Ragam
AMLO Presiden Mexico Naik Pesawat Komersil
Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol Universitas Pattimura
“Kualitas seorang pemimpin tercermin dalam standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri.”(Ray Kroc).
Tidak banyak Kepala Pemerintahan/Kepala Negara tetangga maupun sahabat dalam urusan-urusan kenegaraannya baik itu di tingkat nasional dan internasional menggunakan pesawat komersil. Pada Senin, 07 Maret 2011 empat belas tahun lalu, Presiden Filipina Benigno Aquino melakukan kunjungan kenegaraannya di Jakarta, setelah dilantik sebagai Presiden Filipina di jiran utara Indonesia tersebut. Keberangkatannya ke Jakarta tersebut memakai pesawat komersil, dimana ia bercampur dengan para penumpang lain.
Pria yang populer dipanggil Ninoy ini berangkat ke Jakarta pukul 20.55 waktu Manila dengan menggunakan pesawat Cebu Pacific. Di dalam pesawat Cebu Pacific, Aquino pun duduk bercampur para penumpang lain. Aquino pun dengan ramah bercengkrama dengan rakyat yang satu pesawat dengannya, bahkan mereka berfoto bersama. Begitu pula saat ia melanjutkan kunjungannya ke negara tetangga Singapura, ia masih menggunakan pesawat komersil Philippine Airlines (PAL).
Tujuan Presiden Ninoy bepergian menggunakan pesawat komersil tersebut, bukan semata-mata untuk mencari popularitas di hadapan rakyatnya, tapi itu dilakukannya demi menghemat anggaran perjalanannya selaku presiden. Penghematan tersebut, sesuai dengan janjinya tatkala berlangsungnya kampanye Pemilu Presiden Filipina di tahun 2010 lalu, yakni pemerintahan bersih dan anti korupsi. Begitu pula prioritas agendanya adalah memangkas defisit anggaran yang mencapai 300 miliar peso pada tahun sebelumnya. (DetikNews, 2011).
Ternyata penggunaan pesawat komersil, tidak hanya digunakan oleh Presiden Filipina Benigno Aquino saja. Akan tetapi juga dipakai oleh Presiden Mexico, Andres Manuel Lopez Obrador. Pria yang dikerap disapa dengan inisial populernya, AMLO ini memilih untuk bepergian ke negara bagian Sinaloa dengan penerbangan komersial jenis Embraer Jet yang sempit, dimana ia duduk di kelas ekonomi berdampingan dengan rakyatnya, yang juga menaiki pesawat tersebut.
Tingkah lakunya juga mirip dengan Presiden Filipina Benigno Aquino, saat berada dalam pesawat komersil yang hendak terbang bersama rombongannya mengunjungi negara tetangga dari Bandar Udara Internasional Manila (BUIM), dimana Presiden AMLO sempat berhenti untuk berfoto bersama semua orang. Dia membiarkan penumpang lain untuk mencium, memeluk, bahkan meraih pinggangnya. Ia tidak mengambil jarak dengan para penumpang, yang akan terbang bersamanya.
Tidak nampak pengawalnya ketat dengan menyuruh para penumpang untuk menjauh dari Presiden Mexico Obrador. Padahal ia akan bepergian ke Sinaloa, negara bagian yang terkenal dengan gembong narkoba Joaquim “El Chapo” Guzman. Sebenarnya Mixico memiliki pesawat kepresidenan jenis Boeing Dreamliner 787-8 yang dibeli seharga 218 juta dollar AS atau sekitar Rp 3 triliun. Namun tatkala ia menduduki jabatan presiden menggantikan Enrique Pea Nieto ia tidak menggunakannya sama sekali. (Kompas, 2019).
Bahkan baru dua hari menjabat sebagai Presiden Mexico, Andres Manuel Lopez Obrador memutuskan pesawat kepresidenan tersebut, sebagai langkahnya menepati janji pada saat kampanye. Akan tetapi, pesawat kepresiden yang dilelang setelah dua hari ia menjadi presiden di negeri berjuluk ”sambrero” itu, tak kunjung laku dibeli lantaran sepi pembeli. Pesawat itu pun parkir dihanggarnya sekitar sekitar enam tahun, baru kemudian laris di beli oleh Pemerintah Tajikistan pada tahun 2023 lalu. (Antara, 2023).
Pilihan Presiden Mixico AMLO menggunakan pesawat komersil, dengan ukuran kecil demi menghebat anggaran pengeluaran negara, yang diperuntukan kepadanya dalam perjalanan di tingkat nasional dan internasional. Dalam penilaiannya, ia tidak rela begitu saja menggunakan pesawat kepresidenan dengan biaya pembelian dan operasional yang mahal, sementara rakyat di negara yang berada di bagian utara benua Amerika itu hidup dalam kondisi yang miskin.
Rupanya ada rasa empati yang tinggi dari Presiden Mexico Obrador dengan kondisi rakyatnya tersebut, sehingga ia rela menurunkan kelasnya untuk bepergian dengan menggunakan pesawat komersil. Barangkali tindakannya tersebut mirip dengan quotes dari Ray Kroc (1902-1984) seorang pengusaha sukses berkewarganegaraan Amerika Serikat pada zamannya bahwa, “kualitas seorang pemimpin tercermin dalam standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri.” Dan benar adanya kata-kata bijak tersebut, dimana Presiden Mixico AMLO memberikan standar bersahaja demi rakyatnya Mexico.(**)