Ragam
Presiden ke Papua Resmikan PYCH, Tualeka Pertanyakan Nasib Maluku YCH


AMBON,DM.COM,-Presiden Joko Widodo meresmikan Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Kota Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023). Menurut presiden, PYCH dibangun untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi anak-anak muda Papua dalam pengembangan diri.
“Saya betul-betul merasa sangat bangga karena permintaan saat itu. 23 anak-anak muda Papua yang saya undang ke Istana untuk memiliki sebuah ruang untuk pemberdayaan, peningkatan kualitas SDM. Hari ini bisa kita lihat bersama di Papua Youth Creative Hub di Jayapura,” kata Jokowi seperti dilansir sejumlah media.
Namun kehadiran Presiden Jokowi sekaligus meresmikan PYCH di Papua itu ternyata turut memantik tokoh muda Maluku, Ikhsan Tualeka untuk menagih komitmen pemerintah pusat.
Pasalnya, menurut Direktur Beta Kreatif ini, pada 14 Februari 2020, melalui Staf Khusus Presiden bidang Milenial dan Inovasi Gracia Billy Mambrasar, saat melakukan lawatannya di Ambon mengaku, pemerintah pusat akan segera menggabungkan Youth Creative Hub (YCH) di Maluku.
“Konsepnya, akan menggabungkan ide Youth Creative Hub dengan City Hall of Music, wujud Ambon Kota Musik Dunia. Pemerintah Pusat (Pempus) lewat Kementerian PUPR sudah alokasikan Rp 240 miliar untuk itu,”kata Billy waktu itu.
Saat itu Billy mengaku, keberadaan Youth Creative Hub yang rencana dibangun tahun 2021 itu akan membantu memberikan peningkatan kapabilitas. Dimana mereka (anak muda) punya karya bisa naik level ke nasional dan internasional.
Sayangnya sampai tahun 2023 ini tak pernah ada lagi kabar soal Youth Creative Hub itu. Selain tidak ada kejelasan, pemerintah pusat juga tak ada penjelasan atau klarifikasi.
Hal ini, menurut ikhsan, menambah daftar panjang kekecewaan masyarakat Maluku karena kerap diberikan janji manis pemerintah pusat tapi tak ada yang direalisasikan.
“Ada banyak janji pemerintah pusat di Maluku yang hampir semuanya zonk atau nihil. Maluku seperti di-PHP atau diberi harapan palsu”, jelas Ikhsan yang juga adalah Direktur Maluku Crisis Center, melalui rilis yang diterima DINAMIKAMALUKU.COM, Rabu (22/3/2023).
Menurut Ikhsan, selain janji akan membangun Youth Creative Hub di Maluku, pemerintah pusat juga telah menjanjikan pembangunan Lumbung Ikan Nasional (LIN) dan Ambon New Port (ANP) di Maluku.
LIN bahkan sudah diwacanakan sejak Presiden ke– 6 Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden ke–7 Joko Widodo sudah memasuki waktu delapan belas tahun namun belum ada kepastian.
“Semua ini tentu saja menambah kekecewaan politik atau political discontent dikalangan orang Maluku. Tak salah kalau Maluku kerap merasa dianaktirikan.”
Apalagi menurut Ikhsan, semua proyek pemerintah pusat yang batal atau tidak jelas itu, pemerintah tidak pernah memberikan penjelasan resmi.
Menurut Ikhsan, pemerintah mestinya lebih bijak, sensitif, objektif dan proporsional. Karena kepulauan Maluku dan Papua selain bertetangga, kedua daerah di timur Indonesia ini punya problem yang serupa..
“Maluku dan Papua itu punya sejumlah masalah elementer yang sama, mulai dari rendahnya indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan dan pengangguran, buruknya pelayanan kesehatan, hingga sama-sama menyimpan gerakan disintegrasi.”
Selain pemerintah pusat, Ikhsan juga menyentil komponen masyarakat Maluku, mulai dari politisi pemerintah daerah hingga kalangan masyarakat sipil. Menurutnya apa yang didapat Maluku hingga saat ini karena lemahnya posisi tawar politik.
“Kita di Maluku sudah sama-sama tau dan merasakan diperlakukan tidak adil, terus dikecewakan, tapi selalu manut dan tak kunjung merumuskan gerakan politik yang memungkinan posisi tawar politik kambali diperhitungkan, seperti pasca Proklamasi kemerdekaan Indonesia,”pungkasnya.(DM-01)
