Politik
Tim Monitoring Pilkada DPD Hanura Maluku Hadiri Kampanye FAHAM
DINAMIKAMALUKU.COM, BULA-Kehadiran tim monitoring pilkada DPD Hanura Maluku di Kota Bula, ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), berkesempatan menghadiri kampanye tatap muka pasangan calon bupati dan wakil bupati SBT, Fahri Alkatiry-Arobi Kelian di dusun Salas, desa Bula, Sabtu (3/9).
Tim monitoring pilkada DPD Hanura Maluku, dipimpin Ketua Bapilu DPD Hanura Maluku, Ali Husein Wasahua.
Wasahua didampingi Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Pemilih Pemula DPD Hanura Maluku, Serwan Mualo, dan sejumlah fungsionaris DPD Hanura Maluku.Tugas tim monitoring pilkada, melakukan monitoring pimpinan dan kader partai ditingkat cabang, tingkat kecamatan, dan desa dusun, untuk memenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung Partai Hanura.
Mewakili Hanura, Zainudin Noval Rumuar, dalam orasinya mengatakan, Hanura dan parpol koalisi pengusung Alkatiry-Kelian yang diakronim FAHAM, dipastikan memenangkan pilkada SBT, 9 Desember 2020 mendatang.”Kita optimis FAHAM menang. Jadi FAHAM tidak hanya menang di dusun Salas, tapi menang di hampir diseluruh wilayah SBT,”kata Rumuar.
Bahkan, anggota DPRD SBT dua periode itu, mengajak warga Salas, memilih FAHAM dengan nomor urut dua, memadukan bahasa Gorom dengan bahasa gunung. “Mari kita pilih FAHAM.FAHAM sudah teruji. Pasangan sangat memahami pemerintahan,”ajak Rumuar, di sambut tepuk tangan warga Salas.
Fahrina, isteri Fahri Alkatiry, mengatakan, warga dusin Salas, tidak asing lagi baginya. Kata dia, sering olah raga bersepeda dan jalan kaki menyapa warga setrlempat.”Saya bayangkan masyarakat Salas jalan kaki ke kota Bula. Nah, kalau FAHAM menang disini saya tidak lupa warga Salas. Warha Salas, selalu dihati saya. Kalau Pak Fahri, sibuk temui saya saja. Kita yakin menang,”kata Fahrina.
Fahri Alkatiry mengatakan, sebagai seorang pemimpin harus melayani masyarakat dan bukan dilayani masyatakat.”Kalau ada yang lupa salas, ibu kasih ingat. Apa yang disampaikan pemimpin itu tugas utama adalah melayani masyarakat. Siapa yang ingin jadi pemimpin, setelah dilantik harus melayani,”kata Alkatiry.
Alkatiry, yang juga wakil bupati SBT mengaku, sejak menjabat melayani warga hingga sore menjelang malam.” Saya sering melayani masyarakat sampai Magrib. Dan semangat melayani itu dari dulu,”terangnya.
Dia mengaku, berdasarkan hasil tiga lembaga survei nasional, hasilnya masyarakat SBT lebih puas pelayanan wakil bupati.” Itu bukan saya yang bilang, tapi itu hasil survei. Tapi jadi wakil bupati itu terbatas. Tapi kita mau biking banyak,”ingatnya.
Bahkan, lanjut dia, hasil penilaian Ombudsmen, SBT masuk pelayanan paling buruk nomor 3 di Indonesia. Bayangkan, kesal dia, dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia, SBT berada pada urutan 511 pelayanan terburuk.”Bayangkan, kabupaten di pedalaman di Papua, pelayanan kepada masyarakat lebih baik dari kita. Kita malu atau tidak. Kita harus paham pemimpin itu harus melayani,”jelasnya.
Untuk itu, dia berharap, masyarakat memberikan kesempatan kepada dirinya dengan Arobi Kelian, memimpin daerah itu lima tahum kedepan.”Tolong bantu saya dan pak Arobi, kasih kesempatan. Di SBT ini banyak anak-anak memiliki sumber daya, dan punya kesempatan, tapi tidak diberikan kesempatan,”kata Alkatiry.(DM-01).