Connect with us

Ragam

Ikan Bubara Terperangkap di Sungai Batu Merah Pertanda Fenomena Alam, Ini Analisanya

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Sejumlah kawanan Ikan Bubara dengan ukuran besar sempat terperangkap dan ditangkap warga di sungai Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, sejak Kamis (29/4) hingga Sabtu (1/5). Apakah itu pertanda fenomena alam ?

Yusuf Wally (Alumni Fakultas Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan IPB) mengatakan, fenomena ikan Bubara atau disebut juga ikan Kuwe yang terperangkap di sungai Batu Merah, adalah salah satu jenis ikan permukaan (pelagis) yaitu ikan yang hidup di perairan dangkal, karang dan batu karang.

“Banyak yang bertanya ada fenomena alam apa yang terjadi, kalau penjelasan saya, ikan Bubara adalah ikan pelagis atau yang hidup pada daerah permukaan. Jika ikan Bubara yang berukuran besar ini masuk terperangkap di kali, dampak dari mereka memangsa ikan-ikan kecil yang lari kearah sungai, dan ikan predator ini terperangkap,” sebut Wally, Minggu (2/5).

Wally yang mengambil penelitian terkait populasi Gastropoda pada sungai Bengawan Solo Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur ini, memberikan penjelasan mengenai fenomena ikan Bubara yang masuk di kali atau sungai Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, menjelaskan fenomena tersebut bukan pertanda kejadian alam seperti yang dicemaskan warga.
“Kejadian ini sebabkan oleh aktivitas ikan Bubara atau ikan Kuwe yang memangsa ikan-ikan kecil yang berada di area perairan kota Ambon, “sebut Wally.

Politisi PKS ini mengakui, ketika ikan Bubara terperangkap di sungai Batu Merah, dirinya berada di lokasi melihat kejadian ini sempat menarik perhatian masyarakat yang berada ditempat kejadian, di sekitar sungai atau kali Batu Merah.” Apalagi area ini berdekatan dengan pasar, sehingga menjadi tontonan yang riuh karena masyarakat lompat ke kali untuk berebutan,”bebernya.

Fenomena ikan Bubara yang memiliki ukuran sangat besar.yang terperangkap bukan dampak dari fenomena bencana alam, sehingga Masyarakat tidak merasa khawatir dan mengaitkan fenomena tersebut dengan bencana alam.”
Sungai atau kali Batu merah sebelah kirinya ada pasar ikan Arumbai Mardika dan Pasar ikan Batu Merah, sehingga dipastikan banyak ikan-ikan kecil dan bau amis ikan. Ikan Bubara yang besar ini berusaha memangsa ikan-ikan kecil sehingga terperangkap di kali Batu Merah. Apalagi saat kejadian, pertukaran cuaca siang menjelang malam saat langit kemerah-merahan dan air sedang pasang,”paparnya.

Dia justeru menilai, fenomena yang terjadi adalah hal baik dan positif agar kedepan masyarakat sekitar teluk dapat melakukan budidaya secara massal.” Ikan kuwe mempunyai banyak keuntungan saat dibudidayakan seperti: tahan terhadap perubahan lingkungan, tahan penyakit, cepat tumbuh, pemeliharaan yang mudah,dan mencari bibit mudah,”ingatnya.

Budidaya ikan Bubara sudah dilakukan masyarakat sekitar Poka dan Waiheru, dengan keramba jaring apung di daerah teluk. Faktor air seperti salinitas, kadar oksigen, suhu, kecepatan arus, fitoplankton, dan polusi merupakan hal yang dapat diperhatikan dalam budidaya ikan bubara agar ikan tumbuh se!ara optimal. “Makanan yang diberikan adalah ikan ikan kecil atau sisa insang ikan lainnya yang mempunyai nilai ekonomis rendah. Keuntungan bududaya dengan keramba jaring apung adalah tingkat produksi yang tinggi, aman dari predator, dan mudah saat pemanenan. Hal ini perlu dibantu oleh dinas Perikanan Kota Ambon, dalam peningkatan budidaya perikanan guna menumbuhkan ekonomi masyarakat,”harap anggota DPRD Kota Ambon itu.(DM-02)

.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *