Politik
Partai Golkar Investigasi Penyebar Audio Video Mahedar

DINAMIKAMALUKU.COM,AMBON-Partai Golkar mengakui pernyataan Jusfi AK Mahedar, terkait Gubernur Maluku, Murad Ismail menggunakan kekuatan institusi Kepolisian memenangkan pilkada. Namun, partai besutan Airlangga Hartarto itu, meminta maaf kepada orang nomor satu didaerah ini termasuk institusi Kepolisian.
Wakil Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPD Partai Golkar Maluku, Ridwan Marasabessy mengatakan, pernyataan Mahedar, ketika kegiatan Rakornis DPP Golkar, secara online. Namun, dia mengaku, pihaknya berusaha meminta maaf kepada gubernur dan Kepolisian. “Partai Golkar berusaha minta maaf kepada Kepolisian. Kami akan berusaha minta maaf kepada Pak Murad, secara pribadi dan Ketua DPD PDIP Maluku. Kamo berusaha bertemu mereka,”kata Marasabessy, kepada DINAMIKAMALUKU
COM, Minggu (15/11).
Dia mengakui, Mahedar saat itu semangat dan masih muda,sehingga “klepas-klepas”. “Mudah-mudahan diberikan pintu maaf bagi kami. Namanya,manusia tidak luput dari kesalahan,”sebutnya.
Namuan, ingat dia, jika tidak dimaafkan akan dilakukan investigasi siapa kader yang membocorkan pernyataaan Mahedar berupa video ke luar. “Kita akan cari tahu siapa yang bocorkan keluar. Itu pernyataan internal dan terbatas,”ingatnya.
Apakah, institusi Kepolisian selama ini digunakan untuk memenangkan pilkada di SBT dengan intimidasi para kades. Dia menegaskan.”Ketika itu saya ada. Saya tidak salah ingat, dia mengatakan bahwa itu hanya informasi. Mudah-mudahan saya tidak pikun. Dia bilang karena ada informasi khususnya di SBT. Daerah lain tidak, “ingatnya.
Untuk itu, ingat dia, Mahedar mengusulkan kepada DPP Golkar, saat itu agar dilakukan Momerandum of Understanding (MoU) antara Partai Golkar dengan pemerintah dan Kepolisian agar parpol berpesta dengan gawenya sendiri.”Kita ingin menang dan elemen-elemem ini tidak berpihak dan main langsung. Memang Tentara dan Kepolisian tidak terlibat. Tapi kalau mereka terlibat pasti kita kelabakan. Itu yang kita minta ke Pak Nurdin Halid, semacam ada MoU begitulah,”terangnya.
Tak hanya itu, ketika disinggung, Mahedar juga mengakui, Murad pakai Kepolisian memenangkan pemilihan gubernur 2018 lalu, dia menyebut itu hanya wacana. “Selama ini khan tidak ada bukti. Kami mohon maaf atas kelalaian Mahedar, “ingatnya.
Apalagi, Kapolda Maluku, Irjen Pol Baharudin Djafar, sangat mengayomi masyarakat Maluku, sehingga tidak elok menuduh Polisi tidak netral. Dia juga optimis Murad memaafkan Mahedar.”Kita yakin ada pintu maaf dari Pak Kapolda. Begitu juga Pak Murad, tidak mungkin ontua kasih celaka katong adik-adik ini, “pungkasnya.(DM-01)
