Ragam
Hadiri Sidang Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Ini Arahan & Harapan Pj Bupati Malteng

AMBON,DM.COM,-Usai menghadiri dan memberikan sambutan pada persidangan jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Masohi, Penjabat Bupati Maluku Tengah (Malteng), DR Muhamat Marasabessy, SP, ST, M.Tech, kembali bertolak ke Kecamatan Saparua, menghadiri persidangan Klasis GPM Pulau-pulau Lease, ke 95, Minggu (12/3/2023)
Proses persidangan Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, di pusatkan di Gereja Zebaoth jemaat GPM Tiouw.”Selaku pemerintah kabupaten Maluku Tengah, saya menyambut dengan penuh rasa syukur terlaksananya sidang gerejawi ini sekaligus menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Majelis Pekerja Harian Sinode GPM, Majelis Pekerja Klasis, Ketua Majelis Jemaat se-Klasis Pulau Lease, Panitia Pelaksana Persidangan serta seluruh jemaat yang mampu mengorganisir kegiatan ini secara baik,”kata Marasabessy, dalam sambutanya.
Kadis PUPR Provinsi Maluku ini mengaku, kehadiran dirinya secara langsung dalam kegiatan ini adalah wujud komitmen pemerintah kabupaten Maluku Tengah untuk terus menjalin sinergitas dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di kabupaten ini terutama relasi yang harmonis dan konstruktif dengan berbagai lembaga keumatan, khususnya Gereja Protestan Maluku.
“Saya sangat bangga dengan GPM, sebab GPM memiliki tata kelola kelembagaan yang sangat baik. Selain itu, peran GPM dalam membantu tugas-tugas pemerintah sangat luar biasa dan signifikan hal ini begitu nyata kita rasakan karena sumberdaya jemaatnya nyaris ada di semua sektor strategis. Ini potensi besar GPM yang harus dikelola dan ditumbuh kembangkan. Saya juga mengapresiasi para pelayan GPM yang terus mendoakan pemerintah diseluruh kebaktian-kebaktian GPM. Berkat doa yang tulus Bapak/Ibu, kami cukup kuat untuk terus bekerja dan melayani masyarakat di Kabupaten ini,”jelasnya.
Satu hal menarik, kata Koordinator Balai-Balai Kementerian PUPR di Provinsi Maluku, yang dipelajari adalah GPM mampu menyusun Pola Induk Pelayanan dan Rencana Induk Pelayanan sebagai arah dan pedoman bagi GPM dari aras Sinode, Klasis dan Jemaat dalam menjawab semua isu pelayanan baik internal maupun eksternal, dimana isu-isu tersebut adalah isu besar dan sangat kontekstual yang juga digumuli dan dikerjakan oleh pemerintah.
“Pada level Klasis, saya mendapat laporan bahwa sudah ada rencana strategis Klasis untuk periode lima tahunan. Saya optimis bahwa dokumen renstra tersebut juga mengakomodir berbagai masalah yang terjadi ditengah-tengah masyarakat terutama di wilayah pelayana Klasis Pulau Lease. Karena itu sidang klasis ini harus mampu melahirkan program yang lebih konkrit dan dapat dikerjakan secara nyata.
Mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku ini berharap, jika ada program yang perlu disinergikan dengan pemerintah pemerintah kabupaten dirinya siap untuk memfasilitasinya. Sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama-sama, dan gereja adalah mitra strategis pemerintah untuk mewujudkan semua agenda pembanguan di kabupaten ini.
“Pada forum yang mulia ini, selaku Penjabat Bupati saya ingin menitipkan beberapa hal penting untuk menjadi bagian dalam pergumulan Klasis Pulau Lease pada sidang ke-95 ini. Pertama,
wilayah pelayanan Klasis Pulau Lease terdiri atas pulau 3 pulau besar, yakni Haruku, Saparua dan Nusalaut. Tiga pulau ini memiliki landasan historis yang kuat dalam membangun perabdan bangsa dan Negara. Diatas pulau-pulau ini telah lahir para tokoh penting yang turut mewarnai perjuangan dan kemerdekaan NKRI,”paparnya.
Bahkan, terang mantan pejabat di Kementerian PUPR itu, sampai saat ini, sumber daya yang dihasilkan masih menjadi determinan faktor penentu berbagai kebijakan di Maluku dan Maluku Tengah. Singkat kata pulau-pulau ini mampu menghadirkan para pimimpin dan penggerak di berbagai sektor kehidupan.
“Namun ironisnya diatas pulau-pulau ini masih saja terjadi pertikaian antar orang basudara dan ini menjadi potret buram bahkan nyaris menurunkan derajat orang Lease sebagai pelopor pendidikan di Maluku. Ini menjadi pertanyaan reflektif yang wajib kita temukan jawabannya,”ingatnya.
Kedua, lanjut Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pattimura ini, akar konflik antar orang basudara di pulau Lease selalu beragam, mulai dari masalah hak ulayat sampai masalah mata rumah perintah. Sebagai orang dengan tingkat peradaban sosial yang tinggi harusnya masalah-masalah tersebut tidak boleh terjadi.
“Sudah sepatutnya gereja turut mengambil peran strategis dengan berbagai metode yang dikembangkan untuk membantu pemerintah menyelesaikan konflik-konflik ini. Pemerintah menyadari bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh dukungan dan keterlibatan semua pihak,”tandasnya.
“Ketiga, khusus untuk masalah Kariu, alhamduliah syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa proses pengembalian masyarakat Kariu ke negeri adat mereka sudah dapat kita wujudkan. Tentunya ini berkat dukungan totalitas pimpinan gereja dalam hal ini MPH GPM dan MPK Pulau Leasa yang selalu terbuka menjalin komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah. Saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya sebab kontribusi GPM sangat signifikan dalam mendukung proses pemulangan masyarakat Kariu,”terangnya.
Meski begitu, Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Maluku ini mengaku, masih ada banyak persoalan yang harus ditangani bersama guna memberikan penguatan kepada masyarakat Kariu, termasuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan mereka dapat tertangani dengan sebaik-baiknya.
“Saya berharap sidang klasis ini dapat memberikan atensi khusus agar tahapan rekonsiliasi, rehabilitasi dan rekonstruksi Kariu dapat dilakukan secara komprehensif. Saya pun berharap agar GPM terus menjadi pelopor dalam membangun kerukunan antar umat beragama dengan tetap menghormati adat dan budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat Pelauw dan Kariu. Saya sangat yakin GPM mampu memainkan peran profetisnya secara nyata dan konkrit, agar melalui Pelauw dan Kariu akan menjadi role model membangun Maluku Tengah, Maluku dan Indonesia yang rukun dan damai,”harapnya.
Keempat, ingat dia, dirinya mengajak agar belajar dari beberapa peristiwa yang telah tejadi dan masih terjadi sampai saat ini terutama konflik di beberapa daerah.” Untuk itu, saya mohon jika ada masalah-masalah yang sifatnya personal agar jemaat dan masyarakat lebih arif dan bijaksana untuk tidak menjadikan urusan personal menjadi urusan komunal, sebab jika kita berkonflik maka yang ada hanya penderitaan, kesusahan serta penyesalan. Dampak lainnya investor akan enggan berinvesati didaerah ini, bahkan agenda pembangunan kita semakin terhambat, dan pelayanan publik terganggu,”tandasnya.
Kelima, lanjut dia, secara global, dunia telah mengalami perubahan yang sangat cepat seiring perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Perkembangan global menuntut kesiapan sumberdaya manusia yang unggul dan kompeten sehingga siap bersaing dimana saja.
“GPM, sudah harus mengantisipasi situasi ini secara cepat dengan mendorong generasi kita agar fokus belajar dan mengembangkan ketrampilan melaui saluran pendidikan formal maupun nonformal. Generasi kita sudah harus diarahkan untuk berpikir produktif dalam memanfaatkan teknolgi secara arif dan bijaksana,”jelasnya.
Karena itu, Marasabessy akrab disapa Pak Matt ini menegaskan, program pelatihan yang relevan sesuai tuntutan zaman harus menjadi prioritas, sebab melalui program pelatihan yang tepat dan terukur kita akan mampu mempersiapkan generasi kita yang memiliki keahlian dan siap bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka.
“Kita sudah harus bergerak maju dari yang bersifat konvensional menuju ke teknologi modern. Klasis ini harus menjadi model dalam membangun peradaban masyarakat yang modern dengan tetap merawat dan melestarikan kearifan lokal kita sebagai pemantik dinamika sosial, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,”ingatnya.
