Politik
Ini Hasil Perjuangan BMW untuk Maluku

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Michael Wattimena, saat ini tidak lagi menjabat anggota DPR RI. Namun, mantan anggota dewan dua periode dari dapil Papua Barat, banyak memperjuangkan infrastruktur darat, laut, dan udara untuk membuka keterisolasian di Maluku.
Buktinya, Wattimena akrab disapa BMW (Bung Michael Wattimena), menjadi anggota dewan, sejak 2009-2014 dan 2014-2019, menjabat pimpinan komisi, yakni Wakil Ketua Komisi V dan Wakil Ketua Komisi IV, banyak yang diperjuangkan dan terleasasi.
Ketika menjabat pimpinan Komisi V, yang bermitra dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), banyak dilakukan BMW untuk membuka daerah terisolir di daerah ini. Selain perjuangkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan darat serta dermaga laut dan bandara di Maluku, untuk membuka daerah terisolir, BMW ikut andil perjuangkan anggaran pembangunan Jembatan Merah Putih (JMP) di Komisi V, saat ini menjadi kebanggaan masyarakat Maluku, khususnya Kota Ambon.
Puncaknya, ketika Presiden Jokowi, meresmikan JMP, 4 April 2016 lalu, mantan Ketua Umum GAMKI, itu ikut diundang pemerintah provinsi Maluku, mendampingi Presiden meresmikan JMP. BMW diundang, karena ikut berjasa memperkuangkan anggaran pembangunan JMP. Bahkan, ketika Jokowi yang ditemani Menteri PUPR, Gubernur Maluku, Said Assgaff, dan sejumlah pejabat negara, hendak menekan tombol ditandai pengresmian JMP, orang pertama di Indonesia itu tiba-tiba memanggil BMW.”Pak Wattimena mana. Mari kita bersama menekan tombol,”ajak Jokowi, sebagaimana dituturkan staf ahli, BMW, Boetje Litaay, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (5/9).
Kenapa sebelum menekan tombol pengresmian JMP, Jokowi memanggil BMW, kata Litaay, karena Presiden Jokowi, mengetahui proses pembangunan JMP anggaranya dari APBN digodok di Komisi V. Dan Pak BMW ikut berjuang
Pak Jokowi tahu itu,”terangnya.
Selain itu JMP, putra Itawaka, kecamatan Saparua, kabupaten Maluku Tengah itu, sering melakukan kunjungan kerja di Maluku, memboyong Direktur Jenderal (Dirjen) kementerian terkait
Diberbagai kesempatan dia selalu mengatakan, meski secara politik dari Papua Barat, tapi secara biologis dari Maluku. Karenanya, BMW terus menunjukan eksistensinya dan kepedulianya sebagai seorang politisi, meski terpilih dari provinsi lain, tapi tidak lupa tanah kelahiranya.
Lantas, apa saja yang diperjuangkan BMW, selain JMP, Litaay menyebut, krhadiran KMP Kalabi dan KMP Marsela, dan sejumlah kapal Sabuk Nusantara, sebagai wujud implementasi tol laut di Maluku. Litaay mengaku, BMW sebagai wakil rakyat dari Papua Barat dan putra Maluku, saat itu ingin ada kapal melayari Maluku ke Fak-Fak.”Maka BMW usul KMP Kalabi melayari rute dari Fak-fak ke Seram Utara. Sejumlah Kapal Sabuk Nusantara layari Maluku, sebagai pelopor pelayaran perintis-feeder tol laut itu sebagian usulan Pak BMW. Ketika itu saya sebagai tenaga ahli anggota DPR, salah satu tupoksi menyerap aspirasi masyarakat selalu mengigatkan beliau (BMW) bagi seluruh rakyat, apalagi Maluku, sebagai tanah pusaka,,”tutur lulusan S1 ITB dan pernah menempuh S2 Teknik dan Manajem Industri ini.
Hasilnya, beber Litaay, yang pernah aktif sebagai penguji ujian negara Teknik Informatikan, Kopertis Jawa Barat, serta tim penyusun kisi-kisi ujian negara teknik industri, Ditjen Dikti KemDikNas,
warga Seram Utara, saat ini banyak terbantu memasarkan hasil pertanian dan sumberdaya alam lainya ke Fak-Fak dan daerah lain di Papua.”Warga Seram Utara dan Seram Bagian Timur, lebih memilih memasarkan hasil pertanian ke Papua, karena murah biaya transportasi dan pasarnya menjanjikan serta lebih untung, “jelasnya.
Namun, terang dia, ketika dirinya mendampingi BMW, kunjungan kerja di Fak-Fak, sempat menanyakan kepada BMW soal KMP Kalabi, yang sementara sandar di dermaga Fak-Fak.”Saat itu saya sampaikan ke Pak BMW. Pak ingat KMP Kalabi, beliau sampai lupa. Saya bilang bahwa KMP Kalabi itu usul Pak BMW. Pak BMW itu banyak yang diperjuangkan sampai ada program yang tidak diingat lagi,”tuturnya.
Tak hanya KMP Kalabi, BMW juga memperjuangkan KMP Masela. Kehadiran KMP Masela itu, untuk merangkai pulau-pulau dari pelabuhan besar ke pelabuhan kecil.”Artinya, kapal itu dari pelabuhan Ambon, melayari sejumlah pulau di Maluku Barat Daya. Nah, ini juga bagian dari program Pak Jokowi untuk tol laut,”paparnya.
Dia melanjutkan, ketika itu disampaikan ke pemerintah kabupaten MBD untuk dibuat BUMD.”Ini agar ada BUMD untuk kelola KMP Masela untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Makanya di buat BUMD. Kalau saat ini ada yang ribut saya amati saja. Padahal, KMP Masela itu BMW yang usul dan saya bersama beliau kawal di Kementerian Perhubungan, semoga bisa kembali operasional secara produktif, “harpanya.
Tak hanya itu, BMW juga mendorong usulan bis kampus di sejumlah universitas di Maluku. “Banyak proposal masuk ke beliau (BMW) langsung usul, “tandas Litaay, yang pernah duduk dalam Desk Pemilu pada Deputi Poldagri Kemko Polhukam 2011-2019.
Selanjutnya, 2017 lalu, BMW yang juga Ketua Departemen Infrastruktur dan Perhubungan DPP Partai Demokrat, kemudian pindah ke Komisi IV, sebagai Wakil Ketua. Ketika itu, BMW langsung bergerak bersama mitra Komisi IV, yakni Kementerian Perikanan dan Keluatan, Kementerian Pertanian dan Peternakan, dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Dalam kurung waktu 2017 hingga 2019, BMW intens memimpin rombongan komisi bersama para Dirjen Kementerian terkait berkunjung di kota Ambon, dan sejumlah kabupaten lainya bertemu langsung dengan para nelayan dan petani serta stakholder lainya. “Saya datang dengan anggota komisi dan Dirjen. Kalau ada keluhan atau kebutuhan disampaikan dan langsung dijawab. Kebetulan ada Pak Dirjen bersama kami,”kata BMW, ketika berkunjung di sejumlah wilayah di Maluku.
Tercatat, BMW bersama rombongan bertemu petani di Taeno, Kota Ambon, hingga dua kali, Benteng Karang, Desa Hattu kabupupaten Maluku Tengah, untuk memberikan ribuan anakan Pala dan Cengkeh, berkunjung di balai pertanian dan balai perikanan di kota Ambon. Melepas ratusan ribu bibit ikan di Teluk Ambon di Waiheru dan Lantamal Ambon. Selain itu, BMW bersama komisi IV dan dirjen terkait melakukan kunjungan spesifik di Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Aru, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.”Ketika kunjungan BMW dan kementerian terkait menyerahkan bantuan alat tangkap ikan, kapal tangkap ikan dengan Groos Ton (GT) sesuai kebutuhan nelayan dan bantuan pertanian berupa pupuk, anakan sayur, alat tracktor, anakan, dan bantuan modal,”paparnya.
Untuk itu, dia mengaku, masih banyak yang dilakukan BMW di Maluku. Diakuinya, BMW sangat peduli dan cinta Maluku, meski wakil dari Papua.”Ini buah karya BMW untuk Maluku. Dia berdarah-darah untuk Maluku. BMW orangnya sangat peduli dan melayani dengan hati,”pungkas Litaay.(DM-01)
