Ragam
Hadiri Pengukuhan Adat Raja Laimu, Ini Tiga Harapan Pj Bupati Malteng

AMBON,DM.COM,-Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno dan Penjabat Bupati Maluku Tengah, DR Muhamat Marasabessy, SP, ST,M.Tech, menghadiri pengukuhan adat Raja Laimu, Kecamatan Telutih, Kabupaten Malteng, Abdul Kadir Welemuly, Kamis (24/11/2022).
Penjabat Bupati Malteng mengatakan,
ritual adat merupakan momen sejarah bagi anak negeri karena memiliki pesan dan makna simbolik sebagai perwujudan menjaga dan memantapkan keberlangsungan nilai budaya dan kearifan lokal yang telah digagas para leluhur.
“Tradisi budaya dan adat ini hendaknya, menjadi perekat dan memperkokoh persaudaraan sebagai anak Negeri Laimu. Selain itu melalui pengukuhan adat ini, akan memberikan nilai edukasi bagi negeri Laimu, untuk memahami sejarah asal usulnya,”terang Marasabessy, yang juga Kadis PUPR Provinsi Maluku ini.
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pattimura ini menjelaskan, adat dan budaya yang selalu hidup ditengah tantangan dan arus globalisasi, sekaligus menjadi pegangan yang kuat agar kedepan tradisi adat dan budaya ini dilestarikan oleh generasi ke generasi.
“Selaku penjabat Bupati, waktu saya untuk menata dan membangun daerah ini sangat singkat. Kami tidak bekerja sendiri, namun kami butuh dukungan dan partisipasi aktif seluruh masyarakat terutama di Negeri Laimu,”harap koordinator Balai-Balai Kementerian PUPR di Provinsi Maluku itu.

Pada kesempatan ini ada beberapa hal yang perlu disampaikan Penjabat Bupati Malteng yang juga mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku ini.Pertama, pengukuhan adat ini bukan hanya sebagai sebuah seremonial, tapi sebagai bentuk tangungjawab moril melestarikan dan mewarisi nilai kepemimpinan yang amanah, tangungjawab dan berpihak kepada masyarakat.
“Melalui pengukuhan adat ini membentuk karakter identitas kultural dan perdaban yang memperkuat harmoni dan persaudaraan dalam masyarakat, bahkan bisa menjadi modal sosial dalam pembangunan bangsa dan negara, terutama di Malteng dan lebih khusus di Negeri Laimu,”ingat mantan pejabat di Kementrian PUPR ini.
Kedua, era globalisasi yang berubah sangat cepat berpengaruh hingga ke negeri (kampung-kampung) yang jauh dari kota. Pengaruh ini membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat. Dampak ini positif ditimbulkan kecepatan keterbukaan informasi dan modernisasi.
“Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah lahirnya kecenderungan masyarakat semakin glamor, materialistik dan individualistik, yang sejatinya bertentangan dengan sifat hidup orang basudara yang telah menjadi kekayaan budaya Maluku,”ingat Ketua Umum LembagaPengembanganTilawatilQurn Provinsi Maluku itu.
Ketiga, dirinya mengajak masyarakat Laimu, untuk memperkuat kesadaran hidup sebagai orang basudara dalam semangat Siwlaima, Pela Gandong, yang senantiasa saling memahami, percaya, menghargai, peduli, dan mengasihi.
Keempat, Pemerintah Malteng, terus berkomitmen meningkatkan pembangunan negeri-negeri adat di daerah ini. Pemerintah Kabupaten terus mendorong alokasi, melalui skema dana desa, maupun anggaran dana desa. Kedua anggaran tersebut diharapkan dapat mempercepat pembangunan didesa dan negeri-negeri di Malteng.
“Saya berharap agar pengelolaan dan penggunaan dana desa ini dapat dilakukan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat serta dapat ditangungjawabkan, sehingga kedepan tidak menimbulkan masalah hukum yang merugikan pribadi dan negeri Laimu,”ingat Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orwil Provinsi Maluku.
Kelima, dengan gerakan sapa umat kalesang negeri, berkhlak dan berbudaya kiranya semakin mendorong dan memotivasi masyarakat, untuk merawat dab melestarikan lingkungan sekitar serta mampu membangun relasi sosial yang baik dengan menjunjung tinggi adat dan budaya kearifan lokal masyarakat agar dapat hidup damai rukun dn harmonis.
“Saya yakin masyarakat Laimu akan menjadi masyarakat yang bekerja cepat, bekerja cerdas, dan bekerja profesional untuk menghasilkan berbagai program pembangunan. Dan pemberdayaan masyarakat di Laimu, makin maju dan menjadi desa kategori mandiri,”jelas Marasabessy, akrab disapa Pak Matt.
Untuk itu, tambah dia, selaku kelompok masyarakat, adat selaku komponen penting dalam gerak sejarah pengembangan senantiasa dilibatkan dalam proses didaerah mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan agar akselerasi pembangunan negeri dapat meningkat.
Usai pengukuhan adat, Penjabat Bupati Malteng, menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat setempat. Adalah 5 penerima simbolis bantuan nakanan tingan bagi anak-anak PAUD dan TK.
Penyerahan Dokumen Kependudukan berupa KK, KIA, dan Akte Kelahiran kepada, Negeri Tehua, Negeri Wolu, dan Negeri LahaKaba.
Penyerahan bantuan sosial kepada pelaku usaha mikro yang terdampak inflasi di Malteng, yakni Nepsu Lamasano,,Baena Soa, Rubia Walalohun. Penjabat Bupati Maluku Tengah dan Wakil Gubernur Maluku
juga menyerahkan bantuan secara simbolis, yakni beras miskin ekstrim sebanyak 4 ton 440kg untuk Kecamatan Telutih, untuk Negeri Laimu 86 Penerima ( 1 ton 290 kg) :
Penerima simbolis bantuan makanan ringan bagi anak-anak PAUD dan TK.(DM-01)