Keenam, papar dia, angka kemiskinan ekstrem masih cukup tinggi, angka stunting juga masih tinggi, meskipun beberapa tahun terkahir ini turun signifikan. “Kita harus dorong agar masalah ini bisa bisa selesai sampai di titik zero. Untuk itu perlu kerjasama lintas sektoral dengan melakukan berbagai terobosan dan inovasi guna mengatasi masalah sosial ini. Saya berharap GPM dapat berperan secara nyata dengan mengintegrasikan program pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah ini. Saya perlu ingatkan bawah Indonesia akan mengalami bonus demografi yang puncaknya di tahun 2030-2035. Karena itu pengembangan SDM harus dioptimalkan,”imbuhnya.
Ketujuh, tambah dia, negeri-negeri di Klasis Pulau Lease, memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat melimpah. Sektor unggulan seperti potensi bahari, wisata alam, perikanan, pertanian dan perkebunan serta potensi lainnya turut memberikan kontribusi signifikan bagi daerah ini.” Saya berharap kedepan GPM dapat menjalin kolaborasi dengan pemerintah khususnya pemerintah Negeri agar potensi sumberdaya alam ini dapat dikelola untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat dan jemaat,”sebutnya.
Neski begitu, Marasabessy menambahkan, beban dan tantangan ditahun ini cukup berat dan kompleksitas. Selaku pemerintah kami akan terus bekerja sekuat tenaga untuk memastikan bahwa program pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik dapat terealisasi dengan baik dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
” Saya telah menginstruksikan agar seluruh OPD, Camat,Lurah dan Raja agar terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi melalui program yang dirasakan langsung masyarakat, serta libatkan semua stakeholders yang siap untuk menjalin kemitraan dalam membantu sebagian tugas-tugas pemerintahan. Dengan mengusung motto Kerja Cepat, Kerja Cerdas dan Kerja Profesional serta mejalin komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka saya optimis negeri Pamahanusa akan semakin maju, mandiri dan sejahtera,”tegasnya.
“Dalam sidang ke-95 Klasis Pulau Leasa ini, saya menitipkan salam kasih Bapak Gubernur Maluku beserta istri Ibu Widya Murad Ismail yang selalu konsisten dan penuh dedikasi yang tinggi mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kemajuan Maluku khusus untuk Kabupaten Maluku Tengah. Mari kita berikan apresiasi atas kerja-kerja beliau dan Ibu Widya yang begitu luar biasa untuk Maluku tercinta. Kita doakan agar Bapak Gubernur, Istri dan Keluarga tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa,”sebutnya.
Akhir sambutanya, Marasabessy menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada MPH Sinode GPM, MPK Klasis Ambon Utara, Majelis Klasis Pulau Lease, Ketua-Ketua Majelis Jemaat dan seluruh jemaat yang setia berpartipasi mendukung seluruh agenda pembangunan di Kabupaten ini.
” Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati tugas, pengabdian dan pelayanan kita. Selamat Bersidang. Aku Menanam, Apolos Menyiram, Tetapi Allah Yang Memberi Pertumbuhan,”pungkasnya.
Tak hanya disitu, pada kesempatan itu Marasabessy juga menyampaikan pantun.”Siang hari makan papaya. Jangan lupa berbagi dengan sahabat. Hari minggu ibadah ke gereja
Hati serasa mendapat berkat.
Melihat wajah ambilah cermin
Cermin digunakan tampaklah diri
Dengan dogma kita berkata amin
Sebab kasih Tuhan selalu diberi,”katanya .
Hadir pada kesempatan itu, Majelis Pekerja Harian Sinode GPM, Majelis Pekerja Klasis Gereja Protestan Maluku Klasis Pulau Pulau Lease, sejumlah pimpinan dan anggota DPRD Malteng, Para Asisten, Staf Ahli, Pimpinan OPD dan Kepala Kecamatan, Ketua Tim Penggerak PKK Ibu Bella Marasabessy, Ketua-Ketua Majelis Jemaat se-Klasis Pulau Pulau Leas,Ketua Panitia bersama seluruh Panitia Pelaksana, Peserta Sidang Klasis. (DM-01)
