Kesehatan
Vaksinasi belum Capai Target, Pangdam dan Jajaran Rapat di Kantor Gubernur

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Program vaksinasi untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Provinsi Maluku, belum mencapai target karena baru mencapai 34 persen lebih. Padahal, target program vaksinasi 70 persen, medio Desember 2021 mendatang.
Karenanya, Pangdam XVI Pattimura bersama jajarannya melakukan rapat evaluasi vaksinasi Covid-19 dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota di lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (10/11/2021).”Sesuai hasil rapat kami dengan Pak Danrem dan Dandim serta Koramil se Maluku, data vaksinasi tidak sesuai dengan data Kementerian Kesehatan,”kata Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Bambang Ismawan, SE. M.M, saat rapat evaluasi vaksinasi Covid-19 di lantai 6 Kantor Gubernur.
Dia mengaku, program vaksinasi di Maluku, termasuk lamban. Bila dibandingkan dengan provinsi lain, Maluku berada diurutan ketiga.”Apalagi, dalam waktu dekat saya mendampingi Pak Presiden ketika berkunjung di Provinsi Maluku Utara. Kalau saya ditanyakan tentu saya harus jawab realisasinya sesuai target. Jangan sampai saya jawab tidak sesuai target,”ingatnya.
Untuk itu, harap dia, semua pihak
harus bahu membahu agar program vaksinasi dapat ditingkatkan agar memenuhi target.”Jadi kita harus lebih peduli lagi. Nah, kalau sekarang kita baru capai 34 persen menuju target 70 persen, berarti kita harus butuh 36 persen lagi,”ingatnya.
Itu berarti, ingat dia, untuk mencapai target hingga medio Desember 2021 mendatang, setiap hari minimal 14 ribu orang harus Divaksin.”Makanya saya hadirkan Dandim dan Danramil di rapat ini. Saya berharap para Dandim dan Danramil berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota agar program vaksinasi ditingkatkan. Apalagi, kita berada di urutan ketiga secara nasional,”terangnya.
Plh Sekda Maluku, Sadli Ie mengapresiasi rapat evaluasi vaksinasi Covid-19 yang digagas Pangdam XVI Pattimura.”Memang tanggungjawab vaksinasi ada di kabupaten dan kota. Kita hanya koordinator. Mestinya semua kabupaten dan kota mencontohi vaksinasi yang dilakukan Kota Ambon. Jadi kami apresiasi pertemuan hari ini,”kata Sekda.
Dia mengakui, ada perbedaan data vaksinasi pusat dan daerah. “Ada perbedaan data. Pusat pakai data secara elektronik. Jadi memang data pusat kita tinggi. Intinya, bagaimana kabupaten dan kota ada ketersediaan vaksin,”ingatnya.
Apalagi, ingat dia, 4 Oktober 2021 lalu, Gubernur Maluku, telah menyurati bupati dan Walikota agar percepat vaksinasi.”Dalam surat itu bupati dan Walikota diminta lakukan evaluasi dan sosialisasi penting dilakukan vaksin. Vaksinasi dilakukan tepat sasaran, strategis vaksinasi, dengan maksimalkan sumber daya yang dimiliki dengan melibatkan TNI dan Polri. Jadi memang semangatnya vaksinasi di kabupaten dan kota harus dipercepat,”paparnya.

Danrem 151/Binaiya, Brigjen TNI Arnold Ritiauw menegaskan, rapat digelar karena ada perbedaan data antara pusat dan daerah.”Nah, karo yang rapat untuk meluruskan data-data ini. Sehingga apakah data Kementerian Kesehatan atau pakai data katorang,”kata Ritiauw, kepada awak media usai memimpin rapat evaluasi vaksinasi Covid-19.
Dia berharap, semua pihak bekerja keras melakukan vaksinasi. Apalagi, ingat dia, untik vaksina pertama Maluku nomor urut 3 secara nasional dari bawah.”Begitu juga vaksin kedua kita nomor dua juha dari bawah. Jadi jangan sampai kita dianggap tidak bekerja. Padahal, kita kerja keras dilapangan hanya gara-gara tidak sinetronnya data dilapangan,” kesalnya.
Namun, lanjut dia, setelah dicek dan dibandingkan dengan ada selisih data yang cukup besar. “Jadi kita luruskan dan kedepan kita berpatokan pada data-data di Kementerian Kesehatan. Karena ada sistim pelaporan secara elektronik yang secara langsung tercatat,”jelasnya.
Hanya saja, karena tidak ada signal internet di sejumlah daerah teeluar sehingga pelaporan menggunakan manual.”Akibatnya laporannya satu hari atau dua hati kemudian. Itu uang membuat selisih data yang dilaporkan per hari oleh kementerian kesehatan dan Provinsi.,”paparnya.
Akibatnya, ingat dia, terjadi perbedaan data yang cukup signifikan.” Kita cari solusi agar Maluku jangan dibawah. Kita sepakat agar tidak lagi serbuan vaksinasi tapi lebih gencar lagi supaya target nasional vaksin pertama harus 70 persen dan vaksin kedua minimal 50 persen diakhir Desember harus tercapai,”harpanya.
Padahal, ingat Wakil Satgas Covis, Gubernur Maluku, Pangdam Pattimura, Kapolda, dan Kajati serta sejumlah pihak lain sudah kerja keras.”Tapi posisi kita masih dibawah. Nah, ini tidak bagus bagi kita. Kedepan kita komitmen kerja keras lagi agar bisa tercapai target,”pungkasnya.
Sementara dalam rapat itu sejumlah kepala daerah, Sekda, Asisten I, dan kepala dinas kabupaten dan kota melaporkan data vaksinasi dab program vaksinasi didaerahnya secara virtual. (DM-01)
