Connect with us

Ragam

Peringati Hari Ciliwung ke-13, Ini Solusi Muhammad Adek Rizaldi Kurangi Banjir

Published

on

JAKARTA, DM.COM,-Untuk memperingati hari Ciliwung ke 13 yang jatuh pada tanggal 23 November 2024, digelar sejumlah kegiatan. Kegiatan hari Ciliwung digelar di Kantor Gerakan Ciliwung Bersih, Sabtu (23/11/2024).

Kegiatan ini bertujuan mewujudkan sungai Ciliwung bersih, sehat, indah hijau, asri dan lestari sehingga sungai dapat bermanfaat bagi kehidupan dan menjadi simbol
peradaban umat manusia masa kini dan masa mendatang.

Sekedar diketahui, Hari Ciliwung dicetuskan pada 11 November 2011 lalu, dengan tujuan mengangkat kepedulian masyarakat, pengusaha, pemerintah, siswa dan mahasiswa akan kelestarian Ciliwung.

Untuk peringatan Hari Ciliwung
13 dengan tema “Lestarikan Sungai dan Selamatkan Keanekaragaman Hayati”. Dalam hal ini Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementrian terkait, para pemangku kepentingan, dan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC).

Sejumlah kegiatan yang digelar, yakni Dialog Interaktif Lingkungan Hidup, Susur Sungai Ciliwung, Penanaman Pohon, Pengecekan Kesehatan Gratis, Panen Hydroponik Vertikultur, Demo TOSS & “waste treatment : paving block,dan Bazar Ciliwung.

Hadir mewakili Menteri PU adalah, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Seumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Muhammad Adek Rizaldi, ST M.Tech.

Mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V ini mengatakan, kegiatan itu tidak hanya fokus pada pembersihan sungai saja, tapi juga membangun kesadaran kolektif masyatakat tentang kesadaran tentang pentingnya pelestarian sungai sebagai pusat ekosistem sungai dan simbol peradaban moderen.

“Pencemaran sungai di Jakarta ini memang sangat memprihatinkan dengan mayoritas sungai tercemar dengan limbah cair dan sampah terutama plastik sekali pakai yang sulit terurai,”kata Rizaldi yang juga mantan Kepala Balai Besar Pemali Juana Jawa Tengah ini.

Mantan Kepala Sub Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat ini menekankan, masalah ini tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga makluk hidup di sungai.

“Solusinya, tidak hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur. Dibutuhkan peran alktif seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai,”ingat mantan Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat hingga sekarang.

Alumni Indian Institute of Technology Roookee India mengaku, ada tiga permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan sumber daya air adalah, kelebihan air yang menyebabkan banjir, kekurangan air yang kemudian berlanjut pada rentanya ketersediaan pangan.

“Kemudian kualitas air (too much, too litle dan too dirty) dimana sumber air yang ada tercemar sehingga memerlukan upaya agar dimanfaatkan secara baik untuk air minum maupun air baku,”sebutnya

Idealnya, lanjut dia, dalam siklus hidrologi begitu datangnya hujan, 70 persen masuk ke tanah, 30 persen masuk ke sungai Ciliwung.”Kondisi saat ini sangat berubah. Jadi yang masuk ke tanah bukan 70 persen lagi. Yang masuk ke tanah hanya 30 persen. 70 persen masuk ke Ciliwung,”paparnya.

Jadi, ingat dia, untuk mengurangi 70 persen masuk ke Ciliwung, Kementerian PU sementara bangun bendungan Ciawi, bangun bendungan Sukamahi dan bangun sodetan di kanal Timur dan lain-lain. .”Apakah sudah jawab semua masalah. Belum. Misalnya, kita punya lahan 10 meter persegi. Kita mau bangun sumur resapan dan sumur penampungan,”jelasnya.

Untuk itu, harap dia, sedianya bangun memperhatikan lingkungan, jangan sampai setelah bangun tambah banjir ke sungai. “Terakhir Sentiong itu, salah satu fenomena global yang kita hadapi selama ini, adalah perubahan iklim. Salah satu perubahan iklim itu terjadi perubahan atau peningkatan permukaan air laut,”serbutnya.

Akibatnya, berdampak pada pemukiman dipesisir Pantai. Makanya, diikenal dengan banjir Roob tadi. “Jadi banjir Roob itu akibat permukaan air laut naik, kemudian daratan mengalami prnurunan. Itulah akibat banjir Rob, sehingga kita mencoba bangun tanggul laut. Tanggul laut adalah salahh satu upaya kita untuk penanganan banjir Rob tadi,”ulasnya.

Namun, ingat dia, apa yang dikerjakan Kementerian PU pasti ada batasan semua. “Kalau laju perubahan, laju dampaknya tadi ditanami juga tidak menyelesaikan masalah. Gerakan ini kami sangat mengapresiasi sekali, jadi semua punya kepentingan. Dunia usaha, masyarakat, akademis, dan pemerintah, “ingatnya.

Turut hadir mewakili PJ Gubernur, walikota Jakarta Pusat, para Pimpinan OPD Provinsi/kota Jakarta, para pejabat Kementerian Lingkungan Hidup, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Anggota Dewan Sumber Daya Air non Pemerintah, Para Pejabat Perguruan Tinggi, perwakilan Pimpinan BUMN/BUMD, Camat Tanah Abang, Lurah karet Bivak, Ketua dan Pengurus Gerakan Ciliwung Bersih, perwakilan Forum dan Komunitas serta Media.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *