Politik
Yeremias Berharap Kehadiran Ahok, Kelangkaan BBM di Wilayah 3T Teratasi

DINAMIKAMALUKU.COM, AMBON-Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Maluku, Anos Yeremias berharap, kunjungan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Cahaya Purnama, tidak hanya melihat langsung proyek fisik perusahaan plat merah itu di Kota Ambon dan kabupaten lain.
Namun, jeritan masyarakat di wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) terkait seringnya terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) mesti menjadi perhatian Ahok sapaan Basuki Cahaya Purnama, agar BBM dapat terpenuhi sehingfa garganya tidak lagi mencekik masyarakat di sejumlah daerah itu.
” Masyarakat khan sangat merindukan sosok pemimpin seperti Pak Ahok. Karena itu, harapanya adalah kehadiran Pak Ahok bukan hanya meninjau proyek-proyek yang sementara dikerjakan oleh PT Pertamina Persero, tapi kehadiran Pak Ahok semoga dapat menjawab keluhan masyarakat di pinggiran,”kata Yeremias, kepada wartawan, Senin (1/11/2022).
Masyarakat pinggiran yang dimaksud wakil rakyat asal MBD dan KKT, masyarakat didaer3T.” Karena kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagian ada di Kabupaten Maluku Barat Daya, Kepulauan Aru, Seram Bagian Timur, dan Kepulauan Tanimbar.
Di MBD misalnya, kata dia, selain BBM di MBD itu sering terjadi kelangkaan, harga BBM itu termahal di seluruh Indonesia. “Kalau persoalan BBM di Papua sudah teratasi karena sudah BBM satu harga di Papua. Di Pegunungan Papua itu meski angkut BBM dengan pesawat, harganya sama dengan BBM di Jakarta. Jadi memang perhatian pemerintah pusat di Papua itu sangat luar biasa. Kami berharap kehadiran bapak Ahok di Kota Ambon berdampak juga bagi masyarakat di pinggiran,”ingatnya.
Sejumlah wilayah di MBD yang sering mengalami kelangkaan BBM, yakni pulau Lirang, Wetar, Marsela, Sermatang, dan masyarakat di Pulau Lurang itu masih kesulitan BBM.”Kalau masyarakat di Moa agak lumayan. Meskipun harga BBM mahal tapi ada. Tapi masyarakat di Romang dan Damer, dan sejumlah daerah lain di MBD yang saya sebutkan diatas paling susah dapatkan BBM. Kelangkaan BBM sangat dirasakan masyarakat di sana,”bebernya.
Dia juha justeru bingung, BBM jenis Pertamax bisa beredar di MBD. Padahal, pendapatan rakyat tidak mampu intik membeli BBM jenis Pertamax.” Rakyat kami masih susah kenapa masih pakai Pertamax. Dipaksa gunakan Dexlaite yang begitu mahal. Kenapa bukan Pertalite. Kalau premium dihapus ada Pertalite. Minyak tanah 1 botol Rp 5 ribu Kalau pertlaite 1 botol 2, 5 liter seharga Rp 25 ribu sampai ato 30 ribu. Bahkan sampai pernah Premium 1 botol 1,5 liter seharga Rp 50 ribu,”rinciannya.
Dia mengaku, BBM satu harga baru ada di Pulau Babar tepatnya di ibukota Kecamatan Banar di Tepa. Demikian juga di Kabupaten Aru. Sebut dia, Aru Tengah, Aru Selatan sampai di Objektur, sampai dengan Batu Goyang, hingga sampai di Sionidal, kesulitan BBM. “Bayangkan masyarakat nelayan kita yang ada di daerah pinggiran itu, tidak pernah diperhatikan atau tidak pernah berubah statusnya karena mereka kesulitan mendapat BBM, sehingga para nelayan kesulitan melaut dan mencari ikan lalu menjual dan menjadi sumber pendapatan mereka sebagaimana daerah-daerah yang kami sebutkan tadi,”jelasnya.
Kesulitan BBM juga terjadi di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Di SBT kesulitan BBM juga masih ada Teor, Kesui, di Pulau Gorom juga begitu. Pulau Paniang, begitu juga di Geser. Kalau di Bula cukup lumayan,”jelasnya.
Di Sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, jugamengalami kesulitan BBM yang sama seperti di Pulau Molu-Maru. Pulau Fordata juga masih mahal. “Begitu juga di pesisir barat baik itu di Wunlah, Abath, baik di Romulus baik di Wabar, baik Lingada juga kesulitan BBM. Belum lagi di Pulau Labobar, semua kesulitan BBM,”terangnya.
Untuk itu, harap dia, dengan kehadiran Ahok, ada laporan dari Pemerintah Daerah bahwa di daerah-daerah itu terjadi kelangkaan BBM. “Jadi memang harga BBM yang kami sebutkan itu memang terlampau masih tinggi. Mudah-mudahan pertemuan Pak Ahok dengan Pemda ada laporan kondisi riel di Maluku, sehingga ada kebijakan-kebijakan dari Pak Ahok sebagai komisaris utama PT Pertamina. Karena yang mengatur minyak ini BPH Migas. Tapi yang mengetahui kebutuhan BBM itu adalah PT Pertamina,” sebutnya.
Berharap, kehadiran Ahok bukan datang lalu meninjau proyek infrastruktur, namun kontribusi bagi masyarakat didaerah ini untuk menjawab dambaan dan keluhan mereka untuk mendambakan BBM.
“Kalau di Jawa, Bali Sumatera dan Kalimantan, dan Sulawesi, BBM naik Rp1000 rupiah saja, sudah ribut dengan aksi demonstrasi dimana-mana. Tapi kalau kami tidak demo karena itu kebutuhan yang penting ada bukan harganya. Sebagai anggota DPRD Maluku, Pak Ahok kami berharap, tolong dengar masukan. Tolong dengar jeritan dari masyarakat didaerah,”pungkasnya.(DM-01)
