Connect with us

Politik

Norimarna : Jangan “Kotori” Pilkada MBD dengan Kampanye Hitam & Politik Uang

Published

on

AMBON, DM.COM,-Perhelatan Pilkada di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), mesti berjalan demokratis dengan pendekatan budaya di bumi Kalwedo. Karenanya, para bakal calon Bupati, Wakil Bupati, elit politik, semua elemen masyarakat didaerah itu menghindari kampanye hitam atau black kampaign maupun politik uang.

Demikian disampaikan salah satu sesepuh MBD yang juga pelaku utama lahirnya MBD dari pemekaran Maluku Tenggara Barat (MTB), Piet Norimarna, kepada awak media, Minggu (1/9/2024).

Dia mengingatkan tiga pasang kandidat di Pilkada serentak di daerah bertajuk Kalwedo itu agar tidak menggunakan cara-cara yang tak beretika dalam berkontestasi.

Norimarna menegaskan, sebagai daerah yang kental dengan adat dan budaya, Pilkada MBD harus mencerminkan semangat dan budaya Snyoli Litea dalam bingkai Kalwedo.

“Jangan racuni masyarakat dan merusak daerah yang kita cintai bersama ini dengan black campaign (kampanye hitam) juga dengan money politc (politik uang). Imbauan ini berlaku untuk ketiga pasang calon yang tengah berkontestasi bersama para tim sukses dan pendukungnya,” harap Norimarna.

Ditambahkan, Paslon harus tetap mengutamakan pendidikan politik bagi masyarakat, karena di moment-moment seperti ini, penting untuk menjaga semangat dan budaya Kalwedo yang selama ini dipakai sebagai slogan kehidupan bersama.

“Ini yang harus ditekankan. Jangan sampai Kalwedo dan Snyoli Lieta hanya slogan semata. Sebagai calon-calon pemimpin, mari tunjukan contoh dan pembelajaran yang baik bagi masyarakat,” imbuhnya pula.

Kandidat, tambah dia, harus mengutamakan visi misi demi kemajuan daerah. Jangan saling menyerang apa lagi dengan menggunakan berita hoax atau informasi yang belum dipastikan kebenarannya. Karena bagaimana pun juga semua figur yang berkontestasi adalah orang saudara.

Secara kultural, ujarnya lagi, ketiga paslon adalah orang bersaudara yang diikat dengan frasa Kalwedo.

“Kalwedo dalam bahasa Kisar bermakna tidak ada hal yang buruk. Itu berarti dalam konteks Pilkada ini, tindakan buruk kampanye hitam dan politik uang tidak berlaku saat kompetisi,” jelasnya.

Lalu, lanjut Norimarna lagi, Kalwedo dalam bahasa Leti, Moa dan Lakor secara implisit memberi makna menyusun sesuatu yang baru atau memperbaiki sesuatu yang rusak menjadi lebih baik.

Sementara bagi orang Babar, Kalwedo dimaknai sebagai komitmen untuk mengawal apa yang baik yg diwariskan oleh para leluhur.

“Jadi semangat Kalwedo tersebut harus tetap menjiwai para calon pemimpin daerah untuk berkompetisi tanpa saling menyakiti,” tegas Norimarna.

Piet Norimarna berharap, para kandidat harus menyampaikan hal ini juga kepada tim sukses dan pendukungnya karena tim sukses adalah cerminan dari kandidatnya. Masyarakat akan menilai perilaku mereka karena masyarakat MBD adalah masyarakat cerdas.

Mantan Sekda MTB saat pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) MBD ini juga mengingatkan lembaga penyelenggara baik KPU maupun Bawaslu agar independen dan tegas sesuai aturan dalam menjalankan tugas.

Kepada aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun TNI, Norimarna menyampaikan apresiasi, karena selama ini sudah maksimal dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Ia berharap, suasana Kamtibmas ini tetap terjaga terutama dalam pelaksanaan pesta demokrasi di bumi Kalwedo.

Yang juga penting adalah harapan agar aparat penegak hukum jangan mau diperalat untuk kepentingan Paslon tertentu. Kerena di masa pilkada ini banyak kepentingan politik yang bermain, khususnya dalam penanganan kasus-kasus pidana khusus,” pintanya

“Ini harapan kita bersama. Pilkada MBD harus bermartabat dan berbudaya. MBD harus menjadi contoh yang baik bagi daerah yang lain,” tambah Piet Norimarna mengakhiri komentar. (DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *