Connect with us

Politik

Golkar Maluku “Turun Kelas,” Pengamat : Evaluasi Umasugy Sebelum Pilkada Serentak

Published

on

AMBON,DM.COM,-Eksistensi Partai Golkar, selama ini disebut partai politik “papan atas.” Sebab, setiap gelaran pesta demokrasi lima tahunan secara nasional dan lokal selalu menjadi pemenang. Namun, dominasi partai berlambang pohon beringin yang pernah berkuasa beberapa dekade itu akhirnya “tumbang” pada pemilu legislatif 2024.

Buktinya, tradisi partai besutan Airlangga Hartarto itu di Provinsi Maluku itu sejak rezim orde lama hingga orde baru selalu menempatkan kader terbaiknya sebagai Ketua DPRD Provinsi Maluku beberapa kali dan terpuruk menjadi Wakil Ketua I, digeser partai pendatang baru maupun partai “papan tengah.”

Ironisnya, kepemimpinan Ramli Umasugy, sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, bukanya menjaga dominasi partai itu agar tetap menempatkan kadernya di kursi pimpinan dewan, namun justeru “turun kelas,” tidak mendapat jatah kursi pimpinan dewan karena kalah suara dari PKS. Ini setelah hasil pemilu legislatif 14 Februari 2024 lalu, Golkar dan PKS sama-sama meraih 4 kursi.

Lantas, apa kata senior Partai Golkar, terkait hasil terpuruk yang pernah diraih partai itu dalam sejarah perpolitikan di Maluku. Salah satu sesepuh Partai Golkar ketika dihubungi DINAMIKAMALUKU.COM, Selasa (19/3/2024) enggan mengomentari capaian DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, secara vulgar. Namun, dia hanya mengaku, Partai Golkar jaman dulu, berbeda dengan jaman sekarang.”Jadi memang jaman sudah berubah. Tentu mesti diantisipasi,”kata sesepuh Partai Golkar, seraya meminta namanya tidak dipublikasikan.

Kader senior yang disegani ini menilai, DPD Partai Golkar Maluku, tidak mengantisipasi dengan melakukan konsolidasi secara internal dan eksternal secara terstruktur dan masif menghadapi Pileg 2024.”Saya kira kalau dilakukan sejak awal Partai Golkar menjadi pemenang. Minimal, tetap menjaga dominasinya dalam perebutan kursi pimpinan dewan di DPRD Provinsi Maluku,”tegasnya.

Soal, kepemimpinan Umasugy di DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, dinilai gagal, dia hanya mengaku, jika KPU Maluku secara resmi mengumumkan hasil pemilu tentu disikapi secara internal.”Pasti ada evaluasi secara internal. Agar kedepan partai ini tetap eksis, apalagi menghadapi Pilkada serentak November 2024 mendatang,”sebutnya.

Terpisah, Direktur Maluku Political Network, Wahada Mony menilai, Partai Golkar Maluku, saat sedang mengalami krisis politik didaerah ini. Disamping dinamika Golkar Maluku sedang tidak baik baik saja.

“Artinya, posisi Golkar di puncak parlemen Karang Panjang mengalami turbulensi. Nyaris kehilangan denyut kepemimpinan di DPRD Provinsi Maluku. Padahal partai besar sekelas Golkar yang punya infrastruktur politik yang mapan, kader-kader yang juga mapan serta elitis, bisa kehilangan salah satu tampuk kepemimpinan daerah di parlemen Maluku,”kata Mony, kepada DINAMIKAMALUKU.COM,Selasa (19/3/2024).

” Ini yang beta bilang turbulensi Golkar sedang kritis dan alamai krisis kepemimpinan lokal di daerah. Akar grass root yang dimiliki partai besutan Ailangga Hartarto ini tidak lagi menggigit, hilangnya kursi hingga pimpinan dewan di DPRD Maluku, membuktikan kelas Golkar sedang turun derajat. Ketimbang partai partai lainnya di Maluku,”lanjutnya.

