Ragam
Nakhoda KM Sanus 71 : Selama Ini Ibadah di Kapal, Tak Ada Pendeta Ketemu Saya Saat Itu !!

AMBON,DM.COM,-Nakhoda KM Sabuk Nusantara (Sanus) 71, Khalik Iskandar Boyratan mengatakan, selama ini dirinya mempersiapkan fasilitas bagi umat Kristiani ibadah di Kapal yang dinakhodainya.
“Selama pelayaran sudah beberapa kali pelayanan ibadah minggu diatas Kapal, selama pelayaran dari dan ke Kabupaten Maluku Barat Daya. Bahkan ketika saya bertugas di Papua, selalu ibadah diatas kapal,”kata Boyratan, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Kamis (6/7/2023).
Pernyataan Boyratan, sekaligus menepis pernyataan Pendera Frids Kokihara, kalau pihak KM Sabuk Nusantara 71 seolah-olah tidak menanggapi permintaan ibadah minggu diatas Kapal. “Biasanya,,Kalau ada permintaan ibadah kami selalu siapkan tempat. Dulu tidak ada tempat, tapi sekarang biasanya kita pakai dek 1 untuk ibadah Minggu. Biasanya, kalau ada permintaan ibadah, kita umumkan jam ibadah, sehingga jika ada yang putar music agar segera dihentikan. Jadi kami kawal ibadah hingga selesai,”terangnya.
Soal, tudingan Pendeta Kokiraha, kalau sudah koordinasi selama tiga kali, tapi pihak Kapal tidak menanggapi ibadah diatas Kapal, dua mengaku.”Saat itu, saya tidak tahu. Tak Benar para pendeta koordinasi dengan saya untuk ibadah. Nah, kalau saya tahu waktu itu pasti dilakukan ibadah Minggu,”tuturnya.
Tak hanya itu, soal penumpang membeli air panas satu termos Rp 15 ribu, dia menegaskan, jika beli air panasdi kantin pasti dikenakan biaya. Sebab, mereka kontrak tempat diatas kapal untuk berjualan tidak salah setiap bulan mereka setor ke Pelni kurang lebih Rp 15 juta setiap bulan. Apalagi, mereka beli air galon untuk dijual,”jelasnya.
Apalagi, ingat dia, pihaknya hanya mengawasi. Dia mengaku, jika ada pelanggaran pihaknya tegur. “Jadi ada group untuk pengaduan. Kenapa tidak sembarang orang cas handphone. Kebanyakan bawa rescucer. Ditakutkan closet. Kita arahkan cas 1 titik. Bisa masak disitu. Pernah meledak terminal. Jadi semangatnya untuk keselamatan selama pelayaran. Air tawar kita batasi. Jam 10 malam kita matikan. Tapi sebelum matikan drum kita isi penuh,”jelasnya.
Tak hanya itu, putra Kei Kecil ini mengaku, dirinya memimpin pelayaran di sejumlah pulau di MBD, dengan tulus dan ikhlas. Bahkan, ingat dia, selama pelayaran dan kapal menyinggahi sejumlah pelabuhan dirinya sering turun menyapa warga.
“Saya sering turun di pelabuhan turun. Orang Dawelor itu sangat mengenal kita. Kita layani penumpang dengan hati,”katanya.
Bahkan, ingat dia, ketika kapal yang dinakhodai kena warning karena cuaca buruk, 2022 lalu, di pelabuhan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dirinya memerintahkan agar penumpang yang berjumlah 250 orang diberikan makan selama 2 hari.”Sampai stok kita habis. Saya sudah sampaikan ke ABK, kalau ada apa-apa dengan mereka (penumpang) saya bertangungjawab. Jadi kami kasih makan siang malam. Kami kasih makan para penumpang sampai kapal jalan,”pungkasnya.(DM-01)
