagi biaya untuk kembali ke Kota Kupang.” Mereka hendak kembali ke Kupang, tapi tidak ada lagi biaya,” kata salah satu warga MBD, Samuel J Hooru, di media Facebook, Minggu (15/8/2021).

Ironisnya lagi, sebut dia, jauh-jauh menempuh jakan darat selama 7 jam dari Kupang, kapal Feri Pulau Sabu, yang hendak ke MBD mengalami kerusakan mesin.”Kita terpaksa mampir ke Atapupu terus lanjut Motaain, tapi tak di ijinkan melintas, balik lagi Kupang deh,”terangnya.

Pelabuhan Motaain

Parahnya, lagi, beber dia, sebagian penumpang kehabisan uang, sehingga tidak kembali ke Kota Kupang.”Ada yang tak bisa balik lagi ke Kupang karena faktor kantong yang menipis, memilh tetap menginap di kapal Fery Pulau Sabu tanpa kepastian keberangkatan karna kerusakan mesin.Memprihatinkan memang… semoga secepatnya semua berakhir,”harapnya.(DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *