Connect with us

Ragam

Resah Pelayanan KM Sanus 67, Olivier Minta Nakhoda Diganti

Published

on

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Kehadiran kapal perintis seperti Kapal Motor Sabuk Nusantara (KM Sanus) sedianya melayani masyarakat di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Namun, kehadiran kapal yang disubsidi pemerintah pusat itu pelayanannya mengecewakan warga yang menumpang kapal tersebut.

Salah satunya KM Sanus 67. Kapal yang dikelola PT PELNI melayari sejumlah wilayah di Kabupaten Maluku Barat Daya itu, disoroti karena minimnya pelayanan kepada penumpang ketika berlayar.”

“Ada beberapa poin yang harus di benahi soal pelayanan di atas KM Sanus 67.” Pertama pelayan air panas terhadap penumpang. Kerap kali katong pergi minta air panas tapi tidak mau di layani oleh petugas kantin kapal,”kata salah satu elemen pemuda MBD, Erick Olivier, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (4/12/2021).

Dia mengaku, persoalan itu pernah di tanyakan aleh salah satu penumpang kepada Nakhoda KM Sanus 67. “Ketika Nakhoda berjanji untuk menyediakan air panas guna memenuhi kebutuhan penumpang selama pelayaran. Namun sampai saat ini belum kunjung di berlakukan susai janji sang Nakhoda, “kesalnya.

Selain itu, soal charger handphone penumpang selama pelayaran. Charger handphone penumpang juga di pungut biaya. ” Setiap kali cas hp katong harus bayar Rp 5000. Nah setelah kemarin beta sendiri yang langsung bertanya kepada petugas kantin soal di setor ke mana uang cas hp ini. Namun petugasnya bingung tidak bisa menjawab,”terangnya.

Apalagi, semua colokan listrik di atas kapal tidak bisa digunakan karna tidak ada arus listrik. Dia menduga kuat colokan listrik sengaja di buat tidak berfungsi supaya semua penumpang bisa cas hp di kantin dan pihak kapal mendapat keuntungan dari situ.

Tak hanya disitu, ada seorang penumpang perempuan yang berlagak seperti Nakhoda kapal yang ingin menguasai seluruh tempat di atas kapal. Dia juga bebas melakukan apa saja termasuk karaoke di ruang penumpang sampai larut malam dan sangat’ meresahkan banyak penumpang.

Dia menduga penumpang tersebut memiliki hubungan dekat dengan Nakhoda KM Sanus 67.”Jadi setiap perbuatan yang di buat itu tdak bisa di tegur oleh siapa pun walau perbuatannya melawan aturan di atas kapal,”tegasnya.

Untuk itu, dia dan para warga di MBD mengharapkn adanya pembenahan soal pelayanan dab lebih khususnya soal pungutan liar.”Kalau bisa Nakhoda di ganti pimpinan PT PELNI, karna tidak bisa melakukan tugas-tugasnya dengan baik selama pelayanan melayani dan melindungi penumpang diatas kapal,”pungkasnya. (DM-01)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *