Connect with us

Ragam

Gubernur : Maluku Kaya dan tidak Miskin

Published

on

DINAMIKAMALUKU. COM, AMBON-Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Drs Murad Ismail menegaskan, daerah ini sangat kaya dengan potensi sumber daya alamnya. Karenanya, orang pertama di daerah ini tidak setuju kalau daerah Ini dikategori miskin.

“Saya bahkan sudah bicarakan dengan Pak Presiden dan Pak Kepala Staf Presiden Moeldoko. Saya bilang Maluku ini luar biasa. Ini bukan provinsi yang miskin. Tapi provinsi yang luar biasa kayanya,”kata Murad ketika memanen dan menebar benih Udang sebanyak 40 ribu ekor di politeknik perikanan Waiheru, Minggu (26/9/2021).

Mantan Kakor Brimob Polri ini mencontohkan, di Indonesia ada 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), sementara di Maluku ada 3 WPP.” Bahkan WPP ini terbesar dan mungkin terbesar di dunia,”jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, ketika rapat terbatas kabibet yang dihadirinya, Menteri KKP melaporkan dihadapan Presiden soal WPP di Maluku. “Kebetulan rapat kabinet terbatas itu satu-satunya Gubernur yang diundang khusus. Sesuai paparan Menteri Perdagangan dan Menteri KKP, yang masih dikelola WPP 718 di laut Aru. Sedangkan WPP 714 di laut Banda dan WPP 715 di laut Seram, itu kalau dikelola dengan baik, setiap hari pemerintah menghasilkan devisa bagi negara sebanyak Rp 194 miliar setiap hari.Kalau 1 tahun sudah Rp 244 trilyun,”paparnya.

Namun, ingat dia, ketika rapat terbatas itu dirinya mengatakan kepada Presiden bahwa bangun Ambon New Port hanya perlukan dana Rp 5 trilyun. Dan Vismarket dan pelabuhan terbesar dan terintegrasi pengelolaan ikan terbesar di dunia. “Ini Vismarket yang kita bangun di antara Desa Liang san Desa Waai. Ini kalau dikelola dengan baik saya bilang Pak Presiden bayangkan dalam satu tahun menghasilkan Rp 244 trilyun. Bila dibandingkan Vismarket Rp 1, 5 trilyun dan Ambon New Port hanya Rp 6,5 trilyun bila dibandingkan dengan penghasilan 1 tahun. Jadi sangat ironis kalau kita tidak bangun Ambon New Port dan Vis Market,”jelasnya.

Tak hanya disitu, potensi perikanan sumber daya tangkap, sebesar 2, 4 juta. “Ini yang di Aru 4,6 juta ton per tahun atau 36 persen. Ini cuma 1 WPP. Jadi memang potensi nasional di 3 WPP memang WPP 714 dan WPP 715 yang belum terkelola,”terangnya.

Begitu juga dengan produksi perikanan tangkap pada tahun 2020, sebesar 5.230. 261 ton.” Kalau dulu mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengatakan Potensi kawasan budidaya Udang Lobster, 400 gram baru panen. Jadi perhitungan ibu Susi sangat salah. Lobster itu 200 gram baru ditangkap. Kalau kita budidaya Lobster dan besar di alam bebas itu kemungkinan hidup 1 persen. Tapi kalau budidaya kemungkinan hidup 30 persen. Jadi memang budidaya lebih baik,”ingatnya.

Soal 40 ribu anakan udang yang ditebar, dia berharap padacwaktunua dipanen.”Tadi saya tanya direktur politeknik perikanan, udang yang ditebar sebanyak 40 ribu ekor. Saya bilang hidup semua. Dia bilang 30 persen mati,”katanya.

Kendati begitu, mantan Kapolda Maluku ini kembali mengingatkan, Provinsi Maluku ini luasnya hanya 712. 498 kilo meter persegi. Dengan luas lautan 92, 4 persen. Yaitu 568. 313 kilo. Dan daratan hanya 54. 185 kilo, hanya 7, 6 persen. “54 ribu ini kita bawa ke Pulau Jawa masih lebih besar 1 kilo. Kalau pulau Jawa dari Surabaya sampai di Jakarta, hanya 50 ribu kilo. 54 ribu ini kita bawa ke Pulau Bali, kita lebih besar dari Bali 11 kali. Bayangkan kita punya garis pantai 10 ribu lebih. Dan 1.340 pulau. Kalau di Indonesia 17 ribu sehingga kita hanya 10 persen. Tapi kita mau jadi provinsi kepulauan saja sudah setengah mati. Ada 7 provinsi kepulauan mau jadi provinsi kepulauan, namun sampai hari ini belum direstui,”bebernya

Apalagi, lanjut dia, Maluku terdiri dari 11 kabupaten dan kota. Dari satu kabupaten ke kabupaten lain memerlukan waktu lama.” Kalau kita pakai pesawat dari Ambon ada 1 jam setengah. Kalau lewat darat dari Masohi ke Seram Bagian Timur, waktu perjalanan 7 sampai 8 jam,”terangnya.

Namun, ingat dia, APBD Maluku sangat kecil. Dari tahun ke tahun hanya naik 2, 6 persen. Naik 2,8 persen.”Terakhir naik 3,3 persen juga di potong Covid. Jadi sampai hari ini kita punya APBD baru Rp 3, 3 trilyun. Kalau kita bandingkan dengan Kota Tangerang Selatan. Kalau Kota Tangsel itu satu hari keliling sudah jangkau semua. Namum, APBDnya dari Rp 3,8 trilyun. APBD Maluku baru Rp 2,8 trilyun. Sekarang Yangsel sudah naik Rp 6 turun. Kita baru Rp 3, 3 trilyun,”rincinya.

Hadir pada kesempatan itu, isteri Gubernur Widya Murad Ismail, Plh Sekda Maluku, Sadli Ie, Kadis PUPR Maluku, DR Muhamat Marasabessy, ST. M.Tech, Kadis Perikanan dan Kelautan, Abdul Haris, dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat daerah lainya.(DM-02)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *