Politik
Memalukan, Jauwerissa-Ratuanak Jadi Badut di Deklarasi Kampanye Damai, Kok Bisa ?

SAUMLAKI,DM.COM,-Ricky Jauwerissa-dr. Juliana Chr. Ratuanak, Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar periode 2024-2029, Nomor Urut 3, dengan jargon politik “BERSATU”, terlihat seperti pelawak dan jadi badut di kegiatan deklarasi kampanye damai KPUD dan Bawaslu.
Ini setelah informasi yang diterima DINAMIKAMALUKU.COM, Kamis (3/10/2024) setelah Melkianus Sairdekut-Dr. Kelvin Keliduan, SH, MH Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2, dengan slogan “MANYALA KK” menyampaikan pesan politik, sangat berbobot dan berkualitas.
Giliran Paslon “BERSATU”, Nomor Urut 3, tampilan Jauwerissa dan Ratuanak di hadapan Forkopimda serta masyarakat, kelihatan sangat canggung dan tidak menampilkan kapasitas calon pemimpin, di lapangan Mandriak desa Sifnana Saumlaki, Rabu (25/9/2024).
Pidato politik Jauwerissa sangat gugup dan lucu. Sementara dr. Juliana. Chr. Ratuanak yang diminta untuk mencontohkan Yel Yel, tampil seperti Guru Taman Kanak-Kanak.
Ratuanak meminta, jika ia teriak “BERSATU”, pendukung jawab DOR..DOR…DOR. “BERSATU”, DOR…DOR..DOR, simpatisan, pendukung, tim sukses dan partai pengusung menimpali.
Diketahui, Jauwerissa pada Pileg 14 Februari 2024 lalu, tidak pernah melakukan kampanye. Ia diduga melakukan politik transaksional, sehingga perolehan suaranya dari DAPIL 1, 2002.
Begitu pula dalam kegiatan serupa yang dilaksanakan Bawaslu Kabupaten Kepulauan Tanimbar di aula hotel Galaxi, Kamis (26/9/2024).
Dihadapan Forkopimda, pimpinan umat, pimpinan Partai. Politik, tim pemenang, pendukung san simpatisan, Jauwerissa tidak berbicara. Ia meminta dr. Ratuanak bicara menggantikan dirinya.
Lagi-lagi, dr. Juliana. Chr. Ratuanak menampilkan karakter sebagai seorang guru anak-anak Sekolah Minggu atau Pembina SEKAMI.
Sudah begitu, Agustinus Rahanwarat (disapa ayah SAMPO), membuat keonaran. SAMPO protes kebijakan Bawaslu mengizinkan pimpinan partai Golkar, Pit Kait Taborat, SH, mewakili dr Julianus Aboyaman Uwuratuw dan Polikarpus Lalamafu yang tidak hadir saat itu, menyampaikan pidato politik berdurasi 5 menit.
Sudah jadi PELAWAK, kemudian jadi provokator dan perusuh, karena adu mulut dan buat keonaran dengan tim dr. Uwuratuw dan Lalamafu, berjargon “JUARA”, di kegiatan BAWASLU dengan protesnya.