Connect with us

Parlemen

Mitan Langka, Komisi II DPRD Maluku “Keroyok” Pertamina

Published

on

AMBON, DM. COM,-Kelangkaan Minyak Tanah (Mitan), di Kota Ambon dan sekitarnya, membuat Komisi II DPRD Provinsi Maluku, geram terhadap Pertamina. Sebab, kuota Mitan tersedia, namun penyaluran dan distribusi sering terjadi kelangkaan ditengah masyarakat. Akibatnya, masyarakat kesulitan mendapatkan Mitan.

Untuk itu, para politisi di lembaga politik itu menyoroti soal pengawasan perusahaan plat merah yang khusus menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga sering terjadi kelangkaan Mitan dan BBM jenis lainya.

Bahkan, ditengah heboh kelangkaan Mitan, salah satu pangkalan di kawasan Lateri, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, dilaporkan diduga menjual Mitan kepada industri sekitar puluhan gen 20 liter. Padahal, ada surat edaran dari pertamina dan Pemerintah Kota Ambon, agar pembatasan pembelian Mitan, setiap kepala keluarga hanya 10 liter. “Dapat informasi salah satu toko dikatakan Lateri,  jual Mitan, diduga kepada industri. Masak jual Mitan di gen 20 liter sekitar 10 buah. Ini tidak boleh. Tolong Pertamina cek disana dan diberikan sanksi,”kata anggota Komisi II, Halimun Saulatu, ketika Komisi II rapat dengan Pertamina dan Dinas ESDM Maluku, Kamis (1/9/2022).

Politisi Partai Demokrat ini mengaku, kuota Mitan tidak terjadi pengurangan. Namun, kesal dia, terjadi kelangkaan Mitan dimana-dimana, sehingga meresahkan masyarakat.”Memang kelangkaan Mitan ini kita sudah antisipasi bersama. Kenapa terjadi kelangkaan lagi. Harus sampaikan data. Kuota Mitan khan tidak  berkurang atau bagaimana sistim pengawasan, bagaimana,”tegasnya.

Untuk itu, Wakil rakyat dari daerah pemilihan ini berharap, Pertamina intensif melakukan pengawasan di agen dan pangkalan Mitan agar penyaluran dan penjualan sesuai aturan main. “Kalau ada yang sengaja menimbulkan atau menjual Mitan tidak sesuai mekanisme diberikan sanksi tegas. Jadi tolong jelaskan metode pengawasan seperti apa,”tandasnya.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Temy Oersipuny mengatakan, setiap hari masyarakat selalu berbondong-bondong menenteng gen 5 liter mencari Mitan untuk beli. “Toh, ada pangkalan jual Mitan, pasti hari itu juga laku terjual. Ketika saya tanya pangkalan apakah kuota dikurangi mereka sampaikan bahwa tidak ada pengurangan Mita,”kata Oersipuny.

Politisi Partai Hanura dari daerah pemilihan Tual, Malra dan Aru itu berharap, pengawasan terus ditingkatkan. Jika ada agen dan pangkalan melanggar ditindak tegas.” Apakah Pertamina tidak mengawasi ke pangkalan. Agen pasti diawasi. Apakah agen awasi sampai pangkalan. Pasti agen kasih ke pangkalan pangkalan melanggar ada sanksi atau tidak. Fenomena sekarang orang beli Mitan banyak dengan harga tinggi. Ada pangkalan dekat rumah Mitan langsung habis,”terangnya.

Salah satu anggota Komisi II, Edwin Huwae berharap, kelangkaan Mitan tak hanya di Kota Ambon, namun  terjadi di Kabupaten/kota lain juga mengalami hal yang sama.” Kabupaten dan kota jumlah kuota Mitan berapa. Bisa saja di Kota Ambon terjadi kelangkaan dan disoroti, tapi terjadi kelangkaan. Mungkin Kabupaten lain kesulitan BBM seperti Mitan. Tapi tidak didengar,”kata Huwae.

Ironisnya,  politisi PDIP dari daerah pemilihan Malteng ini mengakui, pengalihan penggunaan Mitan ke LPG, masyarakat takut pakai LPG. Untuk itu, dia berharap, mesti ada  sosialisasi kepada masyarakat. “Masyarakat takut pakai LPG. Selama ini Pertamina  kurang sosialisasi. Ini bagian program pemerintah. Yang disalahkan Pertamaina dan ESDM,”kesalnya.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Johan Lewerissa menegaskan, kelangkaan Mitan baru pernah terjadi dan sangat masif, sehingga meresahkan masyatakat.”Saya ingatkan saudara Mitan, baru pernah terjadi kelangkaan masif seperti ini. Apakah saudara mengetahui dan melakukan   pengawasan sesuai aturan main,”tegas Lewerissa.

Politisi senior Partai Gerindra ini mengigatkan, kelangkaan Mitan yang terjadi diluar kewajaran dan sangat dicurigai ada permainan. “Pertanyaan soal pengawasan dan stok. Kejadian seperti ini masif dan terjadi terus menerus. Apakah ada yang bermain atau terjadi secara alamiah. Ini alasan klasik sebenarnya. Apakah Pertamina dan Pemda menutup mata terhadap fenomena ini saya curiga. Kalau terjadi kelangkaan Mitan 1 atau 2 kali tidak apa-apa. Tapi ini masif. Kenapa sering terjadi kelangkaan Mitan. Ada apa ini,”tandasnya.

Untuk itu, Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kota Ambon ini sepakat pihaknya di berikan data kuota Mitan. Kapan diberikan kepada ita. “Kami mengerti yang dijelaskan. Fokus kita kelangkaan Mitan berikan penjelasan rinci dan singkat kepada kami. Ini agar kami  jelaskan kepada masyarakat. Kitab butuh penjelasan singkat padat dan jelas, “pinta Lewerissa kepada Branch Manajer  Pertamina Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Wilson.

Branch Manajer  Pertamina Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Wilson menjelaskan, kelangkaan Minta sudah diantisipasi dengan berkoordinasi dengan kabupaten dan kota.”Jadi kita sangay setuju kalau ada usulan pembentukan satuan tugas atau (Satgas) agar melakukan pengawasan Mitan,”kata Wilson.

Meski begitu, dia mengaku, kebutuhan Mitan didaerah ini terus mengalami peningkatan setiap tahun.”Terkait kuota Mitan, bahwa tahun ini memang kebutuhan di Maluku, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2020 lalu kebutuhan Mitan mengalami penurunan. Tapi 2021 kembali mengalami peningkatan kebutuhan Mitan 6,6 persen. Jadi memang kebutuhan meningkat,”jelasnya.(DM-02)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *