Connect with us

Pendidikan

Sososutiksno : Gagasan Baru dalam Bangun Transparansi & Akuntabilitas Laporan Keuangan

Published

on

AMBON,DM.COM,-Guru Besar Universitas Pattimura (Unpatti), Prof Dr Christina Sososutiksno, SE, MSi, Akt mengatakan, laporan keuangan merupakan komponen fundamental dalam sistim akuntanso moderen, sebagai media utama untuk menyampaikan kondisi keuangan dan kinerja suatu entitas kepada para pemangku kepentingan.

Demikian disampaikan Sososutiksno, ketika menyampaikan pidato dalam pengukuhan diri sebagai salah satu guru besar di Unpatti. Tak hanya Sososutiksno,
Prof Ir Irma Kesaulya, M.Sc, Phd, Prof Dr Richard Beni Luhulima, ST, MT, juga ikuk dikukuhkan Rektor Unpatti, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, dalam rapat senat terbuka luar biasa di auditorium Unpatti, Kamis (22/5/2025).

Prof. Dr. Christina Sososutiksno, SE., M.Si, Akt, CA dalam ranting ilmu/kepakaran Akuntansi Manajemen/Keprilakuan Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dalam pidatonya diberi judul : Behavioral Managerial Eamings Management (B-MEM) : Butuh Gagasan Baru dalam Membangun Transparansi & Akuntabilitas Laporan Keuangan.

“Keandalan dan relevansi informasi yang terkandung didalamnya, krusial dalam mendukung keputusan investasi, pembiayaan dan kebijakan publik,”kata Sososutiksno.

Namun, kata dia, dalam praktinya, laporan keuangan tidak selalu mencerminkan realitas ekonomi perusahaan secara objektif.”Intervensi manejerial yang bersifat strategis yang dikenal dengan istilah earnings management atau management laba yang sering mengaburkan subtansi ekonomi sesungguhnya dari entitas pelapor,”jelasnya.

Menurut dia, berdasarkan laporan Association of Certified Fraud Exsminers (ACFE) tahun 2022, sekitar 12 persen dari kasus korporasi didunia melibatkan msnipulasi laporan keuangan dan sebagian besar dilakukan melalui rekayasa akuntabilitas seperti pengakuan pendapatan fiktif atau penundaan pengakuan biaya.

“Di Indonesia ACFE, Indonesia Chapter (2019) mencatat bahwa dari 239 kasus kecurangan korporasi, yang dilaporkan sekitar 6,7 persen merupakan manipulasi laporan keuangan termasuk laporan laba keuangan yang sistemik,”paparnya.

Dia mencontohkan, kasus Toshiba Corporatiom 2015 lalu, merupakan black earmings management, dimana perusahaan menyatakan laba berlebih Rp 151, 8 miliar yen selama tujuh tahun dengan cara pengakuan menunda beban dan merekayasa proyeksi keuntungan proyek.

“Kasus PT Kimia Farma 2020 lalu, mengungkap rekayasa penjualan sebesar Rp 53 miliar untuk mendongkrak kinerja keuangan tahunan, yang berujung pada sanksi terhadap pejabat keuangannya,”tuturnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, kasus karyawan Wels Fargo 2016 lalu, dimana ribuan karyawan membuka rekening fiktif demi memenuhi target. “Salah satu strategis, yang digunakan dalam manajemen lana adalah perubahan metode akuntansi seperti trassisi dalam metode FIFO ke metode rata-rata tertimbang percepatan transaksi penjualan dan pengakuan estimasi biaya yang rendah dari biayanya. Semua stategis ini menuntut keterampilan teknis yang tinggi sekaligus membuka ruang dan etika,”pungkasnya.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *