Connect with us

Parlemen

Jelang Nataru, Anos Yermias Minta PLN Tambah Jam Listrik Nyala di Pulau Terluar

Published

on

AMBON,DM.COM,-Menjelang perayaan Natal 25 Desember 2025 dan Tahun Baru 1 Januari 2026 (Nataru), Komisi II DPRD Provinsi Maluku, meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) meningkatkan jam operasional listrik menyala di sejumlah pulau terpencil di daerah ini.

Permintaan itu disampaikan anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Anos Yermias, dalam rapat kerja bersama PT Pertamina Persero, PT PLN Persero dan Bulog Maluku di ruang Komisi II, Senin (1/12/2025).

Menurut politisi Partai Golkar itu, persiapan akhir tahun harus dipastikan berjalan baik, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Wakil rakyat dari daerah pemilihan KKT-MBD ini mengaku, pihak PLN telah menjelaskan rencana peningkatan status pada 2026 hingga 2027 mendatang, namun sejumlah wilayah masih bergantung pada listrik yang menyala hanya beberapa jam sehari.

“Dari banyak pulau di Maluku, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) termasuk yang paling unik. Dari sepuluh titik yang dijelaskan PLN, dua berada di Tanimbar dan sisanya di MBD,” ujar Anos.

Ia menyebut beberapa wilayah seperti Molumaru, Wulan Labobar, Pulau Luang, Lakor, hingga Damer hanya menikmati suplai listrik selama 6 jam per hari. Sementara di Pulau Romang dan Wetar Timur, pasokan listrik disebut tidak menentu.

Anos juga mengungkapkan pengalaman pribadinya membantu mobilisasi mesin diesel ke sejumlah pulau kendati terkendala fasilitas dan biaya.

“Saya pernah bantu distribusi mesin diesel lewat kapal perintis, meski secara aturan tidak diperbolehkan mengangkut mesin sebesar itu. Tapi demi masyarakat, kita cari solusi agar mesin bisa tiba dengan aman,” katanya.

Menjelang Natal, ia meminta PLN memberikan prioritas layanan bagi umat Kristiani yang mempersiapkan perayaan tersebut.

“Kami minta mulai 20 Desember, daerah yang biasanya menikmati listrik 6 atau 12 jam dapat ditingkatkan menjadi 24 jam. Kalau tidak memungkinkan, minimal naik menjadi 12 jam,” ujar Anos.

Ia menambahkan, kebijakan serupa juga perlu diterapkan saat Idulfitri bagi umat Muslim di wilayah terpencil.

Anos berharap PLN dapat menindaklanjuti usulan tersebut meski menghadapi keterbatasan anggaran dan tantangan geografis..

“Untuk perayaan keagamaan, khususnya di MBD dan KKT, kami berharap ada perhatian khusus agar masyarakat bisa merayakan hari besar dengan lebih nyaman,” ujarnya.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *