Connect with us

Hukum

Warga Kei & Kailolo di Jabodetabek Serukan Perdamaian : Kita Bersaudara

Published

on

AMBON,DM.COM,-Aksi bentrok dua kelompok warga di kawasan STAIN, Desa Batu Merah, Selasa (8/11/2022), mendapat perhatian serius semua pihak. Bahkan, warga Kei dan Kailolo, yang bermukim di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) ikut menyerukan perdamaian bukan hanya aksi bentrok di Kota Ambon, namun di Maluku pada umumnya.

Seruan perdamaian itu di gagas Penjabat Bupati Maluku Tengah, DR Muhamat Marasabessy, SP,  ST,  M.Tech, yang saat ini sementara kunjungan Dinas di Jakarta. Seruan perdamaian dirumah Ketua Front Pemuda Muslim Maluku, Umar Kei di kawasan Bina Lindung, Jakarta Timur, Jumat (11/11/2022).

Hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh Kei dan Ikatan Keluarga Kailolo di Jakarta. Mereka adalah, Kombes Pol (Purn)Wemy Hukubun, sesepuh AMKAI, sejumlah tokoh Kei, Raja Kailolo, Rusdi Marasabessy, Sekretaris MUI Maluku, Abdul Manan Latuconsina, dari MUI Kota Ambon, Emang Wasahua. Sementara tokoh pemuda Kei, Jhon Refra atau Jhon Kei, mengikuti pertemuan itu secara virtual.

Sebagaimana pernyataan sikap yang diterima DINAMIKAMALUKU.COM menyebutkan, bahwa persaudaraan masyarakat Kei dan  Kailolo se-Jabodetabek, dalam menyikapi situasi pertikaian antara basudara Kei dan Kailolo yang terjadi beberapa hari lalu di kawasan STAIN Kota Ambon Provinsi Maluku, maka selaku bagian intergal dari masyarakat Key dan Kailolo yang memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong penyelesaian pertikaian tersebut, maka dengan ini kami menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut.


 
1. Bahwa Orang Kei dan orang Kailolo dalam sejarah peradaban masyarakat Maluku adalah komunitas orang basudara yang telah diikat dalam satu persaudaraan dimana proses ini telah dilakukan oleh para leluhur (anak cucu nenek BOYRATAN) yang diwarisi pada masa itu sehingga ikatan ini harus dijiwai dan dipegang teguh oleh generasi ke generasi.
 
2. Bahwa Persaudaraan Orang Key dan orang Kailolo telah diwujudkan dalam berbagi aktivitas bersama baik di Ambon maupun kami yang hidup diperantauan. Sehingga semangat kebersamaan ini harus terus dihidupkan dan ditingkatkan.
 
3. Bahwa Selaku bagian dari kesatuan Orang Kei dan orang Kailolo, kami yang hidup diperantaun menyerukan kepada saudara-saudara kita di Ambon dan sekitarnya untuk menahan diri dan tidak melakukan berbagai tindakan kekerasan yang dapat merugikan diri dan persekutuan selaku orang basudara.
 
4. Bahwa Kami mendorong saudara-saudara di Ambon untuk dapat duduk bersama dalam ikatan persaudaraan Orang Kei dan orang Kailolo untuk menyatakan tekad dan komitmen mewujudkan perdamaian sejati.
 
5. Bahwa Kepada pemerintah Kota Ambon kami mendesak untuk dapat memfasilitasi berbagai kerugian yang dialami oleh masyarakat Kei dan Kailolo akibat pertikaian tersebut. Kami berharap Pemerintah Kota Ambon dapat memediasi kedua belah pihak untuk duduk bersama dalam ruang perdamaian.
 
6. Bahwa Kepada TNI-POLRI agar dapat melakukan tindakan pembinaan dan penegakan hukum yang seadil-adilnya dan merangkul pihak-pihak yang bertikai.
 
7. Bahwa Kepada para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda untuk aktif menyerukan pesan-pesan perdamaian. Lakukanlah berbagai kegiatan yang dapat melibatkan Orang Kei dan orang Kailolo secara rutin dan berkelanjutan.
 
8. Bahwa Kami menghimbau Orang Key dan orang Kailolo  yang ada di Ambon dan sekitarnya untuk tidak mudah dihasut dan diprovokasi oleh pihak manapun. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, hidup damai dan rukun dalam semangat orang basudara, potong dikuku rasa didaging.
 
9. Bahwa sebagai anak negeri yang ada di JABOTABEK kami perlu menmyampaikan pesan kerinduan dalam semangat hidup orang basudara agar setiap perbedaan itu kita satukan untuk membangun harmonisasi yang abadi. Demikian pernyataan sikap kami persaudaraan orang Kei dan orang Kailolo  Se-Jabodetabek.

Usai pembacaan sikap, dilakukan pemasangan gelang adat  kepada Penjabat Bupati Malteng dan Raja Kailolo. Umar Kei yang memasangkan gelang kepada Penjabat Bupati dan Raja Kailolo. “Ini pertanda Kei dan Kailolo bersaudara. Kei itu sebenarnya Kailolo. Kita ini satu dan orang basudara. Jadi katong tidak boleh satu sama lain baku marah atau baku pukul,”harap sesepuh AMKAI, Hemy Hukubun dan Raja Kailolo, Rusdi Marasabessy.

Pada kesempatan itu, Penjabat  Bupati Malteng, DR Muhamat Marasabessy, SP, ST,M.Tech mengaku, bangga dan memberikan apresiasi yang setingginya-tingginya karena saudara-saudara anak Maluku yang berasal dari Negeri Kailolo dan komunitas masyarakat Kei yang tersebar di Jabodetabek adalah para tokoh yang memiliki kapasitas, kompetensi dan networking yang baik dan telah berkarya serta mengabdikan diri di berbagai sektor strategis.

“Peran dan kontribusi saudara-saudara begitu nyata terutama komitmen untuk membangun Maluku. Pemerintah daerah menyadari bahwa untuk membangun Maluku butuh keterlibatan semua pihak termasuk mengajak partisipasi anak-anak Maluku di perantauan agar terlibat aktif membantu pemerintah daerah mendorong percepatan pembangunan termasuk menyelesaikan berbagai problematika yang dihadapi,”kata Marasabessy yang juga putra Kailolo, dalam pertemuan itu.

Kadis PUPR Provinsi Maluku ini mengatakan, pertemuan dan silaturahmi seperti ini sangat penting dan strategis sebagai saluran berbagi informasi terhadap berbagai kebijakan yang sementara dikerjakan oleh pemerintah daerah.”Ini agar  mendengar berbagai masukan yang konstruktif dari anak-anak Maluku di perantauan untuk memperkaya konsep pembangunan, sekaligus mengajak anak-anak Maluku untuk bersama-sama memikirkan langkah-langkah yang positif dalam penyelesaian konflik di Maluku,”jelas Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orwil Maluku itu.

Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Maluku mengaku, akhir-akhir ini eskalasi pertikaian antar komunitas terjadi dibeberapa lokasi dengan motif yang beragam. Yang paling terbaru dan sudah menjadi konsumsi publik adalah pertikaian antara orang Kailolo dan orang Kei.

“Semua pihak menyayangkan terjadinya pertikaian ini. Karena itu saat ini saya mengambil inisiatif untuk duduk bersama dan berdialog dengan saudara-saudara. Saya yakin bahwa saudara-saudara adalah para tokoh yang juga menjadi panutan dan kebanggaan generasi muda kita di Ambon-Maluku. Sehinga saya sangat butuh dukungan dan bantuan saudara-saudara untuk memberikan edukasi dan pemahaman yang baik kepada generasi muda kita,”harap Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pattimura Ambon ini.

Koordinator Balai-Balai Kementerian PUPR di Provinsi Maluku itu menyebut, prang Kailolo dan orang Kei ternyata memiliki ikatan persaudaraan yang sangat kuat. Ada catatan sejarahnya sehingga semua pihak terutama generasi muda harus memahami dan menjiwai nilai-nilai persaudaraan yang telah diletakan para leluhur/orang tua kita.

“Orang Kailolo dan Orang Kei harus bersatu, jangan mau dihasut dan diadu domba oleh pihak manapun. Harus saling melindungi dan saling membantu, potong dikuku rasa didaging. Harus laeng sayang laeng. Jika kita bertikai, maka banyak hal tidak bisa kita kerjakan. Kita bersyukur hari ini banyak anak-anak Kailolo dan Kei yang sukses, mungkin saja akibat itu ada orang yang tidak senang dan berusaha untuk merusak rajutan persaudaraan orang Kailolo dan orang Kei,”terang Marasabessy  akrab disapa Pak Matt.

Mantan Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku ini berharap, melalui pertemuan dan silaturahmi ini,  bisa menghasilkan satu pernyataan sikap bersama antara orang Kailolo dan orang Kei.”Hasil ini akan menjadi sumbangsih kita yang ada diperantauan untuk mewujudkan perdamaian antar sesama orang basudara Kailolo dan Kei. Saudara-saudara kita di Ambon akan sangat bangga dan terharu melihat ikatan persaudaraan yang indah yang kita bina sampai saat ini. Kalau kita bersatu selaku anak Maluku tanpa melihat latar belakang perbedaan diantara kita, saya optimis Maluku akan semakin maju dan sejahtera,”pungkasnya.(DM-02)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *