Kesehatan
Warga Letti Mengeluh Obat Habis di Puskesmas Serwaru, Ini Kata Kapus

AMBON,DM.COM,-Warga Kecamatan Letti, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mengeluh terhadap pelayanan Puskesmas Serwaru. Pasalnya, mereka mengaku, minimnya ketersediaan obat-obatan dan sarana prasarana serta alat kesehatan, sehingga mengganggu warga ketika mendapat perawatan di puskesmas tersebut.
Ironisnya, warga yang berobat harus mengeluarkan uang untuk membeli obat di apotik didaerah yang berbatasan langsung dengan negara Australia dan Timor Leste itu.
“Keluhan masyarakat Kecamatan Letti terhadap pelayanan di Puskesmas Serwaru yang mengecewakan,”kata salah satu warga Letti, Henci Korseli, melalui statusnya di laman Facebook, yang dikutib DINAMIKAMALUKU.COM, Kamis (23/1/2025).
Untuk itu, dirinya memohon perhatian dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan, Penjabat Gubernur Maluku, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Bupati MBD, Kepala Dinas Kesehatan MBD, dan anggota DPRD MBD agar melihat persoalan di Puskesmas itu. “Ini keluhan yang kami sampaikan,”harapnya.
Pertama, kata dia, warga merasa kecewa karena Puskesmas Serwaru, terlalu miskin dalam segala hal seperti ketersediaan obat-obatan di Puskesmas itu. “Pihak Puskesmas mengatakan bahwa obat-obatan kosong, sehingga semua pasien diarahkan untuk beli obat di Apotek,”sebutnya.
Kedua, lanjut dia, air Infus atau cairan yang diberikan dalam tubuh pasien juga kosong.”Anehnya, Plester untuk Lakban jarum pasien diarahkan beli di Apotik. Parahnya lagi, pasien sementara pasang oksigen, lampu padam. Ini bahaya bagi pasien yang berobat di Puskesmas itu,”bebernya.
Karenanya, dia mempertanyakan, apakah warga Letti bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau tidak.”Dimanakah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ?. Apakah ini kesalahan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Serwaru. Demikianla keluhan yang kami sampaikan. Merdeka !!,”pungkasnya putra Desa Tomra itu.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Serwaru, Minggus Pieter menanggapi postingan Henci Korsely.”Nah, yang katong mau klarifikasi adalah, Pasien itu diarahkan untuk membeli obat di apotek karena memang obat-obatan yang dia butuhkan tidak ditanggung BPJS,”kata Pieter, ketika dihubungi DINAMIKAMALUKU.COM, Kamis (23/1/2025).
“Dan pasti sebelumnya, dokter/perawat sudah tanya apakah pasien bersedia membeli. Kalau mereka sudah bersedia, baru dikasih resep untuk membeli obat. Tapi kalo tidak ya kita layani dengan obat-obatan yang ada,”jelasnya.
Untuk itu, dia menegaskan, tidak semua pasien harus beli obat di apotek.”Harusnya dia juga bersyukur, dari pelayanan Puskesmas Serwaru itu kondisinya membaik. Kemarin malah sudah kontrol di poli rawat jalan dan sudah diberi obat lanjutan, semuanya dapat dari puskesmas,”tegasnya.(DM-01)
“
.