Padahal, ingat dia, Partai Golkar memiliki kekuasaan hampir sebagian dibeberapa wilayah kabupaten/kota, memiliki pengaruh elite lokal Golkar yang mumpuni di Maluku.”Tapi tumbang dan kalah kompetitor dengan partai wong cilik lainnya di DPRD Maluku. Golkar itu partai besar, punya jaringan elektoral hingga pelosok Maluku, infrastruktur politiknya sangat baik, tapi kalah di parlemen Maluku,”paparnya.

Dia menilai, ada beberapa hal mendasar yang melatari gagalnya Golkar meraih kursi kepemimpinan di DPRD Provinsi Maluku. Pertama, sebut ia, kekuatan Golkar tidak solid terutama dilevel elite politik Golkar sendiri. Kedua, infrastruktur Golkar kurang dimobilisasi kekuatan politiknya sehingga merugikan partainya sendiri.

Ketiga, kepemimpinan Golkar di Maluku tidak solid, dan bekerja untuk kepentingan diri sendiri. Dan keempat, Ramli Umasugy, selaku Ketua DPD Partai Golkar Maluku secara otomatis gagal membawa Golkar “perkasa” di Maluku.

“Golkar Maluku harus segera di evaluasi, karena tidak memberi prestasi dan kebangggan politik bagi kemajuan partai ini di Maluku. Untuk itu, jujur beta mau katakan, Ramly sangat gagal mewadahi Golkar Maluku. Secara partai harus dievaluasi dan perlu penyegaran partai baik struktural dan infrastruktur sebelum Golkar menghadapi Pilkada serentak di Maluku,”pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan DINAMIKAMALUKU.COM, Senin (18/3/2024) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku, telah merampungkan rekapitulasi penghitungan suara pemilu legislatif dan Presiden 2024 di kabupaten/kota. Partai politik (Parpol) tingkat provinsi telah mengetahui perolehan suara yang dikonversikan ke perolehan kursi.

Namun, dari perolehan kursi DPRD Provinsi Maluku periode 2024-2029, dari Partai Golkar, misalnya justeru menurun dan jauh dari harapan. Partai besutan Airlangga Hartarto itu, hanya meraih 4 kursi. Kader Golkar yang terpilih kembali, yakni Richard Rahakbauw dari daerah pemilihan (dapil) Kota Ambon, Anos Yeremias dari dapil KKT-MBD, Yunus Serang dari dapil Malra, Kota Tual, dan Aru, serta Rasyid Latuconsina dari dapil Maluku Tengah.

Padahal, pemilu legislatif 2019 lalu, partai berlambang pohon beringin berciri khas warna kuning itu meraih 6 kursi, bahkan di dapil Buru dan Bursel Partai Golkar, meraih 2 kursi. Saat itu, Gadis Umasugy terpilih meraih 20 ribu suara lebih, sehingga Gadis yang juga anak dari Ramli Umasugy mantan Bupati Buru serta Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku itu bersama almarhum Murniati Hentihu berhasil duduk di DPRD Provinsi Maluku, namun Gadis pada pemilu 2024 kali ini tidak berhasil lolos sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku.

Raihan 4 kursi itu, Partai Golkar, pada perpolitikan Maluku sejak orde baru hingga sekarang, biasanya merajai kursi pimpinan dewan dan bahkan beberapa kader terbaiknya pernah menduduki kursi Ketua DPRD Provinsi Maluku, karena menang pemilu legislatif beberapa kali, akhirnya tumbang. Padahal, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, Ramli Umasugy dihadapan DPP Partai Golkar, berjanji bakal merebut 9 kursi DPRD Provinsi Maluku di semua dapil.

Namun, janji Umasugy jauh dari harapan. Sebab, sesuai perolehan kursi dan suara, dipastikan Ketua DPRD Provinsi Maluku direbut PDIP, kursi Wakil Ketua I direbut Partai Gerindra, kursi Wakil Ketua II direbut NasDem, dan Wakil Ketua III direbut PKS. Sementara Golkar berada pada perolehan suara dan kursi pada peringkat 5 pemenang pemilu legislatif 2024.(DM-02)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *