Pemkot Ambon
Walikota : Saatnya Warga Kota Ambon Miliki Bangunan Tahan Gempa

AMBON,DM.COM,-Kota Ambon, pernah mengalami gempa bumi disertai Tsunami yang dashyat beberapa tahun silam. Untuk itu, butuh intervensi pemerintah guna mengurangi resiko, terjadi gempa bumi dan Tsunami dengan struktur bangunan yang tahan gempa.
Demikian disampaikan Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena, ketika memberikan arahan sekaligus membuka Focus Grous Discussion (FGD) antara Unpatti, TDMRC Uviv. Syiah Kuala Banda Aceh dan Universitass Tohoku Jepang, serta Stakeholder lainnya, tentang Penguatan Data Base Bangunan Kota Ambon Untuk Analisis Kerentanan dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di salah satu hotel berbintrang di Kota Ambon, Jumat (12/9/2025).
“Semoga FGD ini menghasilkan rekomendasi, masukan dan saran konstruktif bagi Pemkot dalam rangka membangun Ketahanan Bencana di Kota Ambon terkait Early Warning System, Bangunan Tahan Gempa, Evacuation Route, Edukasi masyarakat sehingga mampu menciptakan masyarakat tangguh bencana di Kota Ambon. Beta Par Ambon…. Ambon Par Samua,”kata Walikota.
Pada kesempatan itu, Walikota mengaku, Kota Ambon, sudah bertumbuh dan berkembang, sehingga sudah memasuki usia yang ke-450 tahun di tahun ini.
“Tetapi, juga menggambarkan bagaimana ketangguhan warga kota ini, menghadapi berbagai tantangan dan hambatan ancaman yang pernah terjadi di kota ini termasuk didalamnya bencana alam,”terangnya..
Dia mencontohkan, gempa bumi, bahkan sampai dengan adanya Tsunami dan juga bencana alam lainya, yakni tanah longsor, banjir cuaca ekstrim dan lain-lain.
“Nah, dengan adanya gempa bumi dan Trsunami, catatan dari ahli sejarah seperti Rumpius dan lain-lain. Ini membuktilan bahwa di kota ini pernah terjadi bencana Tsunami yang sangat dashyat. Bahkan sangat dahsyat kalau kita ikuti catatan itu ketinggian gelombang Tsunami itu 90 sampai 100 meter,”tuturnya.
Orang nomor satu di kota ini meyakini dari pengalaman-pengalaman yang ada, bukan saja di Indonesia, tapi dinegara lain seperti di negara Jepang. “Nah, bagaimana pemerintah intervensi upaya-upaya mengurangi resiko ketika terjadi gempa bumi dan Tsunami,”ingatnya.
Menurut, Walikota, FGD bagi Pemkot Ambon, sangat penting untuk melakukan penanganan kedaruratan di Kota Ambon, khusus bencana dan lain-lain terus diupayakan.
“Bahkan, tadi pak Prof sampaikan bahwa jika penelitian dengan hasilnya nanti, diserahkan kepada kita dengan sistim yang kita miliki, saya kira kita bisa masukan dalam salah satu dari layanan Call Center 112 Kota Ambon. Ini agar dia terintegrasi disana. Ketika terjadi sesuatu, masyarakat paling tidak tertangani terkontrol dengan baik, sehingga mengurangi korban jiwa,”paparnya.
“Saya rasa tujuan kita kesana. Nah, kita bicara soal analisis kerentanan ini terkait data bangunan di Kota Ambon, kita mesti sesuaikan dengan kecanggihan perkembangan teknologi hari ini. Mungkin kita menyesuaikan secara bertahap,”lanjutnya.
Tapi paling tidak, kata Walikota, masyarakat bisa diberikan pemahaman tentang jenis bangunan yang dimiliki. Ini agar tahan terhadap gempa bumi. “Saya kira ini paling pentin karena Tsunami itu kejadian berikut. Tetapi gempa bumi ini bisa saja, rumah roboh tidak sempat menyelamatkan diri, sehingga terjadi korban jiwa,”ujarnya
” Saya rasa jenis bangunan penting. Paling tidak bangunan-bangunan di Kota Ambon, kita tata dengan baik. Yang kuat, bisa tahan berapa. Yang tidak kuat rentan serta rusak parah ketika terjjadi gempa bumi. Ini penting bagi kita,”sambungnya.
Oleh karena itu, Walikota berharap, FGD ini paling tidak memberikan masukan untuk bagaimana, pihaknya melakukan langkah kebijakan terbaik bagi masyarakat di Kota Ambon terkait dengan gempa bumi dan Tsunami.(DM-01)