Connect with us

Hukum

Proyek Embung “Abunawas” di MBD, APH Didesak Periksa Pejabat BWS

Published

on

AMBON,DM.COM,-Sejumlah proyek yang dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, asal-asalan atau amburdul, kembali disoroti.

Kali ini, sejumlah embung yang dikerjakan BWS didaerah itu, amburadul karena dikerjakan asal asalan. Sebelumnya, proyek embung dan air baku di MBD yang tidak dinikmati secara baik juga disoroti anggota DPRD Provinsi Maluku, Anos Yeremias.

Kali ini, salah satu tokoh masyarakat MBD, Herman Siamiloy, ikut bersuara menyoroti BWS. Dia menduga, proyek bernilai ratusan miliar itu mubazir. Karena itu, Aparat Penegak Hukum (APH) diminta periksa Kepala BWS dan staf yang bertangungjawab kerja proyek tersebut.

Proyek embung  yang sering disoroti karena besteknya jauh dari harapan, yakni
desa Tomra, Kecamatan  Letti,yang sudah selesai di bangun, Desa Tounwawan, Desa Klis , dan Desa Kaiwatu, Kecamatan Moa yang masih dalam perencanaan, tetapi sudah memenuhi semua persyaratan, namun belum dikerjakan.

Salah satu tokoh masyarakat MBD,
Herman Siamiloy meminta aparat penegak hukum menelusuri sejumlah proyek yang dikerjalan BWS, karena diduga terjadi tindak pidana korupsi.

“Banyak embung yang mengalami kerusaan, karena kualitasnya jauh dari harapan. Sebab selain tidak berfungsi setelah dikerjakan ada juga pekerjaanya tidak sesuai dengan spek,”beber Siamiloy, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Rabu (22/1/2025).

Dia mencontohkan, embung yang dibangun di desa Tomra Pulau Letti, lebarnya 100 meter dan di spek 50 meter tetapi yang  dikerjakan hanya sekitar 20 meter. Pertanyaannya dimana sisa 30 meter, apakah di mark up?

“Saya menduga keras terjadi mark up. Ini yang harus diusut APH. Ini proyek abunawas namanya,”pintanya.

Dia berharap, kedepan setiap proyek yang dikerjakan BWS mesti perencanaan yang baik dan diawasi APH.”Kalau tidak amburadul dan tidak dinikmati masyarakat khususnya didaerah terluar tertinggal dan terdepan seperti di MBD,”ingatnya.

Apalagi, ingat putra Tounwawan ini,
  ada embung yang pernah di bangun di kaki Gunung Kerbau puluhan tahun yang lalu sudah 100 persen dikerjakan, tetapi mubasir karena tidak berfungsi akibat temboknya jebol.

“Untuk diketahui BWS Maluku pernah membangun embung di desa Batumiau pulau Letti, desa Purpura , Desa Nomaha dan Desa Oirata di Pulau Kisar, namun lagi-lagi mubasir alias tidak di fungsikan karna pekerjaannya asal-asalan,”tegasnya.

Dia berharap, selain APH ikut mengawasi proyek yang dikerjakan BWS, wakil rakyat di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat intensif mrlengawasi proyek abunawas BWS.

“Anggota dewan jangan dududuk, diam dan duit saja. Turun lapangan dan awasi proyek yang berdampak kepada masyarakat,”harapnya.

Tak hanya itu, dia juga minta kepada Menteri PUPR melalui Pj Gubernur Maluku, atau Gubernur Maluku. terpilih agar pada saatnya menggantikan pimpinan atau  oknum BWS yang tidak becus kerja di MBD.

“Kaena masih banyak SDM Anak Maluku yang belum diberikan kepercayaan sebagai Pejabat di BWS dan posisi lainya,”pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan DINAMIKAMALUKU.COM sebelumnya, Proyek air baku dan embung yang dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, senilai ratusan miliar di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (MBD-KKT), dilaporkan mubazir.


Sebab, proyek tersebut tidak berfungsi, sehingga tidak dinikmati secara baik oleh masyarakat didua daerah itu untuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan pertanian.

“Banyak sekali menara gading yang dibangun BWS tidak OP (operasional). Dan manfaatnya pun kurang dirasakan oleh masyarakat di MBD dan sebagian KKT. Masyarakat mengeluh kepada saya ketika kunjungan reses,”kata anggota DPRD Provinsi Maluku, Anos Yeremias, kepada DINAMIKAMALUKU.COM, Rabu (8/1/2025).

Dia mencontohkan, air baku yang dibangun menggunakan APBN di sejumlah wilayah di MBD, Pemerintah desa beberapa kali menemui kepala BWS Maluku ketika itu dijabat Marva dan Satker Din Tuasikal.

“Ketika itu dijanjikan penambahan alat dan lain-lain, tapi tak kunjung realisasi hingga saat ini. Akibatnya air baku dibiarkan begitu saja dan tidak dinikmati oleh masyarakat,”kesal wakil rakyat dari daerah pemilihan KKT-MBD itu.

Dia mencontohkan, air baku di Oirata Timur, Pulau Kisar. Ketika itu, mantan Ketua Komisi III DPRD Maluku itu,  bersama Pemdes setempat mendatangi pihak BWS.”Tapi, sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Memang proyeknya sudah selesai tapi dibiarkan begitu saja,”ingatnya.

Tak hanya disitu, politisi Partai Golkar ini mengaku, sejumlah proyek Embung banyak dibangun di MBD dan KKT, tapi tidak bermanfaat karena pemeliharaan tidak ada. “Ada Embung. Di KKT dan Desa Tomra serta Batumiau kecamatan Letti, Pura-pura dan Nomaha, Kecamatan Kisar Selatan, Kabupaten MBD mengalami kebocoran karena tidak ada pemeliharaan,”bebernya.

Dia berharap, pihak BWS melalui Satker untuk memperhatikan air baku dan Embung yang dibangun agar berfingsi dengan baik, sehingga dapat dinikmati masyarakat setempat.”Jangan sampai proyek bernilai ratusan miliar mubazir bagitu saja tanpa dinikmati oleh masyarakat,”pungkasnya.(DM-04)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *