Connect with us

Kesehatan

Keliobas Tugaskan Setiap OPD Bina Desa Lokus Stunting

Published

on

BULA,DM.COM,-Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Abdul Mukti Keliobas berencana menugaskan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkup pemerintah kabupaten setempat untuk membina setiap desa lokus stunting dalam menurunkan angka prevalensinya.

Upaya ini akan dilakukan untuk menekan angka prevalensi stunting di daerah itu yang mulai naik dari tahun sebelumnya. Setiap OPD diharapkan mampu bertanggung jawab terhadap satu desa yang angka stuntingnya cukup tinggi.

Penegasan ini disampaikan bupati Abdul Mukti Keliobas kepada wartawan usai melaunching intervensi serentak pencegahan stunting di Kabupaten Seram Bagian Timur melalui posyandu di dua lokasi berbeda di Kecamatan Bula pada Senin, 3/6/24).

“Saya berharap masing-masing OPD punya desa binaan lokus stunting. Paling tidak setelah kegiatan ini satu OPD satu desa binaan dalam rangka untuk menekan tingkat stunting,”ujar Keliobas.

Menurutnya, intervensi serentak yang baru saja dicanangkan untuk menekan tingkat prevalensi stunting di daerah itu harus menjadi tanggungjawab bersama. Mulai dari OPD hingga ke camat dan kepala desa. Agar upaya ini bisa terwujud, ia berjanji akan segera memerintahkan sekretaris daerah untuk menindaklanjuti apa yang telah dicanangkan.

“Upaya wujud nyata ini harus dilakukan, tidak bisa ini diserahkan kepada dinas terkait saja tapi semua. Mulai dari pemerintah daerahnya, camatnya, kepala desanya dan seluruh stakeholder di lapangan,”katanya.

Ia menyoroti angka prevalensi stunting di Kabupaten SBT yang mulai naik. Padahal, ditahun sebelumnya daerah itu diberikan reward oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas pencapaiannya menurunkan kasus stunting.

Hal ini terlihat dari presentase sebaran kasus stunting dari tahun ke tahun yang terus mengalami penurunan cukup signifikan. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis tahun 2020 menunjukkan presentasi kasus stunting di SBT semula cukup tinggi yakni 43 persen. Akan tetapi terus turun hingga tahun 2022 sisa 24,10 persen.

“Beberapa tahun lalu SBT sudah bisa keluar sebagai daerah yang mampu menekan tingkat stunting paling tertinggi di Maluku, tapi ternyata rapat kemarin di Ambon pak gubernur bilang stunting di SBT naik lagi. Kalau stunting naik berarti kita kerja tiba saat tiba akal. Tidak memiliki target dan sasaran yang terukur,”ujar bupati. (DM-05)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *