Connect with us

Politik

Ini Progres Pembangunan di Bumi “Saka Mese Nusa” di Usia ke-17

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM,AMBON-Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kamis (7/1) hari ini memasuki usia ke 17. Berbagai dinamika pemerintahan dan pembangunan sering terjadi di daerah yang bertajuk “Saka Mese Nusa” itu sejak ditetapkan sebagai daerah otonom baru.

Namun, sejak di pimpin Bupati SBB, Moh Yasin Payapo, sejak 2017 lalu, daerah itu mulai berbenah diberbagai sektor. Dengan slogan “Kas Bae SBB” selain menggenjot pembangunan infrastruktur, penataan birokrasi gencar dilakukan termasuk menarik minat investor menanamkan modalnya di SBB. Hasilnya warga setempat mulai menikmati hasil pembangunan dan pelayanan publik.

Ketua Fraksi Hanura DPRD SBB, Boby Gunawan Tianotak mengapresiasi, para tokoh dan pejuang memekarkan daerah itu menjadi daerah otonom baru 2004 lalu.”Kita bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada para tokoh dan pejuang pemekaran SBB. Hari ini kita nikmati proses pemekaran dan pembangunan di SBB yang saat ini memasuki usia ke 17,”kata Tianotak, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Rabu (6/1).

Menurut anggota Komisi I DPRD SBB ini dari sisi usia diibaratkan sebagai manusia masuk fase pemuda. “Produktivitas pembangunan dan pelayanan publik saat ini semakin bagus dan tinggi,”terangnya.

Namun, ingat Ketua Organisasi DPD Hanura Maluku itu, tidak bisa pungkiri dua periode kepemimpinan mantan Bupati SBB, Jacobis Puttileihalat, menyisahkab berbagai persoalan yang ada di SBB. “Baik itu dari sisi pembangunan infrastrukur, penataan birokraai dari sisi pengelolaan keuangan daerah sering bermasalah,”tuturnya.

Buktinya, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat kepemimpinan Puttileihalat, sering diberikan opini Disclaimer. Namun, tongkat kepemimpinan beralih ke Payapo, Pemkab SBB mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK. “SBB sejak dipimpin Pak Payapo, kita keluar dari Disclaimer dan mendapat opini WDP,”tandasnya.

Dengan slogan “Kas Bae SBB” Payapo mulai bergerak membangun daerah itu semakin baik. Dikatakan, sedikit demi sedikit perbaikan dilakukan baik itu disisi pembangunan infrastruktur pengelolaan birokrasi dan pengelolaan keuangan daerah. “Ini terbukti setelah pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah yang selama ini terisolasi,”jelasnya.

Dia mencontohkan, pembangunan jalan di Huamual dan pulau-pulau di Kelang, Manipa, dan Buano. Begitu juga di Taniwel Gunung, serta Inamosol. “Hari ini akses sudah terbuka. Penggusuran jalan dilalukan. Bahkan sudah ada pengaspapalan,”bebernya.

Tujuanya, membuka roda perekonomian, sehingga berdampak ke segmentasi kehidupan maayarakat setempat.”Utamanya perputaran ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat,”sebutnya.

Tak hanya itu, penataan birokrasi terus dilakukan sedikit demi sedikit. Ini terlihat tidak ada lagi pelaksana tugas pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).”Begitu juga dari sisi pengelolaan keuangan daerah. 2 tahun berturut-turut kita dapat opini WDP. Kita akan berupaya keras menuju Wajar Tanpa Pengeculian (WTP),”paparnya.

Selain itu, penataan Kota Piru, ibukota SBB mulai ditata. Akhir 2020 lalu, Bupati canangkan “Piru Terang Dimalam Hari”. “Kota Piru, saat ini mulai terlihat seperti Kota Metro baru. Pembangunan di kecamatan-kecamatan di SBB juga sangat menggeliat,”ujarnya.

Kendati begitu, dia mengigatkan butuh sinergitas dan dukungan antara lembaga eksekutif, legislatif, judikatif, dan masyarakat agar proses pembangunan berjalan baik.”Saat ini sinergitas dan dukungan semua pihak cukup baik. Kedepan kita berharap lebih ditingkatkan lagi,”harapnya.

Apalagi, ingat dia, dari total APBD SBB saat ini kurang lebih sekitar 3 atau 4 persen bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sisahnya kita dapat Dana Alolasi Umum dan Dana Alokasi Khusus dan pendanaan lain dari pusat.” Oleh karena itu, program Pak Bupati datangkan investor harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Kita berharap upaya Pak Bupati, datangkan investor didukung masyarakat,”imbuh dia.

Buktinya Tambang Marmer di Taniwel warga setempat memolak. Padahal, masuknya investasi berdampak banyak di berbagai aspek yang diperoleh termasuk PAD. “Potensi sumber daya alam di SBB begitu besar. Kita harus mendukung untuk PAD, penyerapan tenaga kerja dan berdampak bagi ekonomi maayatakat SBB khususnya disekitar tambang,”jelasnya.

Tak hanya disitu, untuk meningkatkan PAD, Bupati SBB membentuk BUMD PT Saka Mese Nusa Utama.”BUMD yang dibentuk bagian dari keinginan kuat Pak Bipati SBB untuk meningkatkan PAD,”kata Tianotak.(DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *