Connect with us

Pendidikan

Cilaka !! Kepsek SD 237 Malteng Robek Baju Guru Dihadapan Siswa, Hattu : Itu Preman, Harus Dievaluasi !!

Published

on

AMBON,DM.COM,-Dunia pendidikan kembali tercoreng, dengan sikap oknum tenaga pendidik. Betapa tidak, kali ini salah satu oknum kepala sekolah (Kepsek) bersikap arogan dan seperti preman merobek baju salah satu guru bantu.

Ironisnya, sikap arogan dan seperti preman itu dihadapan anak siswa di dua sekolah.

Ini terjadi di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Kepala Sekolah (Kepsek) SD 237 Malteng, Ny Martenci Siahaya, dilaporkan merobek baju, Meike Leihitu, salah satu guru disekolah tersebut, Sabtu (18/1/1025), sekira pukul 09.10 WIT.

Informasinya, hubungan Leihitu dengan Siahaya, renggang 2023 lalu. Belum diketahui penyebab Siahaya sering marah-marah kepada Leihitu di sekolah yang berlokasi di negeri Porto itu. “Kalau tidak salah Ibu Siahaya tidak suka sama ibu Leihitu, ketika anaknya Leihitu diterima jadi anggota TNI, sehingga ibu Siahaya sering cari-cari kesalahan ibu Leihitu di sekolah dengan marah-marah,”tutur sumber DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (18/1/2025).

Klimaksnya, memasuki libur tahun baru, Leihitu beberapa hari tidak masuk sekolah karena sementara urusan di Kota Ambon.”Nah, beberapa hari ibu Leihitu lupa tanda tangan daftar hadir ibu Siahaya marah-marah dan merobek daftar hadir, Jumat (17/1/2025),”terangnya.

Sementara, Siahaya merobek baju Leihitu dihadapan siswa SD 227 Malteng dan SD 237 Malteng satu komplek, Sabtu (18/1/2025), ketika arahan Siahaya bahwa para guru hadir di sekolah pukul 07.00 WIT, justeru Siahaya datang lebih awal.”Tujuanya, agar mencari kesalahan ibu Leihitu. Nah, disitu ibu Leihitu dimarahi dengan teriak-teriak, sehingga baju ibu Leihitu disobek,”jelasnya.

Sementara itu, Siahaya ketika dihubungi DINAMIKAMALUKU.COM, via aplikasi Whatshap terkait sikapnya kepada Leihitu termasuk merobek bajunya, dia tak kunjung merespon.

Sedangkan, Sekretaris Komisi IV DPRD Malteng, Demianus Hattu menyesalkan baju salah satu guru bantu di sekolah itu justeru disobek Kepseknya.” Tapi dengan cara merobek baju para guru bantu adalah tindakan preman. Itu jauh dari tugas dan fungsi sebagai guru,”kata Hattu, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Sabtu (18/1/2025).

Terlepas dari jabatan Kepsek, tegas Ketua Fraksi PDIP DPRD Malteng itu, Siahaya seorang guru.”Tentu sikap seperti itu didalam diri tidak ada tugas membina dan membimbing Siapapun dia bawahan, salah satu tugas dia membina dan membimbing,”jelas Hattu yang juga mantan Guru.

Mantan Wakil Ketua DPRD Malteng ini menilai, sikap Kepsek tersebut bentuk kegagalan pembinaan terhadap para Kepsek yang dilakukan Dinas Pendidikan dalam hal ini para Korwil di Saparua.

“Para Korwil gagal pembinaan. Ini jadi catatan kritis dinas pendidikan. Kepsek seperti itu tes harus psikologi dulu. Tindakan seperti itu tidak dibenarkan,”tandasnya.

Politisi senior PDIP ini mengaku, sikap Siahaya secara tidak langsung mempermalukan guru bantu, padahal prosfesinya sama.”Jadi yang satunya kepsek dan satu bawahan. Bukan Kepsek itu saja. Seantero Maluku dan Malteng tidak seperti itu. Itu bagi saya seperti preman. Mesti hati dingin. Pikiran panas, tapi Hati dingin. Nah, kalau pikiran panas hati tetap dingin.Ini memalukan. Dunia pendidikan tercoreng,”tegasnya.

Untuk itu, harap mantan wartawan senior ini, Dinas Penidikan lewat Korwil harus lihat persoalan ini. “Harus ada implementasi. Suka tidak suka. Ini atasan dan bawahan. Perlakuan seperti tidak rasional dalam dunia pendidikan. Ini era moderen. Kepsek harus ditinjau. Kalau tidak diitinjau oleh Kadis, Kadis tidak lakulan evaluasi seperti ini ribet. Bawahan atau guru bantu dimana mengadu nasibnya. Ini yang harus disikapi. Terutama yang bertangungjawab dinas di Saparua. Ini kegagalan. Ini banyak kasus,”pungkasnya.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *