Ragam
Lawalata : Pelayanan Perempuan Berkemampuan Manegerial & Cinta Kasih
SAUMLAKI,DM.COM,-Ketua Majelis Jemaat Sejahtera, Klasis GPM Tanimbar Selatan, Pdt Mario Lawalata, M.Th menyatakan, pelayanan perempuan harus dimaknai sebagai wadah perjumpaan wanita GPM dengan Tuhan.
Perjumpaan dengan Tuhan, kata dia, mesti bisa menginspirasi serta berdampak bagi kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat, ucap KMJ Sejahtera dalam pesan dan kesan, di acara puncak HUT ke-55 Pelayanan Perempuan di gedung BPU Saumlaki, Jumat (05/05/2023).
“Bila perempuan GPM sudah tiba pada perspektif ini, baru kita bisa bersyukur. Jika belum, maka kita tidak bisa bersyukur.Wadah ini jangan hanya jadi ruang formalitik dan rutinitas biasa-biasa saja, dan tidak berkontribusi nyata bagi kehidupan,” ungkapnya.

Pelayanan Perempuan GPM, harap dia, mesti betul-betul membentuk para wanita GPM yang cerdas, kuat, dan sebagainya, bagi hidup yang berkelanjutan.
Dari tema HUT ke 55, “Bersyukur dan Jadilah Perempuan Pendamai, kata Lawalata, ada 2 hal penting dan menggambarkan wadah Pelayanan Perempuan GPM miliki keunggulan spiritual.
Pertama, kemampuan managerial yang tangguh. Ini modal sosial dalam penataan keluarga dan ekonomi. Menghadapi perubahan kontemporer dan resesi ekonomi, kita harus bangga dan bersyukur bahwa, perempuan GPM memiliki naluri managerial yang tangguh dalam mengelola keluarga, uang dan anak.
Kedua, perempuan GPM memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Ketika mereka lebih disibukkan dengan aktifitas di ruang-ruang publik, otomaticly anak dan keluarga akan kehilangan kualitas cinta dan kasih sayang.
“Akibatnya, anak-anak kemudian mencari cinta dan kasih sayang yang hilang dari keluarga diluar rumah. Entah itu dari teman, tempat-tempat pergaulan dan lain-lain,” jelasnya.
Lawalata mengutip peryataan Rocky Gerung bahwa dengan cinta dan kasih sayang, perempuan telah berkontribusi kepada kehidupan.
Dari rahim seorang perempuan, berkontribusi membentuk peradaban manusia dan dunia, lebih tinggi. Hakekat ini tidak boleh hilang dari perempuan. Ini kekuatan kita dalam keluarga-keluarga GPM, terangnya.
Tema “Bersyukur”, berimplikasi internal individu atau komunitas wadah pelayanan perempuan dengan Tuhan. Sementara “Jadilah Perempuan Pendamai” berimplikasi eksternal, dimana perempuan menjadi pendamai bagi keluarga, gereja dan masyarakat. Inilah keunggulan perempuan GPM, ungkap Lawalata.
“Ini modal sosial perempuan gereja GPM. Saya mengajak Perempuan GPM agar menghidupkan kembali kekuatan-kekuatan internal dan eksternal ini dalam pertumbuhan gereja GPM, “tegas KMJ Sejahtera(DM-04)