Ragam
Usai Bendungan Waeapo Dibangun, Pj Bupati Buru : Kita Siap Jadi “Food State”
AMBON, DM.COM,-Kabupaten Buru, memiliki potensi sumber daya pertanian yang luar biasa. Akibatnya, hasil daerah itu ditetapkan sebagai lumbung pangan, sehingga hasil pertanianya sering dipasarkan ke Kabupaten lain di Provinsi Maluku, bahkan ke sejumlah Provinsi ditanah air.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Buru, akan mengembangkan daerah itu sebagai kawasan “food estate” atau program menjaga ketahanan pangan merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi baik untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat di Provinsi Maluku maupun daerah lainnya di Indonesia Timur.
“Sarana infrastruktur pendukungnya sementara dipersiapkan, terutama berupa bendungan Waeapo di Pulau Buru yang direncanakan bisa mengairi lahan sawah seluas sekitar 10 ribu hektare,” kata Penjabat Bupati Buru, DR Djalaludin Salampessy, M.Si, kepada awak media usai menghadiri rapat di DPRD Provinsi Maluku, Jumat (4/11/2022).
Menurut Kepala Badan Pendapatan DaerahProvinsiMaluku ini, para petani di Pulau Buru baru saja selesai memanen Padi yang sebelumnya ikut ditanam Gubernur Maluku Murad Ismail, dimana 1 hektar sawah menghasilkan 6,8 ton gabah kering giling dan riilnya ada 4,6 ton GKG yang dihasilkan dari panen tersebut.
Disebutkan, para pakar pertanian juga mengatakan, kalau hasil produksi padi semacam itu di lahan basah seperti di Pulau Buru cukup tinggi.”Kondisi ini mendorong kami menjadikan Pulau Buru sebagai kawasan “food estate” masa depan baik untuk Provinsi Maluku maupun Indonesia Timur,”terangnya.
Sekedar tahu, dari 10.000 hektar lahan sawah yang sudah tersedia, 5.000 hektar diantaranya disiapkan khusus sebagai kawasan pengembangan “food estate” di Pulau Buru. Sehingga irigasi yang ada sekarang ini akan dimoderenkan dengan bendungan Waeapo.”Kalau lokasi sawah yang sudah disiapkan untuk penanaman padi sekarang ini mencapai 6.000 hektar, dan setelah itu Pemkab Buru dorong pengembangannya untuk memenuhi kuota 10.000 hektare,” jelas Pj Bupati.
Diakui, bendungan Waeapo yang sementara dibangun ini bisa termanfaatkan dengan baik dan maksimal. Sedangkan proses pemasaran hasil panen padinya, Pemkab Buru sekarang ini sementara dalam proses melakukan MoU dengan Pemkab Buru Selatan, bahkan beras yang masuk ke pasaran Bursel berasal dari hasil panen padi para petani di Namlea, Kabupaten Buru.
“Karena sebelumnya kami juga sudah melakukan MoU dengan Pemkab Maluku Tenggara, dan pernah mengirim 15 ton beras untuk dijual di sana sejak awal tahun ini, dimana produksinya cukup baik dan kualitasnya menjadi incaran,”pungkasnya.(DM-02)